Prospek Jurusan Teknik Lingkungan di Masa Depan

Eliza Bhakti
ASN Kementerian PUPR
Konten dari Pengguna
26 Juni 2022 16:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Eliza Bhakti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
“Aku mau daftar jurusan teknik lingkungan nanti saat UMPTN , Bu”. Kalimat yang saya ucapkan hampir 20 tahun yang lalu. “Jurusan ini banyak dicari di masa depan”, kataku berapi – api. Ibu saya hanya mengangguk mendengar orasi anaknya. Sejujurnya saya pun tak tahu apa yang membuat saya begitu yakin memilih jurusan yang masih awam ini.
ADVERTISEMENT
Kakak saya berkuliah di teknik arsitektur, jurusan yang sudah familiar. Sedangkan teknik lingkungan, tak banyak orang paham buat apa belajar tentang sampah dan limbah. Di beberapa universitas jurusan ini bahkan bercabang lagi menjadi Rekayasa Ilmu Lingkungan (RIL) dan Teknologi Lingkungan. Di pasca sarjana bahkan ada kekhususan lagi terkait ilmu lingkungan dan studi lingkungan.
Ilustrasi Sampah Yang Menumpuk di Pantai. Foto: unsplash/Sergeitokmakov
Di masa – masa pendaftaran perkuliahan saat ini, tentu banyak calon mahasiswa yang bingung tentang pilihan jurusan. Apalagi untuk jurusan yang kurang populer seperti teknik lingkungan.
Dalam tulisan ini sengaja saya buat menjadi hanya 6 sektor karir, meski masih banyak peluang pekerjaan di luar sektor ini. Berikut beberapa prospek pekerjaan jurusan teknik lingkungan:
1. Sektor Pemerintahan
Bekerja untuk pemerintah masih menjadi salah satu opsi yang paling diminati. Pilihan menjadi birokrat artinya akan berkecimpung dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan kepada masyarakat. Sektor ini cukup luas pilihannya, baik di level pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh untuk perencanaan bisa masuk di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Di level provinsi atau kabupaten/ kota bisa tertampung di Bappeda. Lingkup perencanaan cukup luas misalnya di sektor pemukiman. Jika tertarik dalam hal investasi bisa juga di bagian perencanaan investasi infrastruktur.
Beberapa kementerian yang memerlukan SDM berlatar teknik lingkungan adalah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Bahkan Kementerian Industri dan Badan Pemeriksa Keuangan juga membuka lowongan untuk jurusan teknik lingkungan, meski tidak banyak kursi yang ditawarkan.
Di level pemerintah provinsi, kabupaten dan kota peluangya antara lain di Bappeda, Dinas Kebersihan, Dinas PU, Dinas Sumber Daya Air dan Dinas Lingkungan Hidup. Beberapa dinas seperti Dinas Bina Marga juga memerlukan keahlian teknik lingkungan terutama terkait pengurusan izin lingkungan dan emisi. Beberapa instansi bahkan memerlukan tenaga penyuluh dan fasilitator pemberdayaan masyarakat yang berpendidikan TL juga.
ADVERTISEMENT
Untuk yang senang berkutat dengan penelitian, ada banyak lembaga yang terbuka. Misalnya BRIN, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), atau di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Jika memiliki minat sebagai pendidik opsi terbuka sebagai pengajar/pelatih atau dosen baik di Universitas ataupun politeknik.
2. Perusahaan Plat Merah dan Swasta
Dengan kian meleknya perusahaan mengenai isu lingkungan, makin banyak perusahaan yang memerlukan jurusan teknik lingkungan. Misalnya perusahaan di sektor pertambangan, perminyakan, semen, pelabuhan hingga perusahaan farmasi. Bidang yang ditekuni pun beragam, dari Sistem Manajemen Lingkungan (SML), Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), pengolahan limbah, hingga pengendalian pencemaran udara.
Di perusahaan BUMN dan swasta juga terbuka peluang untuk magang atau mengikuti proyek dalam waktu tertentu. Untuk magang dan proyek ini tentunya hanya dalam jangka pendek dan ketentuan untuk upah merupakan kebijakan perusahaan.
ADVERTISEMENT
Di perusahaan BUMN sudah kian terbuka peluang di perusahaan besar seperti di PLN, Pertamina, BUMN Karya, Pelabuhan Indonesia, Perum Jasa Tirta, hingga perusahaan semen. Sedangkan di level daerah bisa berkecimpung di BUMD Air Minum atau lebih dikenal dengan PDAM, atau perusahaan pengelola limbah misalnya PD PAL.
