Konten dari Pengguna

Perang Dunia Ketiga di Depan Mata, Inilah Dampaknya Terhadap Ekonomi RI

Dewi Trisna Larasati
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Prodi Ekonomi Pembangunan
3 Februari 2022 14:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dewi Trisna Larasati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Konflik yang terjadi antarnegara dapat memicu terjadinya perang dunia ketiga, lalu apa dampaknya terhadap ekonomi Indonesia?

Sumber Ilustrasi : https://www.shutterstock.com/image-vector/soldiers-fighting-war-173362601
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Ilustrasi : https://www.shutterstock.com/image-vector/soldiers-fighting-war-173362601
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perang dunia ketiga semakin mengancam dunia pada awal tahun 2022 ini. Yang terbaru adalah perseteruan antara negara Rusia dan Ukraina, hal ini terjadi karena Ukraina menuduh Rusia telah menyiapkan invasi kepada negara mereka dalam waktu dekat ini. Negara Amerika Serikat dan NATO juga terlibat dalam perseteruan dua negara ini. Sekitar 100.000 pasukan Rusia diyakini telah berada di perbatasan dan bersiap-siap untuk menyerang Ukraina.
ADVERTISEMENT
Bala bantuan telah dikirimkan oleh Amerika Serikat dan NATO kepada Ukraina berupa pasukan keamanan kemudian jet tempur ke wilayah laut dan juga kapal perang. Ini berguna untuk mengantisipasi jika Rusia benar-benar akan melakukan penyerangan kepada Ukraina.
Penyebab dari perseteruan ini dikarenakan hubungan yang semakin erat antara Ukraina dengan Amerika Serikat dan juga NATO. Namun, Presiden Rusia Vladimir Putin berulang kali memberi bantahan bahwa Rusia tidak menyiapkan invasi kepada Ukraina dan Rusia juga tidak pernah mengancam negara mana pun.
Tetapi, Rusia terus mengerahkan pasukan ke perbatasan dengan alasan menggerakkan militer di wilayah negaranya sendiri merupakan hak dan kedaulatannya. Justru Rusia menganggap bahwa adanya kekacauan antarnegara ini disebabkan karena NATO mengirimkan bantuan keamanan dan senjata kepada Ukraina. Hal ini dianggap dapat mengancam keamanan negara Rusia.
ADVERTISEMENT
Presiden Rusia Vladimir Putin meminta kepada NATO untuk berhenti memperluas pengaruh terhadap negara-negara di sekitar perbatasan Rusia. Selain itu, Rusia juga meminta agar NATO tidak menerima Ukraina sebagai anggotanya. Dalam hal ini, Ukraina menegaskan bahwa negaranya bisa menjalin hubungan dan kerja sama dengan negara mana pun bahkan NATO. Ukraina menganggap Rusia tidak memiliki hak untuk melarang NATO atau negara mana pun untuk tidak berhubungan ataupun bekerja sama dengan negaranya.

Lalu apa dampak terjadinya konflik antarnegara ini terhadap ekonomi RI?

Pada rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi perhatian khusus terhadap masalah ini yang dikhawatirkan dapat memicu terjadinya perang dunia ketiga karena perseteruan Rusia dan Ukraina ini menyeret negara Amerika Serikat dan Eropa.
ADVERTISEMENT
Konflik yang terjadi menyebabkan pasar global tidak dapat berjalan dengan stabil. Karena mata uang Rusia merosot, indeks saham utama yang ada di negara Rusia jatuh. Selain itu bank sentral juga akan menghentikan pembelian mata uang asing.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, jika kondisi ini tidak dapat dikendalikan, harga komoditas khususnya energi dapat terpengaruh. Sebagai pengimpor BBM (Bahan Bakar Minyak) Indonesia akan terkena dampak yang cukup serius dari sisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan juga dari sisi inflasi.
Lebih lanjut, permasalahan yang juga diperhatikan adalah pemerintahan Amerika Serikat memiliki rencana untuk memberikan izin kepada diplomatnya yang berada di Cina agar meninggalkan negara tersebut.