Konten dari Pengguna

Pesona Pantai Bugel dan Kasvana Banten Temani Hati Sampai Puas Healing

ERIKA DIFA NADIA KHARISMA
Mahasiswa program studi Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University yang memiliki minat dalam tulisan dan riset.
27 Februari 2024 11:43 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ERIKA DIFA NADIA KHARISMA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumentasi : Pantai Kasvana
zoom-in-whitePerbesar
Dokumentasi : Pantai Kasvana
ADVERTISEMENT
Hari libur yang panjang menjadi penantian semua orang, apalagi ditemani dengan cuaca yang indah. Pastinya semua orang mendambakan tempat wisata yang jauh dari kebisingan Kota untuk melepaskan kepenatannya. Aku memilih liburan kali ini ke salah satu destinasi wisata di Banten yang belakangan ini sedang viral di sosial media Tiktok dengan keindahan pantainya, yaitu Pantai Bugel Mega Camara.
ADVERTISEMENT
Perjalanan ku dimulai pada tanggal 09 Februari 2024, aku pergi bersama rombongan teman ku menggunakan mobil. Sebenarnya aku yang saat itu sedang sakit berencana akan membatalkan perjalanan namun pasti sangat disayangkan jika nantinya aku tidak melihat indahnya Pantai Bugel Mega Camara, Banten. Ekspektasi ku yang sangat tinggi pada pantai itu membuat ku sangat bersemangat mengalahkan sakit yang aku rasakan, sampai akhirnya aku memutuskan untuk tetap ikut. Karena baru saja bertemu akhirnya aku dan teman-teman di mobil saling berkenalan, dan tidak disangka ternyata mereka juga berasal dari daerah Depok dan Bogor.
Pemberangkatan pada pukul 16.00 WIB untuk bertemu terlebih dahulu dengan rombongan lainnya di meeting point 1 melewati Jalan Bogor. Dalam perjalanan satu persatu rombongan yang tertera pada rombongan mobil yang ku tumpangi dijemput. Kejadian lucunya ialah salah satu orang dalam rombongan mobil ku menggunakan kostum tukang jamu karena kesepakatan cosplay saat menuju lokasi. Tentu hal itu mengundang gelak tawa satu mobil, tidak hanya pakaiannya saja tapi Ia juga membawa keranjang jamunya dengan diisi snack pengganti jamu. Kemudian kami melanjutkan dengan menuju rute perjalanan ke meeting point 2, hingga hari sudah setengah gelap karena hampir malam.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan kami saling bertukar cerita tentang segala hal, dari masa kuliah, kerja, bahkan membahas hal-hal random. Satu jam berlalu begitu saja, kami menyempatkan untuk istirahat terlebih dahulu untuk menunaikan sholat dan makan. Banyak yang mengganti pakaian cosplay pada saat setelah ishoma tersebut, aku benar-benar terkekeh melihat banyak memilih cosplay menjadi sosok anime atau kartun Jepang yang terkenal. Mereka benar-benar sangat niat, padahal aku hanya menggunakan baju batik cosplay kondangan yang banyak dikira orang itu cosplay lamaran. Karena sebelum dijemput berangkat ada kejadian yang sangat aneh dan lucu yang aku alami yang dalam percakapannya abang ojek online menyebutku seperti akan lamaran.
Cerita berawal dari aku memesan ojek online untuk sampai di rumah teman ku yang dijadikan sebagai tempat penjemputan menggunakan mobil. Sebenarnya awalnya berjalan biasa saja namun sampai ditengah jalan ojek online yang aku tumpangi hampir menabrak orang. Orang yang hampir ditabrak itu entah mengapa tiba-tiba setelah akan masuk angkutan umum malah keluar lagi dan itulah yang menyebabkan ojek online ku hilang keseimbangan serta hampir menabrak. Kemudian terjadilah pertengkaran kecil sampai pada akhirnya ojek online meninggalkan orang tersebut. Aku tidak sempat untuk mendokumentasikan kejadian itu tapi aku sempat merekam sedikit pertengkaran tersebut yang nadanya sangat lucu.
ADVERTISEMENT
“Saya cuman tanya doang”
“Lu kan masuk terus lu mundur lagi kesenggol, lu sakit gak gue tanya?”
“Ya sakit lah”
“Mana yang sakit kita kerumah sakit sekarang”
“Gausah…gausah”
“Ya kalau gausah ngapain lu ngotot”
Cerita tersebut aku ceritakan pada seisi mobil, mereka pun tertawa habis-habisan apalagi mendengar voice note yang ku putar berulang-ulang. Setelah istirahat di meeting point 2 ada saja waktunya membahas kejadian itu lagi sampai larut malam. Bergantian dari kami di mobil terlelap tidur, namun ada juga yang masih sibuk dengan ceritanya sembari memakan snack yang dibawa.
