Ekspor Batu Bara Naik, ABM Investama Tingkatkan Produksi 40 Persen

11 Mei 2017 18:48 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Proses dumping tambang batubara. (Foto: Sigid Kurniawan/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Proses dumping tambang batubara. (Foto: Sigid Kurniawan/Antara)
Perusahaan energi PT ABM Investama Tbk (ABMM) menambah deretan perusahaan yang menuai untung dari meningkatnya permintaan dan harga batu bara global. Perusahaan milik konglomerat Achmad Hamami ini mencatakan laba bersih sebesar 12,6 juta dolar AS (Rp 168,13 miliar), yang berbalik dari rugi bersih senilai 38,1 juta dolar AS pada 2015.
ADVERTISEMENT
Direktur Utama ABM Investama Andi Djajanegara mengatakan, kenaikan laba juga didorong peningkatan pendapatan menjadi 590,7 juta dolar AS dengan EBITDA sebesar 166 juta dolar AS – tumbuh sebesar 23,1 persen dibandingkan tahun 2015. ABM juga mampu melakukan refinancing utang dan memangkas kewajiban hingga mencapai 110 juta dolar AS.
“Pemulihan harga batu bara dan strategi efisiensi yang telah kami lakukan sejak 2014 menjadi kunci dari perbaikan fundamental ABM di tahun 2016. Kami akan meningkatkan produksi batu bara, sehingga kenaikan permintaan di negara besar seperti China dan India dapat dioptimalkan,” jelas Andi melalui keterangan resmi yang diterima kumparan (kumparan.com), Kamis (11/5).
ADVERTISEMENT
Selama tahun 2016, total produksi batu bara ABM mencapai 6,4 juta ton/tahun dan akan terus ditingkatkan hingga mencapai 9 juta ton/tahun di tahun 2017. Pertumbuhan produksi mencapai 40,62 persen ini untuk memenuhi permintaan yang naik dari China, India dan juga domestik.
Direktur Keuangan ABM Investama Adrian Erlangga menambahkan, selain meningkatkan kapasitas bisnis batu bara, fokus ABM di tahun 2017 adalah terus memperkuat balance sheet dengan memangkas utang serta meningkatkan utilisasi dan produktifitas aset.
Ilustrasi pembangunan PLTU. (Foto: Getty Images)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembangunan PLTU. (Foto: Getty Images)
Sesuai dengan strategi jangka panjang ABM untuk melakukan balance portofolio, Perseroan juga terus memperkuat bisnis non batu bara seperti di sektor ketenaga listrikan dan jasa logistik.
ADVERTISEMENT
“Sektor logistik akan menjadi salah satu fokus pengembangan bisnis ABM di masa depan. Populasi yang makin besar dan aktivitas ekonomi yang semakin dinamis memberikan peluang pertumbuhan yang sangat besar bagi jasa logistik di Indonesia,” kata Adrian.
Untuk mendukung strategi Perseroan tersebut, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) ABM Investama yang digelar kemarin, memutuskan tidak ada pembagian dividen kepada pemegang saham. Sebabnya, laba tahun 2016 digunakan untuk memperkuat modal perseroan.