Konten dari Pengguna

Sejarah dan Keunikan Budaya Lokal Lengger Lanang Banyumas

Dzadillasyafaros Dahrigusfa Lairay
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto - 1st account
21 Mei 2022 13:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Dzadillasyafaros Dahrigusfa Lairay tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Picture Source: Dokumentasi penulis
zoom-in-whitePerbesar
Picture Source: Dokumentasi penulis
Sebagai warga Indonesia kita pasti sudah mengenal bahwa negara ini memiliki budaya yang bermacam-macam dan berbeda-beda, contohnya seperti di Jawa Tengah. Jawa Tengah memiliki budaya yang beraneka ragam mulai dari sedekah laut, pingitan, weton, suran atau suro, lengger dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT
Tulisan ini akan membahas mengenai budaya dari Banyumas, Jawa Tengah yaitu tarian Lengger Lanang Banyumasan, saya yakin warga Indonesia pasti banyak yang mengenal budaya ini namun masih banyak juga yang belum mengenalnya lebih dalam.
Sejarah Lengger Lanang Banyumasan atau penemuan ini dimulai pada abad ke-18. Ketika Mangkunegaran VII memerintahkan tiga sastrawan untuk mengelilingi Jawa dan menulis tentang kehidupan orang Jawa saat itu. Sesampainya di Wanyuma, mereka menemukan kesenian Lengger, dan cerita tersebut tertulis dalam Serat Centhini.
Lengger Lanang Banyumasan adalah sebuah budaya yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah, sebuah tarian dengan kategori waria karena penarinya berpenampilan seperti perempuan, padahal sebenarnya laki-laki. Arti lengger diambil dari kata “leng” dan “jengger” yang berarti laki-laki dianggap perempuan. Mengapa ini terjadi? Mengapa bukan hanya wanita yang melakukan ini? Pada masa sebelum kemerdekaan, hal ini dilakukan untuk mengelabui laki-laki yang terkadang melakukan hal-hal yang tidak pantas kepada penari wanita, yaitu memasukkan gergaji atau uang ke dalam kemben.
ADVERTISEMENT
Dan bagi para penari biasanya dilakukan ritual mengundang indang, yaitu roh yang merasuki penari lengger. Indang ini dipercaya dapat menjiwai seorang penari agar menari dengan baik.
Budaya Lengger Lanang Banyumasan ini masih berkembang hingga saat ini, bahkan memiliki singgahsana khusus untuk kesenian tersebut, yaitu ‘Rumah Lengger Banyumas’ tepatnya di Sudagaran, Kec. Banyumas. Kab. Baanyumas. Salah satu pendiri, pengisi sekaligus penari dari Rumah Lengger tersebut bernama Mas Rianto. Mas Rianto ini adalah pendiri sekaligus maestro Lengger Lanang Banyumasan yang menginisiasi Rumah Lengger di Banyumas bersama teman-teman seniman yang lain.
Rumah Lengger tersebut merupakan pusat dokumentasi kesenian Lengger Lanang Banyumasan, dengan memfasilitasi berbagai macam cerita mulai dari asal muasal Lengger Lanang Banyumasan, alat musiknya yang terdiri dari calung bukan gamelan, para seniman yang siap menghibur dengan menunjukkan penampilannya sekaligus bisa menjadi pemandu bagi pengunjung yang datang ke rumah tersebut. Selain dapat menampilkan tarian Lengger, sikap ramah yang dilakukan para seniman dengan menceritakan sejarah dan keunikan Lengger tersebut dapat mengingatkan pengunjung bahwa kebudayaan lokal Jawa Tengah khususnya Banyumas sangat patut untuk ditingkatkan dan dipertahankan.
Foto sang maestro Lengger Lanang Banyumas, Mas Rianto beserta seniman-senimannya yang lain. Picture Source: Dokumentasi penulis