Konten dari Pengguna

Potret Banksasuci Untuk Keselarasan Hidup dengan Lingkungan

Fikri Asy'ari
Sarjana Hubungan Internasional - Relawan Lingkungan di PRIMALI Berdaya
13 September 2023 10:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fikri Asy'ari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Berfoto di saung yang terbuat dari anyaman bambu dan daur ulang botol plastik. Sumber: Dokumentasi Pribadi PRIMALI Berdaya
zoom-in-whitePerbesar
Berfoto di saung yang terbuat dari anyaman bambu dan daur ulang botol plastik. Sumber: Dokumentasi Pribadi PRIMALI Berdaya
ADVERTISEMENT
Potret gaya hidup manusia telah berubah semenjak hadirnya revolusi industri. Hal ini berkelindan dengan gaya hidup yang semakin hari semakin tinggi. Aspek kemudahan menjadi suatu yang penting dalam aktivitas manusia, baik dalam bentuk produk maupun jasa. Adalah plastik sebuah inovasi yang membuat manusia menjadi ketergantungan, sebab memiliki kegunaan yang praktis dan fleksibel.
ADVERTISEMENT
Namun, plastik malah mengakibatkan permasalahan lingkungan dimana dapat menghasilkan limbah yang semakin besar karena sampah plastik sangat sulit terurai. Menurut catatan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, pada tahun 2022 Indonesia menghasilkan sampah plastik 19,45 juta ton. Menjadi urutan kedua setelah sampah sisa makanan. Hal ini mengkhawatirkan sebab Indonesia masuk ke dalam jajaran negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia.
Sampah plastik menjadi efek boomerang bagi lingkungan, hewan, maupun manusia itu sendiri. Salah satunya dapat menyumbat dan mencemari aliran air. Dalam hal ini air sungai yang menjadi sumber air baku untuk memenuhi kehidupan masyarakat sehari – hari seperti minum, mandi, mencuci dan lainnya. Akibatnya sungai tidak dapat digunakan karena tercemar oleh timbulan sampah plastik yang menghasilkan mikroplastik, Lebih jauh, sampah yang terbawa sungai akan menumpuk dan mengambang di lautan lepas.
ADVERTISEMENT
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa sekitar 46% sungai di Indonesia telah mengalami pencemaran berat, 32% tercemar sedang berat, 14% tercemar sedang, dan 8% tercemar ringan. Menurut Namara dkk (2016) dalam kajian "Klasifikasi Kualitas Air Sungai Cisadane Kota Tangerang" sungai Cisadane menjadi salah satu sungai yang tercemar dan mengandung mikroplastik. Diketahui sungai yang berhulu di Gunung Pangrango dan Gunung Salak ini merupakan sumber utama air baku PDAM kota Tangerang untuk memenuhi penyediaan air bersih di wilayah Tangerang.
Dalam tinjauan konsep keamanan manusia (Human security), pencemaran air sungai Cisadane telah mengganggu penyusun keamanan manusia, yaitu keamanan kesehatan dan keamanan lingkungan. Dimana pencemaran ini akan berdampak pada krisis akses terhadap air bersih, memengaruhi nutrisi, membahayakan hasil pangan dan tanaman, hingga dapat memunculkan berbagai penyakit dengan cara yang tidak terduga. Studi Arieska (2017) pada kajian "Pengaruh Penggunaan Air Sungai Cisadane Terhadap Keluhan Penyakit di Desa Kampung Kelor, Kecamatan Sepatan Timur, Kabupaten Tangerang". Meneliti 94 kepala keluarga berada di Kampung Kelor, Kecamatan Sepadan Timur, Kabupaten Tangerang yang merupakan pengguna air sungai Cisadane, bahwasanya 92% mengalami keluhan penyakit, dimana 60% mengeluhkan penyakit gatal – gatal. Dengan demikian menjadi urgensi untuk menanggulangi pencemaran pada sungai Cisadane, diperlukan perhatian lebih dari segala lini masyarakat untuk bersama – sama mengentaskan masalah pencemaran air ini.
ADVERTISEMENT

