Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Rencana Pengamanan Air Minum di Perumda Kabupaten Gunung Kidul
10 Februari 2023 14:37 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Eliza Bhakti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Gunung Kidul merupakan kabupaten yang terletak di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki karakteristik daerah yang sangat khas. Gunung Kidul didominasi oleh pegunungan kapur atau karst. Tampak mata, lingkungan terlihat kering dengan vegetasi kurang bervariasi.
ADVERTISEMENT
Di Kabupaten Gunung Kidul, setidaknya ada 5 sungai bawah tanah yang dimanfaatkan BUMD Air Minum, untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi warga Bumi Handayani ini. Kelima sungai bawah tanah tersebut yakni Sungai Bribin, Seropan, Gilap, Baron, dan Ngobaran. Hingga kini, sungai bawah tanah yang cukup besar di Gunung Kidul adalah sungai bawah tanah Seropan.
Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang bersumber dari sungai Seropan ini sangat bermanfaat bagi penduduk setempat. Antara lain untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan mengurangi bahaya kekeringan yang sering melanda.
Perumda Air Minum Tirta Handayani memiliki kinerja sehat berdasarkan evaluasi kinerja tahun 2022. Wilayah administrasi pelayanan Perumda Air Minum Tirta Handyani Kabupaten Gunungkidul mencakup 18 Kecamatan, dengan jumlah penduduk 774.609 jiwa.
ADVERTISEMENT
Terdapat 4 SPAM yang dikelola oleh Perumda Tirta Handayani, yaitu SPAM Seropan, SPAM Baron, SPAM Bribin, dan SPAM Wonosari.
Perusahaan dengan misi professional, sehat dan inovatif ini, memiliki kondisi geografis yang berbukit dan topografi yang naik turun. Kondisi geografis ini berdampak pada tingginya biaya perpompaan. Pada Perpamsi Award 2021, bersanding bersama Kota Bontang, Timor Tengah Utara, dan Kabupaten Banjar menjadi pemenang kategori Perumda sehat dengan tantangan operasional tinggi.
Berdasarkan evaluasi kinerja tahun 2021, rasio energi terhadap biaya operasional sebesar 46,71% dengan rata-rata biaya energi sebesar Rp 1.996 per meter kubik cukup tinggi dibandingkan rata-rata biaya energi nasional sebesar Rp 355 per meter kubik.
Mitigasi Risiko Perumda Tirta Handayani Melalui RPAM
Dengan beragam tantangan operasional yang dihadapi oleh Perumda Tirta Handayani, perusahaan menyadari pentingnya mitigasi risiko untuk penyediaan air minum yang berkualitas. Pada tahun 2021, didampingi Kementerian PUPR Perumdam menyusun dokumen Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM).
ADVERTISEMENT
RPAM merupakan sebuah konsep pengamanan air minum berbasis risiko dari hulu sampai hilir. Pendekatan RPAM dilakukan dengan berbasis penyelenggara mencakup pengamanan dari hulu sampai ke hilir SPAM (rantai pasok). Setiap risiko diidentifikasi, kemudian disiapkan tindakan pengendalian yang akan divalidasi dan diverifikasi secara berkala.
Dengan adanya dokumen RPAM, tim pelaksana mengetahui di titik mana kontaminasi terjadi. Hal ini berbeda dengan pendekatan yang biasanya dilakukan di mana PDAM hanya mengetes kualitas hanya di titik terjauh konsumen. RPAM dapat menjadi suatu alat yang efektif dan proaktif untuk melakukan mitigasi risiko risiko yang berkaitan dengan tantangan operasional yang tinggi.
Saat melakukan identifikasi SPAM dan saat kunjungan lapangan, seluruh tim RPAM melakukan observasi potensi-potensi kejadian yang dapat membahayakan proses produksi air minum. Mengutip WHO (2016), kejadian bahaya didefinisikan sebagai proses yang sudah terjadi dan yang berpotensi terjadi yang menyebabkan bahaya atau kontaminan memasuki komponen SPAM.
Sebagai contoh, di hulu SPAM Seropan terdapat penambangan batu kapur yang lokasinya di daerah tangkapan air. Tim RPAM mengidentifikasi bahwa guguran atau jatuhan batu kapur dapat masuk ke dalam sungai bawah tanah. Potensi bahaya tersebut kemudian dituliskan sesuai dengan prinsip X terjadi terhadap Y karena Z (prinsip xyz). Secara sederhana dituliskan menjadi kalimat “kontaminasi fisik (x) di tangkapan air (y) dikarenakan ada penambangan batu kapur (z)”.
ADVERTISEMENT
Dari identifikasi risiko, kemudian dilakukan perhitungan tingkat risiko. Tingkat risiko merupakan perkalian dari peluang kejadian bahaya dan dampak keparahan risiko. Tujuan penulisannya adalah untuk menentukan prioritas pengendalian bahaya. Daftar prioritas risiko beserta rencana perbaikannya bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajemen puncak khususnya terkait pertimbangan finansial.
Dengan adanya identifikasi risiko, maka operator SPAM dapat mengidentifikasi tindakan pengendalian apa saja yang sudah dilakukan. Operator kemudian dapat mengukur keefektifan tindakan pengendalian tersebut.
Prinsip utama RPAM adalah continual improvement, yaitu proses perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan produk, layanan dan proses. Perbaikan yang menerus ini diharapkan akan meningkatkan kinerja dan pelayanan PDAM ke depannya.
Tantangan operasional yang dihadapi oleh Perumda Tirta Handayani tak lagi menjadi suatu kendala dalam penyediaan air minum aman bagi masyarakat namun menjadi suatu keunikan dan ciri tersendiri bagi BUMD Air Minum. Harapannya di masa depan masyarakat mendapatkan akses universal dan merata terhadap air minum yang aman dan terjangkau.
ADVERTISEMENT
Live Update