Tepat pukul 22.00 WIB kami sampai pada perjalanan menuju Pantai Bugel Mega Camara, cuaca yang memang baru saja hujan menjadikan perjalanan kami sedikit terlambat menuju lokasi. Jalan pada rute masuk pantai dipenuhi dengan bebatuan yang bertanah ditambah air yang menggenang membuat jalannya pun licin. Waktu yang dibutuhkan hampir 3 jam lamanya, karena kebetulan mobil rombongan ku ada di paling belakang, namun yang menjadi masalah ialah mobil rombongan depan kami yang mobilnya dimodifikasi. Mobil tersebut menjadi ceper yang mana ground clearance mobil tersebut lebih rendah yang menjadikannya sulit melintasi jalan. Di tengah perjalanan salah satu penumpang dari mobil rombongan depan akhirnya turun untuk mengarahkan mobil agar dapat melewati jalan yang licin tersebut. Tak disangka yang turun dari mobil dan rela menjadi tukang parkir di gelap gulitanya pantai adalah seseorang yang cosplay menjadi luffy dalam karakter one piece. Ditemani oleh satu temannya, Ia ulet dan sabar dalam membantu mobil modifikasi tersebut berhasil melewati genangan.
ADVERTISEMENT
Hari sudah larut malam sampai berganti hari namun genangan air tetap masih enggan surut dari bebatuan tanah. Mobil rombongan ku pun sampai di lokasi, tapi sayang sekali saat mobil akan diparkirkan mobil terjebak pada jalan yang sangat becek hingga tidak bisa digerakkan. Akhirnya kami serombongan turun dari mobil untuk mengurangi beban agar mobil dapat digerakkan.
Aku dan rombongan turun untuk membantu memasangkan tenda bersama rombongan lain dan mengambil barang-barang yang ada di mobil. Cuaca sebenarnya sangat cantik ditemani banyak kerlap-kerlip bintang bertaburan dilangit. Bintang-bintang tersebut seperti lampu diskotik yang memanjakan mata sejauh mata memandang, seperti mata dipaksa selalu menatap karena memang beda sekali dengan langit di Kota.
Tak puas hanya menikmati dari tenda, kami pun turun tepat di atas pasir pantai yang ditemani karang-karang yang besar memenuhi daratan. Sembari memasak mie gelas kami memiliki ide untuk menyalakan api unggun karena udara juga sedang sangat dingin. Namun karena kayu yang dibawa kurang kering dan pasir pantai yang sedikit lembab api unggun yang berusaha dinyalakan tidak kunjung menyala membuat gagal membuat api unggun. Tidak kehilangan akal untuk mengisi malam itu, kami pun melanjutkan untuk mengobrol ringan dan ternyata salah satu dari rombongan dapat menghipnotis seseorang. Maka dari itulah malam itu juga diiringi permainan hipnotis, tapi aku melewatkan permainan tersebut karena aku sudah terlanjur mengantuk dan kembali ke tenda untuk tidur.
ADVERTISEMENT
Malam pun berlalu, ketika sang fajar datang menyoroti tenda kami dan menunjukkan pukul 07.00 WIB. Tentu benar saja aku tertinggal menyaksikan matahari terbit yang dari semalam aku nantikan. Aku dan teman ku yang satu tenda terbangun dari tidurnya, aku yang penasaran dengan permainan hipnotis semalam langsung bertanya apakah semalam seru atau tidak. Mereka kompak menjawab “Seru banget!!”, aku pun terkejut dan menyesal tidak mengikutinya.
Dokumentasi : suasana pagi hari di Pantai Bugel Mega Camara
Setelah lama mengobrol aku dan teman ku memutuskan untuk pergi ke kamar mandi bersama. Hal yang tidak terduga disana ialah kamar yang kurang layak untuk dipakai, kamar mandi yang hanya terbuat dari susunan bambu ditutupi dengan bekas dari spanduk. Tapi tidak ada pilihan lain karena kamar mandi yang ada hanya itu saja. Setelah selesai membersihkan diri kami kembali ke tenda. Pagi yang semakin memanas, akhirnya teman ku mengajakku untuk turun ke pantai menikmati suasana. Aku baru menyadari ekspektasi yang aku idam-idamkan ternyata tidak terwujud. Pantai yang sepanjang pesisirnya aku kira sepi dan indah dinikmati malah pagi itu penuh dengan puluhan pengunjung yang memadati pesisir pantai. Walau begitu aku dan dan teman ku tetap melanjutkan untuk bermain di pasir pantai memuaskan ekspektasi. Entahlah rasanya bercampur senang tapi kurang puas, perasaan itu ternyata tidak aku saja yang merasakan. Akhirnya aku serombongan dan rombongan lainnya memutuskan untuk mengganti tujuan pantai.
ADVERTISEMENT
Karena takut kecewa kedua kalinya, salah satu dari rombongan kami melakukan survei terlebih dahulu untuk mencari pantai yang sesuai dengan ekspektasi. Setelah beberapa menit menunggu ternyata ada pantai yang dekat dan sangat indah dikabarkan oleh mereka yang melakukan survei. Mereka menyebut pantai itu bernama Pantai Kasvana yang tidak jauh dari pantai sebelumnya. Kami pun segera bergegas dengan merapikan barang dan tenda untuk segera menyusul kesana. Perasaan tidak sabar kami menghapus rasa lapar yang dirasakan sejak bangun tadi. Kami memang belum sempat sarapan, karena masih tidak nyaman dengan suasana disana. Ketika semuanya rapi kami masuk ke mobil masing-masing rombongan dan melakukan perjalanan. Tepat pukul 10.30 WIB kami meninggalkan Pantai Bugel Mega Camara bergeser pindah menuju Pantai Kasvana.
