Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Agroforestri Sebagai Solusi Berkelanjutan untuk Ketahanan Pangan dan Iklim
8 Mei 2025 19:54 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Exaudi Cecilia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan kekayaan biodiversitas yang luar biasa, sedang menghadapi tantangan besar yaitu menjamin ketahanan pangan bagi lebih dari 270 juta penduduk sekaligus mengatasi dampak perubahan iklim yang semakin merusak. Ketahanan pangan bukan hanya soal memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga tentang menjaga keberlanjutan alam dan lingkungan. Dalam situasi ini, agroforestri, yang mengintegrasikan pohon dengan tanaman pangan atau ternak, muncul sebagai solusi yang dapat menangani kedua masalah tersebut secara bersamaan.
ADVERTISEMENT
Melalui agroforestri, petani dapat meningkatkan hasil pertanian, memperbaiki kualitas tanah, dan mengurangi kerusakan akibat perubahan iklim, seperti banjir dan kekeringan. Selain itu, sistem ini juga berkontribusi pada pelestarian keanekaragaman hayati, yang esensial untuk keseimbangan ekosistem. Dengan memanfaatkan agroforestri, Indonesia bisa meningkatkan ketahanan pangan sekaligus berperan dalam mitigasi perubahan iklim dengan menyerap karbon dioksida.
Oleh karena itu, penting untuk menjadikan agroforestri sebagai prioritas dalam kebijakan pertanian dan lingkungan guna mencapai pembangunan berkelanjutan dan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Krisis Pangan dan Iklim Menjadi Dua Sisi Mata Uang yang Sama
Indonesia saat ini tengah menghadapi krisis besar yang kompleks. Ketergantungan pada impor pangan, terutama beras, terus meningkat, menunjukkan bahwa negara ini belum mampu mencukupi kebutuhan pangan domestik secara mandiri. Sementara itu, deforestasi dan alih fungsi lahan untuk memenuhi kebutuhan produksi pangan justru memperburuk perubahan iklim dengan meningkatkan emisi karbon dan merusak ekosistem. Perubahan iklim sendiri membawa ketidakpastian cuaca, dengan banjir dan kekeringan yang semakin ekstrem, serta meningkatnya serangan hama dan penyakit tanaman yang mengancam hasil pertanian.
ADVERTISEMENT
Di tengah situasi ini, petani kecil yang merupakan pilar utama pertanian di Indonesia merupakan pihak yang paling terdampak, seringkali tanpa akses terhadap teknologi, informasi, dan sumber daya yang diperlukan untuk beradaptasi. Sistem pertanian konvensional yang mengandalkan monokultur dan penggunaan bahan kimia justru semakin memperburuk keadaan, dengan mengurangi kesuburan tanah dan menurunkan keanekaragaman hayati yang penting untuk keberlanjutan ekosistem.
Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan perubahan dalam sistem pertanian menuju praktik yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, seperti agroekologi atau agroforestri, yang dapat meningkatkan ketahanan pangan sekaligus melindungi lingkungan. Dengan mendorong inovasi dan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Indonesia memiliki potensi untuk keluar dari krisis ini dan membangun masa depan pertanian yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Agroforestri Sebagai Kearifan Lokal yang Berkembang Menjadi Ilmu Modern
Agroforestri bukanlah konsep baru bagi Indonesia. Sejak zaman dahulu, masyarakat Indonesia telah mengenal sistem pertanian terintegrasi, seperti "pekarangan" di Jawa, "pelak" di Sumatra, dan "lembo" di Kalimantan. Sistem-sistem ini menggabungkan berbagai jenis tanaman dan hewan dalam satu lahan, menciptakan ekosistem pertanian yang tidak hanya produktif tetapi juga berkelanjutan.
