Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Simpang Siur 3 WNI yang Tewas Ditembak Militer Filipina
30 April 2017 11:13 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Militer Filipina menyerang kamp kelompok Abu Sayyaf dan Maute Group di Mindanao Selatan. Puluhan anggota kelompok itu tewas.
ADVERTISEMENT
Serangan udara dan darat itu dilakukan pada 22-24 April lalu. Militer Filipina mengklaim menewaskan 4 orang asing, 3 di antaranya WNI.
Bukti yang didapatkan militer Filipina yakni paspor atas nama Ilham Syahputra. Hanya satu paspor saja yang ditemukan dari salah satu jenazah.
Soal tewasnya WNI ini Wakapolri Komjen Syafruddin sudah menyampaikan bahwa Polri mengirimkan tim melakukan pengecekan.
Informasi yang diperoleh kumparan (kumparan.com) Minggu (30/4) jasad yang tewas dan disebutkan sebagai WNI terdapat di Kamp Maute, Barangay Gacap, Piagapo, Lanao del Sur.
Lokasi itu berada 2 jam dengan mobil dari Marawi City. Kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 30 menit dari desa terdekat. Lokasi berada di jalur perbukitan.
ADVERTISEMENT
Lokasi itu memang menjadi persembunyian kelompok Maute yang terafiliasi dengan ISIS. Salah seorang pemimpin kelompok Maute yang bernama Abelino atau Imam kerap mengaku kepada warga sekitar membawa warga Indonesia, Malaysia, dan Afrika Selatan.
Kelompok Maute, dikenal sebagai kelompok teroris yang cukup gencar melakukan rekrutmen anggota dari kalangan anak muda.
Anggotanya sudah mencapai 200 orang dan kerap melakukan pembunuhan dengan pemenggalan kepala terhadap orang-orang yang menentang mereka. Mereka memiliki keinginan menguasai daerah Lanao del Sur sebagai jaringan mereka.
Dalam serangan udara itu ada empat orang yang belum dikenali warga. Belakangan dua jasad dikenali sebagai Imam pimpinan Maute dan Juhabier warga Filipina.
ADVERTISEMENT
Informasi yang diperoleh, tim KJRI Davao dan kepolisian sudah melakukan pengecekan pada jasad diduga WNI.
Namun dua jasad yang belum dikenali tersebut sudah sulit dikenali termasuk untuk cek sidik jari karena kulitnya terkelupas.
Sebenarnya pernyataan militer Filipina terkait korban tewas yang berasal dari WNI diduga karena mendapat informasi dari masyarakat karena ada empat jenazah yang tidak dikenali (belakangan dua jenazah dikenali).
Foto yang diperoleh dari warga dan polisi juga kabarnya berbeda dengan sosok Ilham.
Pertempuran militer Filipina dan kelompok-kelompok perlawanan itu sendiri masih terjadi. Apakah ada WNI di antara kelompok-kelompok itu, juga belum bisa dipastikan.