Banksasuci Sang Penjaga Sungai Cisadane

Melihat kondisi sungai Cisadane yang mengkhawatirkan ini, menjadi pusat perhatian bagi aktivis lingkungan untuk menanggulanginya. Adalah Banksasuci (Bank Sampah Sungai Cisadane) yang telah bergerak cepat dalam mengambil tindakan untuk mengurangi sampah di sungai Cisadane. Pendiri Banksasuci Ade Yunus mengatakan pencemaran sungai Cisadane masuk dalam kategori berat, sebab sampah yang dikumpulan setiap bulan dapat mencapai 2 hingga 3 ton. Dalam jaring waste trap yang dipasang oleh Banksasuci, dapat dihitung sampah yang terkumpul pada akhir 2021 dan awal 2022 menunjukkan volume sampah terus naik dari 2,4 ton pada November 2021 dan 3 ton keatas pada Januari 2022. Adapun jenis sampah yang terjaring ialah, 35% kantong plastik, 25% kemasana saset, 15% botol plastik PET, 7,5% Styrofoam, dan di bawah 6% sampah plastik lainnya.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya menjaring sampah menggunakan waste trap saja, komunitas yang didirikan pada tahun 2012 oleh Ade Yunus bersama lima rekannya ini memiliki berbagai program, seperti susur sungai dalam patroli sungai Cisadane sebagai monitoring pencemaran sungai menggunakan perahu boat, menanam pohon di bantaran sungai Cisadane hingga mengolah atau mendaur ulang sampah yang dapat diubah menjadi pupuk organik. Sampah – sampah yang bernilai ekonomis pun dapat dijual kembali untuk kas, membangun saung, mushala, dan bangunan lainnya. Kehadirannya pun bermanfaat bagi masyarakat sekitar, dimana masyarakat dapat menjual sampah kepada Banksasuci dan ditukar dengan sistem menabung. Tabungannya dapat menjadi biaya keperluan sekolah, rumah tangga, hingga tiket masuk pada kawasan Banksasuci.
Mengingat penggunaan plastik dan sampahnya tidak berhenti dengan sendiri, Banksasuci pun menawarkan destinasi edukasi wisata yang berkaitan dengan alam dan sampah, bertempat di Jalan Taman Cisadane, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang. Hal ini sebagai bentuk pembelajaran yang menyenangkan untuk masyarakat agar dapat mengolah sampah dengan berbagai cara.
ADVERTISEMENT
Saya sendiri pernah terjun langsung ke tempat Banksasuci bersama PRIMALI Berdaya (organisasi lingkungan kepemudaan) datang dalam rangka social visit, dengan tujuan pelatihan, pembelajaran, dan pendekatan sosial dengan komunitas Banksasuci terkait sampah plastik dan bagaimana metode menanggulanginya. Terdapat selaku perwakilan dari Banksasuci yaitu Pak Ahmad Afandi, memaparkan bagaimana usaha Banksasuci untuk mengembalikan sungai Cisadane sebagai kegunaan yang semestinya dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan baik.
Pak Ahmad Afandi sedang menjelaskan komunitas Banksasuci. Sumber: Dokumentasi Pribadi PRIMALI Berdaya
Workshop pun diperkenalkan dengan penerapan konsep recycle dan reusable. Mengajarkan bagaimana cara memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai seperti kain atau pakaian bekas dapat disulap menjadi pot ataupun tempat sampah. Menggunakan alat dan bahan yang sederhana serta terjangkau seperti adonan semen, cetakan ember, kuas cat, dan kain bekas.
Pak Rudi sedang menjelaskan tata cara pembuatan pot menggunakan kain bekas. Sumber: Dokumentasi Pribadi PRIMALI Berdaya
Kegiatan dilanjutkan dengan dengan pengelolaan sampah plastik yang dapat digunakan menjadi produk – produk kreatif seperti baju daur ulang. Kunjungan ini ditutup dengan penanaman 8 pohon pepaya di bantaran sungai Cisadane.
Salah satu contoh baju daur ulang sampah. Sumber: Dokumentasi Pribadi PRIMALI Berdaya
Namun yang disayangkan adalah tidak bisa melakukan susur sungai, sebab mesin perahu boat sedang diperbaiki. Akan tetapi tidak mengurangi rasa semangat dalam pelatihan pengolahan sampah.
Pak Rudi bersama PRIMALI Berdaya dalam mempersiapkanpenanaman pohon pepaya. Sumber: Dokumentasi Pribadi PRIMALI Berdaya
Nyatanya, Banksasuci dapat menjadi solusi di tengah keramaian kota untuk menyeimbangkan kehidupan yang dipenuhi dengan dampak sampah plastik sekaligus menyelaraskan dengan alam. Menjadi kondisi yang mengejutkan dimana sekeliling dipenuhi oleh perkotaan, Banksasuci memberikan sentuhan modern dan tradisional dalam menanggulangi sampah plastik. Pada akhirnya menjadi kewajiban tiap manusia untuk bertanggung jawab dalam segala aktivitasnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan, sehingga keasrian alam tetap terjaga demi masa depan anak cucu kita.
ADVERTISEMENT