Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Konten dari Pengguna
Ketika ASN Mengejar Passion
7 Juni 2022 13:46 WIB
Tulisan dari Eliza Bhakti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Hari ini adalah hari terakhir saya di instansi ini. Terimakasih Bapak Ibu atas kerjasamanya selama saya menjabat di sini”, sambutan disampaikan dengan haru diiringi dengan tepuk tangan riuh dari para staf yang mengikuti momen perpisahan itu.
ADVERTISEMENT
Mutasi, promosi dan pergeseran pejabat sudah menjadi hal yang biasa di instansi pemerintah. Tapi, perpisahan kemarin adalah pengunduran diri atasan saya dari pengabdian beliau menjadi ASN selama lebih dari 20 tahun. Karir beliau terbilang cemerlang, dikukuhkan menjadi seorang profesor riset termuda di usia 41 tahun. Secara kepangkatan beliau sudah memegang pangkat tertinggi di instansi. “Sudah pangkat mentok”, orang – orang kerap bercanda terkait prestasinya.
Ada satu hal yang menjadi diskusi saya dengan teman – teman sembari menyantap hidangan perpisahan. “Bapaknya ngejar passion sebagai pengajar,” rekanku memulai pembicaraan. “Kalo umbi-umbian macam kita buat apa ngejar passion, kalo ga ada cuan-nya” rekanku berseloroh yang kemudian diikuti riuh tawa rekan yang kebetulan duduk melingkar di meja rapat. “Kalo kamu gimana, mbak? Kerja pakai passion atau kerja demi duit?” rekanku menoleh kepadaku sambil kembali menyuapkan nasi dan ayam goreng. “Passion, passion… Nih, passion fruit…” kataku terkekeh sambil menyodorkan buah markisa ke hadapannya.
ADVERTISEMENT
Momen tersebut terus berkelebat dalam pikiranku, benarkan kita ASN hanya bekerja sebagai pelayan publik tanpa perlu ada passion?
ASN Mengundurkan Diri
Sudah lebih 14 tahun saya bekerja menjadi ASN, tentu saja tak dipungkiri rasa jenuh itu pasti ada. Setidaknya ada sekitar 10 orang yang saya kenal “lulus” dari instansi tempat saya bernaung. Alasannya kurang lebih sama, mengejar passion. Meski beberapa beralasan karena keluarga. Itu baru yang saya kenal, di luar itu tentunya ada banyak orang yang berbelok ke arah lain dalam persimpangan karir sebagai ASN.
Mayoritas yang mundur dari ASN, bukan kaleng – kaleng. Mereka lulusan universitas luar negeri ternama, catatan karir gemilang, kemampuan bahasa asing mumpuni dan etos kerja luar biasa. Tak dipungkiri dengan kemampuan selevel itu rekan – rekan eks ASN tersebut mendapat jabatan yang cukup tinggi di lembaga internasional. Penghasilannya tentunya berpuluh- puluh kali lipat dari gaji ASN yang ada di batas bawah UMP ini.
ADVERTISEMENT
Hal ini serupa dengan yang disampaikan teman saya sebelumnya, passion dan penghasilan seolah berjalan beriringan. Isu ini selaras juga dengan pemberitaan yang masing hangat baru-baru ini tentang CPNS yang ramai – ramai mundur setelah dinyatakan lolos seleksi PNS. Untuk saya pribadi, tidak masalah mau mundur asalkan sudah tahu syarat dan ketentuan yang berlaku.
Apalagi, ungkapan bekerja dengan passion memang sudah menjadi doktrin generasi millennials hingga gen z. Di zaman saya mencari kerja dulu, pesan orang tua saya hanya “Sudahlah yang penting dapat pekerjaan halal, soal rejeki insya Allah dicukupkan”. Berbekal keyakinan rezeki yang didapatkan insya Allah cukup itulah yang membuat saya cukup lama bertahan. Di era saya pun tidak ada brainwash dari netizen jika bekerja tidak sesuai passion.
ADVERTISEMENT
Mengenal Ikigai
Konsep mengejar passion ini sering dikenal juga dengan konsep ikigai. Konsep yang berasal dari Jepang ini, awalnya saya ketahui saat menyimak iklan kopi sachet siap saji, tagline-nya: temukan alasanmu membuka mata di pagi hari. Dalam iklan berdurasi sekitar 2 menit itu diceritakan bahwa masyarakat Okinawa Jepang usianya lebih panjang dan hidupnya lebih bahagia karena menganut prinsip ikigai.
Yah, namanya juga iklan pasti video dibuat dramatis. Gambaran seorang nelayan yang mencari ikan di laut dengan penuh passion bahkan seorang nenek yang mengatakan bahwa menyajikan makanan untuk anak cucu adalah passion-nya. Ditutup dengan gambar produk kopi yang diiklankan.
Prinsip dasar ikigai adalah titik temu antara empat elemen yaitu Passion, Mission, Vocation, dan Profession. Titik temu ikigai merupakan irisan apa yang kita sukai, hal yang kita jago atau ahli di dalamnya, hal apa yang bisa menghasilkan uang dan apa yang dunia butuhkan. Dari irisan diagram, itulah ikigai-mu.
ADVERTISEMENT
Sayangnya tak semua orang punya keberuntungan untuk mendapatkan irisan 4 diagram dengan sempurna. Beberapa orang bahkan jadi “kutu loncat” dari 1 karir ke karir lain dengan alasan menemukan ikigai. Menurut Aditya Mulya, dalam berkarir sebenarnya cukup ada 2 irisan saja sudah cukup. Misalnya kuadran apa yang kamu sukai bertemu dengan kuadran pekerjaan yang menghasilkan uang.
ASN vs Ikigai
Saya setuju dengan Aditya Mulya, bahwa sungguh sangat muskil bagi kita rakyat jelata ini untuk bisa mencapai titik ideal ikigai. Meskipun ada beberapa tokoh dunia yang sukses mendapatkan irisan di keempat elemen ikigai. Untuk ASN sendiri saya sangat setuju bahwa kita harus menyukai apa yang kita kerjakan. Tapi perlu diingat juga bahwa ASN adalah abdi negara, sehingga penugasan pimpinan seringkali tak bisa kita tolak. Kalimat “siap, laksanakan” seolah menjadi template jawaban disposisi pimpinan, dilengkapi emoticon jempol di akhirnya.
ADVERTISEMENT
Beruntung, di instansi saya bekerja ada program manajemen talenta. Program ini merupakan salah satu metode pengelolaan SDM yang dikembangkan untuk mengidentifikasi, memilih, mengembangkan, dan mempertahankan pegawai terbaik di instansi. Secara rutin pegawai mengikuti tes penilaian kompetensi dengan assessor dan psikolog, sehingga arah karir ke depan menjadi lebih mudah dipetakan.
Saya juga percaya bahwa mengejar passion tidak harus melulu keluar dari pekerjaan kita. Misalnya kita bisa mengembangkan passion melalui komunitas atau melalui sosial media di waktu luang kita. Kini banyak ditemukan komunitas ASN di luar bidang keilmuan yang disandang sehari – hari. Sebagai contoh adalah komunitas ASNation dengan sub kegiatannya antara lain ASN Menulis dan ASN Desain.
ADVERTISEMENT
Ada alasan kenapa saat pelantikan, lagu Kusbini “Bagimu Negeri” digaungkan.
Ya, karena memang menjadi ASN itu penuh bhakti dan pengabdian.