ADVERTISEMENT
Selama perjalanan kami disuguhkan dengan pemandangan yang sangat mempesona, terlihat jelas pada samping kiri jalan adalah bentangan pantai yang ombaknya menari-nari ditemani pohon kelapa. Tak kalah menakjubkan cuaca siang itu juga dengan langit cerah membiru menambah suasana yang semakin enggan menutup mata. Kami tidak lupa mengabadikan momen tersebut dengan mengobrol ria dan mendokumentasikan pemandangan. Dan tidak terasa kami pun sampai di cantiknya Pantai Kasvana.
Dokumentasi : suasana siang hari di Pantai Kasvana
Pasir putih yang menyelimuti daratan seolah-olah menarik kami lari untuk segera menyaksikan deburan ombak yang menanti dari ujung sana. Siang itu masih tidak terlalu ramai, tentu suasana itulah yang didambakan. Di samping pantai juga dimanjakan dengan adanya ayunan dan saung bambu untuk siapa saja yang ingin menikmati udara pantai siang hari. Aku begitu puas dengan pemandangan yang ada, aku sampai bermain balap lari dengan teman ku agar tidak melewati moment yang indah tersebut.
ADVERTISEMENT
Perut yang keroncongan memang tidak pernah bohong, akhirnya kami istirahat sejenak dan membersihkan diri untuk menyantap makanan yang sudah dipesan terlebih dahulu. Makanan yang kami pesan yaitu nasi, ikan goreng, cumi goreng, ayam goreng lengkap dengan sambal dan lalapan sayuran. Rasanya berkesan sekali liburan kali ini karena sambil menyantap hasil pantai aku pun menikmati sepoi-sepoi pantai yang menenangkan. Sembari menghabiskan makanan kami pun tak lupa mengisi setiap moment dengan candaan bahagia setiap detiknya.
Selesai makan aku menyempatkan waktu untuk mewawancarai beberapa orang untuk menanyakan kesan rombongan selama dalam perjalanan sampai akhirnya pindah tujuan pantai. Banyak dari mereka mengaku tidak menyesal dan memang sebenarnya bagus tapi terlalu ramai karena viral.
Salah satu orang dari rombongan yang bernama Rama atau sering dipanggil bang Rama menjelaskan.
ADVERTISEMENT
“Dari Pantai Bugel dan Pantai Kasvana sebenarnya sama-sama bagus tapi better Pantai Kasvana sih gak terlalu rame dan toiletnya pun worth it. Apalagi pas pagi airnya kelihatan jernih banget di Pantai Bugel tapi kalau di Pantai kasvana kurangnya gak ada sinyal”
“Di Pantai Kasvana bagus banget ombaknya beneran berasa, cocok banget buat ngonten pakai drone karena luas” yang lainnya menambahkan.
“Setuju banget, Pantai Bugel mahal juga karena viral di Tiktok” sorak serombongan dengan riangnya sembari memperkuat argumen.
Aku sangat antusias sekali mendengarnya, sampai tidak terasa sudah sampai pukul 14.00 WIB. Karena takut terlalu malam sampai di Bogor akhirnya kami memutuskan untuk melakukan sesi dokumentasi dan membuat konten terlebih dahulu sebelum pulang. Setelah semuanya selesai kami pun melakukan perjalanan pulang, namun dengan rombongan lainnya di tengah perjalanan berpisah sesuai tujuan masing-masing rombongan.
ADVERTISEMENT
Rombongan ku yang sangat aktif tentu masih sempat mengisi perut yang hampir lapar kembali untuk berhenti dahulu di Chicken Labbaik dan Ice Cream Mixue. Padahal ada tempat makan yang disediakan, namun kami memilih untuk menghabiskan makanan di pinggir jalan bersama itulah yang membuat liburan tersebut sangat terasa kekeluargaannya.
Kami pun melanjutkan perjalanan, hingga pukul sekitar 20.00 WIB aku diantarkan di stasiun Bogor dan yang lainnya melanjutkan ke Mie Gacoan. Aku yang sudah cukup lelah memang sengaja memutuskan tidak ikut dan memilih untuk pulang ke rumah di Depok menggunakan KRL. Sesampainya di rumah aku langsung saja membersihkan diri dan beristirahat, dan bagiku perjalanan itu adalah liburan terbaik ku sepanjang awal semester 4 yang aku jalani. Aku sangat terkesan dengan moleknya Pantai Bugel Mega Camara dan Pantai Kasvana meski keduanya memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Dua kata untuk penilaian kedua pantai andalan Banten itu adalah “Sangat Puas” tidak ada lagi rasa gundah gulana setelah healing disana.
ADVERTISEMENT