White Helmets Indonesia Bantah Terlibat Militan di Suriah

5 Mei 2017 14:33 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Aktivitas White Helmets Indonesia di Ponorogo (Foto: Dok. White Helmets Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas White Helmets Indonesia di Ponorogo (Foto: Dok. White Helmets Indonesia)
White Helmets Indonesia (WHI) membantah organisasi bantuan kemanusiaan tersebut terlibat dengan kelompok militan di Suriah. Menurut mereka, tuduhan tersebut tidak berdasar dan tidak berdalil hukum.
ADVERTISEMENT
"Tuduhan ini berasal dari cocoklogi yang tidak berdasar. Mereka membuat analisa tidak kredibel dengan modal foto sosok tertentu untuk menjelekkan White Helmets Suriah (SCD) sebagai 'teroris'," kata juru bicara WHI, Pega Aji Sitama, kepada kumparan (kumparan.com), Jumat (5/5).
Pega mengatakan WHI dibentuk di Bandung pada April lalu dan yayasan induk lembaga ini telah terdaftar di Dinas Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan di kota Bandung per April 2017.
White Helmets terkenal di Suriah sebagai organisasi relawan kemanusiaan Pertahanan Sipil Suriah (SCD), yang dikenal dengan julukan White Helmets karena kerap memakai helm putih ketika menyelamatkan korban bencana.
Aktivitas White Helmets Indonesia di Ciwidey (Foto: Dok. White Helmets Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas White Helmets Indonesia di Ciwidey (Foto: Dok. White Helmets Indonesia)
White Helmets yang bekerja di wilayah operasi daerah-daerah oposisi Bashar al-Assad kerap dituding pembantu militan. Bahkan beberapa foto viral di internet soal penderitaan anak-anak Suriah disebut sebagai "settingan" White Helmets. Tuduhan ini tidak bisa dibuktikan kebenarannya.
ADVERTISEMENT
Menurut Pega, WNI terdiri dari anggota yang "sejak dulu mengkampanyekan Indonesia yang damai, aman dan tenteram, berkaca dari konflik Suriah yang menghancurkan negara itu."
Selain itu, kata dia, SCD juga bekerja sama dengan Bulan Sabit Merah Suriah (SARC). SARC adalah lembaga kemanusiaan resmi yang diakui pemerintahan Bashar al-Assad.
"Daripada haters menyerang kami dengan tuduhan fitnah penambah dosa, hendaknya mereka protes dulu ke rezim Assad yang membiarkan SARC bekerja bersama SCD. Kan katanya SCD terkait "grup teroris" dan "milisi pemberontak", kok malah nongkrong bareng lembaga kemanusiaan resmi Suriah?" ujar Pega.
Aktivitas White Helmets Indonesia di Ponorogo (Foto: Dok. White Helmets Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas White Helmets Indonesia di Ponorogo (Foto: Dok. White Helmets Indonesia)
Tudingan terafiliasi dengan militan Suriah juga dilayangkan karena beberapa orang relawan WHI pernah menyalurkan bantuan ke wilayah-wilayah konflik di Suriah. Menurut Pega, tuduhan ini sangat tidak berdasar.
ADVERTISEMENT
Pega mengambil contoh lembaga Dokter Lintas Batas (Médecins Sans Frontières/MSF) selalu membangun klinik di daerah oposisi Suriah, di bibir paling depan konflik. Hal ini tidak lantas membuat MSF terlibat militansi.
"Apa NGO Prancis, Médecins Sans Frontières (MSF) bakal diuding mengimpor perang ke berbagai negara?" kata Pega.
Contoh lainnya, kata Pega, adalah misi kemanusiaan Mer-C yang pentolannya adalah dr Joserizal Jurnalis. Menurut Pega, dr Jose merawat milisi Taliban di Kandahar ketika Amerika menyerang Afghanistan.
Aktivitas White Helmets Indonesia di Ponorogo (Foto: Dok. White Helmets Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Aktivitas White Helmets Indonesia di Ponorogo (Foto: Dok. White Helmets Indonesia)
"Kenyataannya, misi Mer-C di sana tidak kena tuduh macam-macam. Tidak ada yang menuding mereka terkait milisi bersenjata," tutur Pega.
"Karena itulah, orang-orang yang menuduh WHI afiliasi FSA ini apa dalil hukumnya?" lanjut Pega lagi.
ADVERTISEMENT
WHI mengaku telah mengirim email kepada SCD untuk memberitahu soal pendirian WHI. Namun sifatnya hanya "sowan" dan silaturahmi saja. Nama White Helmets, kata Pega, bisa digunakan oleh siapa saja.
"White Helmets bukan nama yang sudah dibakukan secara formal administrasi. Sementara ini nama tersebut baru sebatas panggilan atau sebutan dari publik internasional bagi para SCD dan para personelnya. Jadi secara hukum bebas digunakan siapa saja," kata Pega.