Seiring dengan kewajiban perusahaan untuk melakukan penilaian peringkat kinerja penaatan dalam pengelolaan lingkungan (PROPER) oleh Kementerian Lingkungan Hidup, kian banyak perusahaan yang memerlukan jasa SDM untuk menyusun dokumen tersebut.
3. Lembaga Internasional
Untuk yang memiliki bekal bahasa asing yang mumpuni, bisa dicoba peluang bekerja di lembaga internasional. Contohnya adalah Bank Dunia, ADB, WHO, dan UNICEF. Di lembaga internasional lingkup pekerjaan akan lebih global dan mencakup kebijakan di level internasional. Tak hanya kecakapan bahasa di atas kertas, dibutuhkan keterampilan komunikasi yang lebih jika memilih bidang ini.
ADVERTISEMENT
4. Organisasi Non Profit, dan LSM
Sejujurnya salah satu penggerak saya dahulu mendaftar masuk jurusan ini adalah karena gemar mengikuti aktivitas Greenpeace. Keberanian untuk menyuarakan isu – isu lingkungan dan melawan perusahaan besar menjadi satu gambaran yang keren bagi saya kala itu. Organisasi nirlaba terkait antara lain WWF, atau di Indonesia ada WALHI. Tentu saja saat bergabung dalam organisasi nirlaba perlu dibuang jauh – jauh impian mendapatkan gaji yang tinggi.
Salah satu aktivitis Greenpeace dalam kegiatan lingkungan. Foto: unsplash/Markus Spiske
Di level regional, kini makin banyak bermunculan LSM dan gerakan- gerakan lingkungan misalnya clean action, greeneration, zero waste Indonesia, cleanomic dan masih banyak lagi.
Peran organisasi kemasyarakatan ini ternyata cukup besar dampaknya. Sebagai contoh pada 2015, PP Muhammadiyah berhasil menggugat hak rakyat atas air. Gugatan lain yang dimenangkan lembaga kemasyarakatan adalah gugatan atas polusi di Jakarta pada 2021.
ADVERTISEMENT
5. Perusahaan Rintisan (Start Up) atau Wirausaha
Seiring dengan perkembangan zaman, kian banyak perusahaan rintisan yang bergerak di bidang lingkungan. Misalnya waste4change yang bergerak di bidang manajemen persampahan. Baru – baru ini hal yang membanggakan adalah kiprah Bintang Ekananda yang masuk dalam Forbes 30 under 30 Asia 2022 kategori dampak sosial. Prestasinya adalah membuat suatu perusahaan rintisan untuk mencegah sampah sachet melalui koinpack. Kedua founder start up ini latar belakang pendidikannya teknik lingkungan, yang kemudian mengembangkan peminatan menjadi suatu bisnis.
Bintang Ekananda Cofounder Koinpack yang dianugerahi Forbes 30 under 30 kategori dampak Sosial. Foto: Linkedin/Bintang Ekananda
Banyak juga gerakan kewirausahaan yang mengedepankan minim sampah, seperti menjual produk curah dan produk guna ulang. Dengan bekal ilmu yang didaptkan saat kuliah tentunya dapat menjadi bekal yang dapat diimplementasikan di bidang kewirausahaan.
ADVERTISEMENT
6. Pekerja Lepas dan Pekerjaan Terkait Lainnya
Pekerja lepas menjadi salah satu opsi bagi yang tak ingin terikat dengan pekerjaan kantoran. Peluangnya cukup beragam dari konsultan, pelatih, pendidik, wartawan atau penulis. Bahkan ada yang menjadi artis contohnya Meyda Sefira yang berlatar belakang pendidikan S1 dan S2 teknik lingkungan.
Kisah – kisah lain, meski tidak secara langsung terkait dengan jurusan yang diemban tapi ada benang merah terkait lingkungan. Seorang kawan yang memang berbakat fotografi ternyata membuahkan karya fotografi terkait isu lingkungan. Beberapa kawan bahkan mencoba peruntungan di bidang konveksi yang berkesadaran lingkungan. Yang menarik, ada yang menjadi ibu rumah tangga namun menggiatkan kegiatan mengompos di komunitas.
Tak ada ilmu yang sia – sia. Meskipun persimpangan karir ternyata berbelok dan tak sesuai dengan cita – cita awal. Namun belajar teknik lingkungan tetap bermanfaat. Yang paling utama adalah setiap langkah dalam karir yang kita pilih harus tetap menjaga bumi dari kerusakan. Jadi, tak perlu ragu memilih jurusan teknik lingkungan ya...
ADVERTISEMENT