Mengenal Pohon Tertua di Australia yang Berusia 60 Juta Tahun

Dasar Binatang
Menyajikan sisi unik dunia binatang, menjelajah ke semesta eksotisme lain margasatwa
Konten dari Pengguna
13 Oktober 2020 20:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dasar Binatang tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pinus Wollemi (Wollemia nobilis) Foto: Screen Youtube ABC News (Australia)
zoom-in-whitePerbesar
Pinus Wollemi (Wollemia nobilis) Foto: Screen Youtube ABC News (Australia)
ADVERTISEMENT
Pinus uhon (Lagarostrobos franklinii), yang banyak ditemukan di Tasmania, merupakan salah satu pohon tertua di Australia. Batang tertua ditemukan berusia hingga 2.000 tahun. Pinus huon termasuk dalam tumbuhan klonal, di mana batang di atas tanah memiliki stok akar yang sama. Namun, tanaman klonal juga ditemukan pada raja holly (Lomatia tasmanica), yang berusia 43.000 tahun. Sama dengan huon, raja holly banyak tumbuh di Tasmania.
ADVERTISEMENT
Sebuah tulisan oleh Cris Brack dan Matthew Brookhouse, dari Australian National University, yang dimuat dalam The Conversation, mengatakan, pohon klonal tertua bisa jadi pinus wollemi (Wollemia nobilis), yang umurnya diperkirakan lebih dari 60 juta tahun.
Pinus wollemi mengkloning dirinya sendiri dan membentuk tiruan genetik yang tepat. Sebelumnya, wollemi dianggap punah sampai ditemukan kembali pada populasi kecil di Taman Nasional wollemi tahun 1994. Komponen batang tertua di atas tanah, yang disebut dengan ‘pohon bill’, berusia sekitar 400-450 tahun. Tetapi, pinus menumbuhkan banyak batang, jadi akar pohon bill mungkin berumur lebih dari 1.000 tahun.
Jika tidak ada manusia yang memberikan label atau tanda kapan sebatang pohon pertama kali tumbuh, lalu bagaimana umurnya saat ini dapat ditentukan? Pepohonan itu sendiri dapat membantu memberi tahu usianya, tetapi ukuran pohon bukanlah jaminan. Pohon yang besar belum tentu termasuk dalam usia tua, mungkin saja spesies tersebut mampu tumbuh subur dengan cepat.
ADVERTISEMENT
Cara yang jauh lebih dapat diandalkan untuk menentukan usia pohon adalah mengidentifikasi kayunya dan ilmu dendrokronologi, atau penanggalan cincin pohon. Banyak pohon meninggalkan berbagai jenis bahan dinding sel sebagai respons terhadap pola musiman cahaya, suhu, atau kelembaban. Dinding sel yang diletakkan pada awal musim pertumbuhan terlihat berbeda dengan yang diletakkan pada akhir musim. Lingkaran pertumbuhan tahunan dapat dilihat melalui penampang pohon.
Pola pertumbuhan sebuah pohon juga dapat dikorelasikan dengan peristiwa besar, seperti kekeringan bertahun-tahun atau letusan gunung berapi yang memuntahkan material ke atmosfer dan pada akhirnya masuk ke dalam kayu pohon.
Pohon dapat hidup panjang umur berkat struktur kayu dan mekanisme pertahanan. Dinding sel kayu sangat kuat dan tahan terhadap kerusakan. Faktanya, para ilmuwan baru-baru ini menemukan dinding sel mengandung struktur selulosa nanokristalin, di mana zat ini yang paling resilien untuk bobotnya.
ADVERTISEMENT
Kayu pada akhirnya akan kalah dengan penguraian yang dilakukan oleh serangga dan jamur. Meskipun hanya sedikit nutrisi atau energi dalam kayu, ada banyak organisme yang memanfaatkannya. Tetapi, pohon juga mampu melakukan perlindungan diri, Ketika salah satu individu terancam, maka pohon lain akan mendapatkan tanda bahaya untuk melawan kematian dan pembusukan.
Kematian pohon banyak terjadi bahkan sebelum mencapai kematangan. Bibit dan pohon muda mungkin mati karena berkecambah di area yang kekurangan air, nutrisi, atau cahaya untuk menjaganya tetap hidup saat dewasa.
Pohon muda juga terkadang gagal dalam mengembangkan mekanisme pertahanan terhadap invasi organisme lain. Banyak pohon yang mati karena badai angin, kebakaran atau kekeringan, kerusakan oleh hewan dan manusia yang sangat bergantung pada pohon.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, pohon sekarat banyak sekali disebabkan oleh perubahan lingkungan yang tidak dapat diatasi, seperti perubahan iklim, pembebasan lahan, pembangunan, perluasan pertanian, polusi, dan terlalu banyak pupuk yang beracun.
Gen pinus Wollemi telah bertahan selama jutaan tahun. Berbagai zaman es dan periode pemanasan, bahkan kepunahan dinosaurus dan kebangkitan manusia, telah dilaluinya. Saat ini, banyak ilmuwan dan pengembang tanaman menyebarkan bibit pohon pinus Wollemi ke seluruh dunia dan tahan dalam kondisi berbagai macam iklim. Inisiasi ini menunjukkan bahwa risiko kematian secara substansial berkurang pada spesies tersebut dan merupakan angin segar agar Wollemi yang mengagumkan tetap lestari.