Mitos dan Fakta: Memahami Dinamika Pernikahan dalam Budaya Kontemporer

Diah Rahmatul Faizah
Mahasiswi Jurusan Hukum Keluarga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
3 April 2024 11:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Diah Rahmatul Faizah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/id-id/pencarian/cincin%20nikah/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/id-id/pencarian/cincin%20nikah/
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernikahan adalah salah satu institusi sosial yang paling fundamental dalam kehidupan manusia. Namun, di tengah perubahan budaya dan nilai-nilai masyarakat kontemporer, dinamika perkawinan telah mengalami transformasi yang signifikan. Dalam masyarakat kontemporer, dinamika perkawinan menjadi subjek yang terus-menerus diperbincangkan dan diperdebatkan. Berbagai mitos dan fakta muncul seiring dengan perkembangan budaya dan nilai-nilai yang berkembang.
ADVERTISEMENT
Mitos dan Fakta
Mitos 1: Pernikahan Selalu Bahagia Hingga Akhir Hayat
Faktanya Pernikahan adalah perjalanan yang penuh dengan tantangan dan pengorbanan. Tidak semua perkawinan berakhir dengan kebahagiaan hingga akhir hayat. Pasal 28I ayat (4) UUD 1945 menegaskan bahwa setiap orang berhak atas perlindungan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Kesejahteraan ekonomi dan kesejahteraan emosional menjadi faktor penting dalam kelangsungan perkawinan. Untuk itu, perlu komitmen, komunikasi, dan kerja sama yang kuat antara pasangan untuk menjaga kestabilan dan kebahagiaan dalam perkawinan.
https://www.pexels.com/id-id/foto/pasangan-hubungan-rumah-muda-4246239/
Mitos 2: Cinta Akan Selalu Menyelesaikan Semua Masalah
Salah satu mitos paling romantis tentang perkawinan adalah keyakinan bahwa cinta saja sudah cukup untuk mengatasi semua masalah. Namun, dalam kenyataannya, cinta hanyalah satu elemen dari banyaknya faktor yang mempengaruhi hubungan. Untuk menjaga hubungan yang sehat dan bahagia, dibutuhkan komitmen, kerja keras, dan kesadaran untuk terus berkembang sebagai individu dan sebagai pasangan.
ADVERTISEMENT
Mitos 3: Pernikahan Selalu Berakhir Bahagia
Banyak orang percaya bahwa pernikahan selalu berakhir bahagia, tetapi statistik menunjukkan bahwa tingkat perceraian meningkat di banyak negara. Meskipun pernikahan diharapkan bertahan seumur hidup, faktanya, tidak semua pernikahan berakhir bahagia. Namun demikian, perceraian bukanlah kegagalan mutlak, tetapi bisa menjadi langkah yang diperlukan untuk kedamaian dan kebahagiaan baik bagi pasangan maupun individu yang terlibat.
Mitos 4: Pernikahan Harus Dilakukan pada Usia Tertentu
Faktanya Tidak ada usia yang tepat untuk menikah. Pasal 28H UUD 1945 menegaskan bahwa hak untuk menikah adalah hak yang dilindungi oleh konstitusi. Namun, keputusan untuk menikah haruslah didasarkan pada kesiapan fisik, emosional, dan finansial dari kedua belah pihak. Kesejahteraan individu dan kesiapan untuk mengambil tanggung jawab perlu dipertimbangkan dengan serius sebelum memutuskan untuk menikah.
ADVERTISEMENT
Mitos 5: Pernikahan Membatasi Kemandirian
Salah satu mitos yang sering dipercayai adalah bahwa pernikahan akan mengurangi kemandirian seseorang. Namun, dalam kenyataannya, perkawinan yang sehat seharusnya memperkuat kemandirian individu. Pasangan yang saling mendukung dan membangun satu sama lain cenderung lebih mampu untuk mencapai potensi penuh mereka sebagai individu. Pernikahan yang sehat bukanlah tentang kehilangan identitas, tetapi tentang membangun identitas bersama yang kuat.
Mitos 6: Pernikahan Adalah Akhir dari Semua Tantangan
Banyak orang percaya bahwa pernikahan adalah akhir dari semua tantangan, tetapi sebenarnya, pernikahan adalah awal dari sebuah perjalanan yang panjang. Menjadi pasangan hidup berarti siap untuk menghadapi tantangan baru dan tumbuh bersama melalui pengalaman tersebut. Pernikahan yang sukses membutuhkan kesabaran, komitmen, dan kemauan untuk terus belajar dan berkembang.
https://www.pexels.com/id-id/foto/cerah-pasangan-cinta-romantis-4245904/
Dalam menghadapi dinamika perkawinan dalam budaya kontemporer, penting untuk meningkatkan pendidikan dan kesadaran akan hak-hak serta tanggung jawab yang terkait dengan perkawinan. Pendidikan yang komprehensif tentang hubungan interpersonal, komunikasi, dan manajemen konflik dapat membantu pasangan untuk memahami dan mengatasi tantangan dalam perkawinan.
ADVERTISEMENT
Mitos dan fakta tentang perkawinan haruslah disikapi dengan bijak, sambil memastikan bahwa hak-hak dan kesejahteraan individu dipertahankan dan dihormati. Dengan demikian, perkawinan dapat menjadi institusi yang kokoh dan berkelanjutan dalam membangun masyarakat yang adil dan