Kilas Balik Pemicu Inggris Memutuskan untuk Keluar dari Uni Eropa

Dhea Marchelina
Mahasiswa S1 Ilmu Hubungan Internasional Universitas Andalas
Konten dari Pengguna
28 Mei 2022 20:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dhea Marchelina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Keluarnya Ingris dari Keanggotaan Uni Eropa. Sumber: https://www.shutterstock.com/id/image-vector/brexit-negotiations-crowd-manipulation-concept-vector-1311025424
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Keluarnya Ingris dari Keanggotaan Uni Eropa. Sumber: https://www.shutterstock.com/id/image-vector/brexit-negotiations-crowd-manipulation-concept-vector-1311025424
ADVERTISEMENT
Inggris yang merupakan salah satu negara maju di dunia, yang terkenal dengan Big Ben-nya sebagai simbol iconic negara, memutuskan untuk menarik diri dari keanggotaan Uni Eropa, yaitu institusi terbuka dan demokratis, ini dipicu oleh kondisi dan situasi yang berbenturan dengan berbagai keuntungan dan kemudahan karena tidak menghindarkan keputusan Inggris dalam menarik diri dari Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
Uni Eropa ditetapkan dalam perjanjian yang telah disetujui secara sukarela dan dipilih secara demokratis oleh anggota dari berbagai negara anggotanya. Tujuan utama dari pembentukan Uni Eropa, yaitu pada awalnya sebagai lembaga yang dapat memerintah secara terbuka dan demokratis serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, kebebasan, persamaan, dan keadilan guna menciptakan kondisi masyarakat Eropa yang damai, stabil dan sejahtera. Tujuan ini dicapai melalui upaya penetapan kebijakan di berbagai bidang, seperti lingkungan, ekonomi, politik, hubungan luar negeri, keamanan dan migrasi. Bukan hal yang mudah untuk menjadi keanggotaan Uni Eropa karena Uni Eropa menyeleksi secara ketat untuk mengadopsi suatu negara untuk menjadi anggotanya.

Lalu apa yang menyebabkan Inggris untuk menarik diri dari Uni Eropa?

Inilah yang menjadi beberapa faktor yang diketahui oleh masyarakat dunia menyebabkan Inggris menarik diri dari Uni Eropa pada 1 januari 2021 yang lalu.
ADVERTISEMENT
1. Sikap kritis Inggris
Dalam integrasi Kawasan Eropa, Inggris seringkali memberikan kritik state centric, yaitu tidak diinginkannya kebijakan yang dibuat dan ditentukan oleh eksekutif negara secara rinci, tetapi tetap dikendalikan oleh masing-masing negara.
2. Sikap penolakan dari Inggris
Penolakan dari Inggris berupa:
3. Proses integrasi keuangan yang tidak diikuti oleh Inggris
Inggris tidak mau mengikuti proses pembentukan EMU sejak 1 Januari 1999 untuk memperkenalkan mata uang euro antar negara anggota.
ADVERTISEMENT
Waktu pun berlalu sangat cepat, kini Inggris sudah keluar dari keanggotaan Uni Eropa, nah adakah yang menjadi perbedaan perubahan kondisi Inggris setelah berdiri sendiri diluar kendali Uni Eropa?
Tidak bisa dipungkiri sebenarnya keluar dari keanggotaan Uni Eropa pada awalnya tidak membuat Inggris makmur seutuhnya, karena inggris harus menata kembali negara mereka dan mulai beradaptasi tanpa dibawah kendali Uni Eropa seperti sebelumnya. Boris Johnson yang merupakan tokoh utama yang mempengaruhi Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa pada referendum 2016 silam merasa sangat bahagia dan mengatakan ini adalah ‘momen yang menakjubkan bagi Inggris Raya’.
Lalu, apa yang berubah?
• Inggris harus melalui sistem imigrasi untuk mengunjungi negara-negara yang menjadi anggota Uni Eropa, imigrasi ini merupakan berbasis poin.
ADVERTISEMENT
• Visa, ya tentu saja warga Britania raya ini harus membawa visa mereka jika melakukan perjalanan lebih dari 90 hari lamanya.
Duty Free Shopping sudah bisa diberlakukan.
• Rumitnya dokumen yang dipersiapkan bagi para pengusaha Inggris yang menjalankan bisnis mereka di negara-negara Uni Eropa.
• Kepolisian negara Inggris menyerahkan kembali akses data tercepat Uni Eropa yang digunakan untuk melihat riwayat kriminalitas.