Apa yang membedakan sekarang adalah penerapan pendekatan ilmiah modern yang dapat memperkuat dan mengoptimalkan sistem tradisional ini. Dengan kemajuan teknologi dan pemahaman yang terus berkembang, kita kini dapat mengimplementasikan agroforestri dengan lebih efektif. Agroforestri yang dirancang dengan baik, misalnya, dapat meningkatkan produktivitas lahan hingga 40% dibandingkan dengan sistem monokultur konvensional.
Selain itu, sistem ini juga berperan dalam menyerap karbon dioksida, memperbaiki struktur tanah, dan meningkatkan keanekaragaman hayati, yang semuanya berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan. Dengan memanfaatkan pengetahuan dan praktik agroforestri yang telah ada, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengatasi tantangan ketahanan pangan dan perubahan iklim, sekaligus melestarikan warisan budaya pertanian yang sudah ada sejak lama.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, mendukung dan mengembangkan agroforestri harus menjadi langkah penting untuk memberikan manfaat lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan.
Manfaat Agroforestri untuk Indonesia
Penerapan agroforestri di Indonesia memberikan berbagai manfaat yang penting bagi sektor pertanian dan keberlanjutan lingkungan. Pertama, sistem ini mendukung ketahanan pangan secara berkelanjutan. Dengan memanfaatkan beragam tanaman dalam satu lahan, agroforestri mengurangi risiko gagal panen akibat serangan hama atau cuaca ekstrem. Petani dapat memanen berbagai produk, seperti buah-buahan, sayuran, rempah-rempah, dan kayu sepanjang tahun, yang tidak hanya memastikan pendapatan yang stabil, tetapi juga pasokan pangan yang berkelanjutan.
Kedua, agroforestri berperan dalam mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim. Pohon-pohon yang ditanam dalam sistem ini menyerap karbon dioksida, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Selain itu, akar pohon meningkatkan kemampuan tanah untuk menyerap air hujan, yang mengurangi risiko banjir dan erosi serta menyimpan air untuk digunakan selama musim kemarau.
ADVERTISEMENT
Ketiga, agroforestri membantu rehabilitasi lahan terdegradasi. Indonesia memiliki banyak lahan yang rusak, dan agroforestri terbukti dapat merevitalisasi lahan ini, seperti yang terlihat di daerah Lampung dan Kalimantan dengan tanaman kopi dan kakao. Selain mengembalikan kesuburan tanah, sistem ini juga memberikan pendapatan tambahan bagi petani.
Keempat, agroforestri meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan diversifikasi produk yang dihasilkan, petani tidak hanya bergantung pada satu komoditas yang rentan terhadap fluktuasi harga pasar. Hal ini membantu mengurangi kerentanannya dan berperan dalam pengentasan kemiskinan di pedesaan.
Tantangan Implementasi dan Solusinya
Meskipun agroforestri memiliki potensi besar, penerapannya secara luas di Indonesia masih menghadapi beberapa kendala. Pertama, banyak petani yang belum memiliki pengetahuan teknis yang memadai tentang desain dan pengelolaan agroforestri yang efektif. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan program pelatihan yang lebih intensif, seperti penyuluhan dan sekolah lapang, agar petani bisa memahami dan mengimplementasikan praktik terbaik.
ADVERTISEMENT
Kedua, sistem agroforestri memerlukan waktu yang cukup lama sebelum pohon-pohon memberikan hasil yang menguntungkan, sehingga skema insentif dan pendanaan inovatif, seperti pembayaran jasa lingkungan (PES) atau kredit karbon, sangat diperlukan untuk membantu petani selama masa transisi ini. Ketiga, pemasaran produk agroforestri masih menjadi tantangan, dengan rantai pasokan yang belum efisien. Pengembangan sistem pemasaran yang adil dan efisien akan memastikan petani bisa meraih keuntungan maksimal dari beragam produk yang dihasilkan.
Dengan mengatasi tantangan-tantangan ini, penerapan agroforestri di Indonesia bisa berjalan lebih sukses dan memberikan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan.
Exaudi Cecilia Hutabarat, Bainah Sari Dewi