Memahami Pemanasan Global dengan Augmented Reality

Dwi Sulisworo
Guru Besar bidang Teknologi Pembelajaran. Peneliti untuk topik-topik technology enhanced learning, learning innovation, rural education development. Dosen di Universitas Ahmad Dahlan
Konten dari Pengguna
6 September 2021 13:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dwi Sulisworo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Media digital Augmented Reality untuk mendukung Merdeka Belajar di Daerah 3T. Foto: Ratnawati
zoom-in-whitePerbesar
Media digital Augmented Reality untuk mendukung Merdeka Belajar di Daerah 3T. Foto: Ratnawati
ADVERTISEMENT
Isu tentang Merdeka Belajar telah mendorong berbagai perubahan dalam praktik belajar. Situasi ini semakin kompleks ketika pandemi COVID-19 terjadi. Ketidaksiapan guru, siswa, dan orang tua melaksanakan pembelajaran daring menyebabkan banyak keluhan belajar. Salah satunya adalah kebosanan belajar. Namun demikian, banyak alternatif yang dapat digunakan dengan teknologi digital saat ini, salah satunya adalah Augmented Reality (AR). Sayang jika teknologi ini tidak digunakan dalam pembelajaran terutama di Daerah 3T.
Sampul depan dan sebagain isi Komik Fisika Nusantara. Foto: Ratnawati
AR efektif untuk menghilangkan kebosanan belajar karena teknologi ini memungkinkan keterlibatan pengguna (immerse) yang tinggi. Objek maya dan nyata dapat tergabung dan dirasakan manfaatnya oleh pengguna sebagai media digital ini. Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA), Ratnawati (mahasiswa Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan) telah mengembangkan aplikasi berbasis AR yang disebut dengan KOFIN (Komik Fisika Nusantara). Aplikasi ini ditujukan untuk siswa SMP meski juga dapat digunakan oleh siapapun karena tampilan dalam bentuk komik yang disukai oleh berbagai kalangan.
ADVERTISEMENT
Penggunaan KOFIN
KOFIN pada awalnya dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pembelajaran IPA di Daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal) terutama karena keterbatasan akses internet. KOFIN dapat digunakan tanpa jaringan internet karena aplikasi ini dapat dipasang dan ditanam (embedded) pada berbagai gadget. Ada tiga marker (tanda yang dapat memunculkan fenomena maya) yang menjelaskan 3 fenomena Pemanasan Global.
Salah satu marker dan penggunaan KOFIN dalam belajar. Foto: Ratnawati
Pada FGD (Focus Group Discussion) dengan guru-guru IPA di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur yang difasilitasi oleh Dinas Pendidikan, Kebudayaan dan Olahraga (PKO) setempat, terungkap bahwa KOFIN dapat digunakan dalam berbagai strategi pembelajaran dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa yang selaras dengan program Merdeka Belajar. Tanggapan siswa ketika dilakukan uji coba KOFIN untuk pembelajaran cenderung positif dan dapat meningkatkan motivasi belajar. Siswa tidak bosan ketika pembelajari Pemanasan Global. KOFIN ini juga sudah memperoleh Hak Cipta dan selanjutnya akan diterapkan di sekolah untuk melihat dampak yang lebih luas. Diharapkan hasil yang diperoleh selaras dengan berbagai kajian lain tentang penggunaan AR dalam pembelajaran dan sesuai dengan perkembangan teknologi di era Revolusi Industri 4.0.
ADVERTISEMENT
(DSW)
Bantu anak memperbaiki kebiasaan belajarnya. Foto: Shutter Stock