Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Produsen Indomie Raup Keuntungan Rp 3,6 Triliun, Naik 20 Persen
28 Maret 2017 11:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
ADVERTISEMENT
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) membukukan laba bersih atau keuntungan di sepanjang tahun 2016 sebesar Rp 3,6 triliun atau naik 20 persen dari perolehan laba bersih di tahun sebelumnya sebesar Rp 3 triliun.
ADVERTISEMENT
Marjin laba bersih juga naik menjadi 10,4 persen dari 9,5 persen. Dengan tidak memperhitungkan akun non-recurring dan selisih kurs, core profit meningkat 24,2 persen menjadi Rp 3,71 triliun dari Rp 2,99 triliun.
Produsen mie instan dengan merek Indomie ini mencatat laba usaha sebesar Rp 4,86 triliun sepanjang 2016 atau naik 21,8 persen dari perolehan laba usaha di tahun 2015 sebesar Rp 3,99 triliun.
Perseroan juga membukukan pertumbuhan penjualan neto konsolidasi sebesar 8,6 persen menjadi Rp 34,47 triliun dari Rp 31,74 triliun pada tahun sebelumnya.
Baca juga: Instan Makannya, Gurih Bisnisnya
Divisi mi instan kembali menjadi kontributor terbesar dengan memberikan kontribusi sekitar 64 persen terhadap penjualan neto konsolidasi diikuti oleh dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi & makanan khusus serta minuman, yang masing-masing memberikan kontribusi sekitar 20 persen, 7 persen, 2 persen, 2 persen, dan 5 persen.
ADVERTISEMENT
"Kami senang kami dapat meraih kinerja yang baik di tahun 2016 dengan mencatatkan pertumbuhan laba per saham yang tinggi dan berhasil memperkuat posisi kategori-kategori utama kami di pasar," kata Direktur Utama dan Chief Executive Officer ICBP Anthoni Salim dalam keterbukaan informasinya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) dikutip kumparan (kumparan.com), Selasa (28/3).
Anthoni mengungkapkan, meskipun kondisi perekonomian dalam negeri yang baik di tahun 2016 akan terus berlanjut di tahun 2017, pihaknya akan tetap waspada dan berhati-hati terhadap perkembangan kondisi perekonomian global serta potensi kenaikan harga komoditas yang dapat mempengaruhi perekonomian dalam negeri maupun perseroan.
"Kami akan terus menyesuaikan strategi kami dengan perkembangan yang terjadi di pasar sehingga dapat memberikan kinerja yang baik secara berkesinambungan bagi para pemegang saham," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 5 November 2024, 21:56 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini