Konten dari Pengguna

Coral Bleaching di Indonesia: Ancaman Nyata bagi Terumbu Karang

Eky Ayu Veriska
Penulis lepas di bidang teknologi, gaya hidup, dan inovasi lingkungan. Pelajar tahun terakhir SMK Telkom Purwokerto.
5 Mei 2025 12:39 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eky Ayu Veriska tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi: coral belaching di laut                                                                        kredit foto: istock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi: coral belaching di laut kredit foto: istock
ADVERTISEMENT
Tak banyak yang tahu bahwa perairan Indonesia terbentang taman bawah laut yang menyimpan kehidupan paling kaya di muka bumi. Sebagai bagian dari Coral Triangle, Indonesia menjadi rumah bagi lebih dari 500 spesies karang dan 2.000 jenis ikan—ekosistem yang menjadi penyangga kehidupan sekaligus pesona wisata kelas dunia. Keanekaragaman hayati ini bukan hanya memikat para penyelam, tetapi juga menopang kehidupan jutaan masyarakat pesisir yang menggantungkan hidup pada laut.
ADVERTISEMENT
Namun, warna-warni kehidupan itu kini mulai memudar. Coral bleaching alias pemutihan karang kian meluas akibat suhu laut yang terus meningkat karena perubahan iklim. NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration), lembaga kelautan dan atmosfer Amerika Serikat, baru-baru ini mengonfirmasi bahwa dunia tengah mengalami peristiwa global coral bleaching keempat yang dimulai sejak awal 2023 dan telah memengaruhi lebih dari 83 negara dan wilayah di dunia. Bahkan menurut laporan terbaru dari The Washington Post, sekitar 84% terumbu karang di seluruh dunia telah terdampak oleh tekanan panas ekstrem yang menciptakan kondisi bleaching massal.
Apa Itu Coral Bleaching dan Mengapa Harus Diwaspadai?
Coral bleaching, atau pemutihan karang, terjadi ketika karang mengalami stres akibat perubahan lingkungan, terutama karena kenaikan suhu laut. Dalam kondisi normal, karang hidup berdampingan dengan alga mikroskopis bernama zooxanthellae yang hidup di jaringan mereka. Alga ini tidak hanya memberi warna indah pada karang, tetapi juga menjadi sumber energi utama melalui proses fotosintesis.
ADVERTISEMENT
Namun, ketika suhu laut meningkat hanya sekitar 1°C di atas rata-rata musiman dan berlangsung selama beberapa minggu, karang akan mengusir alga ini untuk bertahan hidup. Akibatnya, karang kehilangan warnanya dan menjadi putih pucat—proses inilah yang disebut bleaching. Lebih parah lagi, tanpa zooxanthellae, karang kehilangan asupan energi, menjadi rentan terhadap penyakit, dan dalam jangka panjang bisa mati meninggalkan kerangka kapur yang rapuh.
Menurut NOAA, peristiwa bleaching dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti panas ekstrem, sinar matahari berlebih, atau perubahan kadar salinitas. Namun, perubahan iklim dan pemanasan global tetap menjadi penyebab utama yang memperparah frekuensi serta tingkat keparahan bleaching di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Dampak Bleaching Karang di Perairan Indonesia
Sebagai negara kepulauan dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia, Indonesia bukan pengecualian dalam krisis coral bleaching yang kini melanda global. Terumbu karang kita, yang menjadi rumah bagi ribuan spesies laut, mulai menunjukkan tanda-tanda stres. Studi dalam Jurnal Kelautan Universitas Trunojoyo mencatat bahwa pemutihan karang telah teridentifikasi di berbagai wilayah, seperti Kepulauan Seribu, Bali, hingga perairan Papua Barat.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh paling konkret datang dari pemantauan di Kawasan Konservasi Perairan Nusa Penida pada 2022. Pemantauan yang dilakukan oleh Coral Triangle Center (CTC) mengungkap bahwa sejumlah titik di kawasan ini menunjukkan gejala bleaching, terutama saat musim kemarau panjang dan suhu permukaan laut melonjak signifikan. Hal ini memperjelas bahwa Indonesia bukan hanya bagian dari peta global perubahan iklim, tapi juga panggung nyata di mana kerusakan ekosistem tengah berlangsung.
Krisis yang Semakin Dekat
Jika tak ada aksi nyata untuk mengurangi emisi dan menjaga ekosistem laut, para peneliti memprediksi bahwa lebih dari separuh kawasan terumbu karang yang dilindungi di Indonesia akan mengalami pemutihan parah setiap tahunnya mulai 2044. Prediksi ini muncul dari kajian yang dipublikasikan di The Conversation, berdasarkan pemodelan iklim jangka panjang. Artinya, bukan tak mungkin generasi muda kelak hanya bisa melihat terumbu karang berwarna-warni lewat dokumentasi lama atau layar kaca saja.
ADVERTISEMENT
Mengapa Ini Harus Menjadi Urusan Kita Semua?
Apa yang terjadi di dasar laut, sejatinya akan berdampak hingga ke daratan. Terumbu karang mungkin terlihat jauh dari kehidupan sehari-hari sebagian besar orang, tapi perannya sangat vital, dari menjaga populasi ikan hingga menjaga pantai dari abrasi. Kerusakannya bukan hanya kerugian ekologis, melainkan ancaman langsung bagi ketahanan pangan, ekonomi pesisir, dan kelestarian laut Indonesia.
Langkah Nyata dari Sekarang
Berbagai upaya lokal kini terus digalakkan. Di sejumlah wilayah konservasi, masyarakat bekerja sama dengan organisasi lingkungan untuk merestorasi terumbu karang, memantau suhu laut, dan menyebarkan kesadaran melalui edukasi berbasis komunitas. Namun, tanpa pengurangan emisi gas rumah kaca yang signifikan dan kebijakan mitigasi iklim yang lebih tegas, upaya ini hanya akan menjadi setetes air di tengah lautan masalah. Kita semua bisa memulai dengan langkah-langkah kecil. Mulai dari mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, mendukung pariwisata yang ramah lingkungan, dan mendorong pemimpin untuk lebih serius dalam melindungi ekosistem laut.
ADVERTISEMENT
Keindahan laut Indonesia adalah warisan berharga, bukan hanya untuk kita, tetapi juga untuk anak cucu kita. Jangan biarkan waktu berlalu sebelum lautan kita sunyi dan karang kehilangan warna-warni indahnya. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk beraksi dan memastikan bahwa terumbu karang dan kehidupan laut terus menjadi bagian dari kehidupan kita.
Sumber:
NOAA. (2024). NOAA Confirms 4th Global Coral Bleaching Event.
NOAA Ocean Service. (2024). What is Coral Bleaching?.
SENSISTEK. (2023). Studi Pemutihan Karang di Perairan Indonesia.
Jurnal Kelautan Universitas Trunojoyo. (2022). Analisis Dampak Suhu Terhadap Kesehatan Karang.
Coral Triangle Center. (2022). Coral Bleaching Monitoring in Nusa Penida MPA.
The Conversation. (2023). Indonesia’s Coral Reefs Could Face Annual Bleaching by 2044.
ADVERTISEMENT
BBC Indonesia. (2024). Terumbu Karang Dunia Terancam.
The Washington Post. (2025). World’s Largest Bleaching Event on Record Has Harmed 84% of Coral Reefs.