Apa Jadinya Jika Donald Trump dan Kim Jong Un Bertemu?

2 Mei 2017 18:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Donald Trump (Foto: REUTERS/Jonathan Ernst)
Korea Utara tidak disangsikan lagi telah menganggap Amerika Serikat sebagai musuh abadi. Di masa pemerintahan Barack Obama, AS melancarkan sanksi dan embargo terhadap Korut yang dianggap melanggar resolusi PBB soal rudal balistik.
ADVERTISEMENT
Presiden AS enggan bertemu dengan pemimpin Korut. Terutama karena AS berada di belakang Korea Selatan dalam Perang Korea yang berakhir dengan gencatan senjata.
Namun Donald Trump dalam sebuah pernyataannya yang mencengangkan mengaku tidak keberatan jika harus bertemu dengan Kim Jong Un, pemimpin Korut.
"Tentu saja, dia cukup cerdas," kata Trump dalam wawancara dengan Bloomberg saat ditanya apakah dia akan bertemu dengan Kim Jong Un.
"Akan sangat pantas untuk saya bertemu dengan dia. Saya akan merasa terhormat melakukannya," lanjut Trump lagi.
Kom Jong Un reskimkan jalan Ryomyong (Foto: Damir Sagolj/Reuters)
Trump dan Kim Jong Un ada di kutub yang berseberangan. Jarang ada pemimpin negara bermusuhan bertemu. Tidak pernah ada catatan Theodore Roosevelt bertemu dengan Adolf Hitler, atau George Bush bertemu dengan Saddam Hussein.
ADVERTISEMENT
Tapi bukannya tidak mungkin. Buktinya John F Kennedy pernah menemui Nikita Khrushchev di Wina, atau Richard Nixon bertemu Mao Zedong di Beijing.
Associated Press (AP) mengulas soal kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jika memang benar pertemuan Trump dan Kim jadi terlaksana.
Lokasi pertemuan
Kemungkinan terbesar pertemuan itu dilaksanakan di Zona Demiliterisasi, buffer zone di perbatasan antara Korea Utara dan Korea Selatan. Di tempat ini terdapat ruang perundingan yang terletak di tengah-tengah perbatasan kedua negara.
Namun AP menuliskan, bisa jadi kedua negara memilih tempat yang netral, Swiss misalnya. Gedung Putih kemungkinan besar tidak akan menjadi tempat diadakan pertemuan itu. Kim Jong Un akan sulit masuk Amerika, terutama dalam perizinan visa.
ADVERTISEMENT
Peresmian Jalan Ryomyong oleh Kim Jong Un (Foto: Damir Sagolj/Reuters)
Atau bisa saja pertemuan dilakukan di atas laut. Seperti halnya pertemuan antara George H.W. Bush dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev tahun 1989 yang diadakan di atas di laut Malta.
Bisa juga di Pyongyang. Menteri Luar Negeri AS Madeleine Albright pernah menyambangi Pyongyang pada tahun 2000 untuk bertemu dengan Kim Jong Il.
Topik pembicaraan
Topik yang paling utama yang akan dibicarakan tentu saja pelucutan senjata nuklir. Topik lainnya adalah pemberian bantuan untuk Korut, seperti halnya perundingan yang sudah-sudah.
Akan dibicarakan juga hubungan dengan Korea Utara, uji rudal balistik, dan uji nuklir yang membuat sekutu AS yaitu Jepang dan Korut waspada.
Donald Trump. (Foto: REUTERS/Carlo Allegri )
Reaksi
ADVERTISEMENT
Reaksi tentu saja akan muncul dari negara-negara sekutu dan musuh Korut, yaitu China, Rusia, dan Korea Selatan.
Korsel akan mengalami ketegangan jika ada kesepakatan yang merugikan mereka. Pasalnya selama ini AS adalah pelindung mereka dari ancaman rudal Korut.
Sementara itu China akan semakin khawatir pengaruh AS di kawasan kian besar. Selama ini China mengecam campur tangan AS dalam berbagai isu di Asia, salah satunya adalah kisruh di Laut China Selatan.
Rusia akan mengamati dari jauh dengan kekhawatiran besar. Pertemuan itu bisa mengubah peta hubungan antara Rusia dengan China, AS dan Korut.
Sedangkan bagi media, pertemuan antara Trump dan Kim adalah berita besar dan akan menjadi foto-foto terbaik tahun ini.
ADVERTISEMENT