Konten dari Pengguna

Overthinking: Analisis Dampak Overthinking Pada Remaja Hingga Dewasa

Fitri Anisa
Seorang mahasiswa aktif di perguruan tinggi Universitas Amikom Purwokerto
27 April 2025 14:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Fitri Anisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi lukisan yang menggambarkan tentang perasaaan overthinking (Dok:: Foto Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi lukisan yang menggambarkan tentang perasaaan overthinking (Dok:: Foto Pribadi)

Sebelum membahas mengenai analisis dampak overthinking pada remaja hingga dewasa, kita perlu mengetahui pengertian dari overthinking itu sendiri. Overthinking merupakan kecenderungan seseorang untuk memikirkan suatu hal secara berlebihan atau cara sederhananya seseorang yang mulai berpikir mengenai masa depan.

ADVERTISEMENT
Analisis dampak overthinking pada remaja hingga dewasa, dampak overthinking dapat memicu beberapa gejala awal seperti pola pikir seseorang yang berlebihaan, terjadinya stress maupun gangguan emosi ketika seseorang mulai memikirkan perihal masa depan dengan pikiran yang negatif. Apabila tidak dikontrol dengan baik, kondisi ini menyebabkan individu menjadi pribadi yang sensitif dan mudah tersinggung terhadap lingkungan disekitar.
ADVERTISEMENT
Analisis dampak overthinking pada remaja hingga dewasa pada umumnya terjadi pada rentang usia 17 hingga 25 tahun, namun rentang usia ini tidak bisa menjadi acuan khusus sebab overthinking bisa terjadi pada remaja maupun dewasa tergantung juga dari diri sendiri seorang individu. Maksudnya diri sendiri seorang individu itu mengarah pada kondisi psikologis seseorang maupun latar belakang keluarganya. Kebanyakan setelah memasuki usia tersebut, mulailah muncul rasa overthinking
Mengenai analisis dampak overthinking pada remaja hingga dewasa, bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang mendorong terjadinya overthinking berawal dari kondisi psikologis dan latar belakang keluarga. Kondisi psikologis ini bisa dipicu oleh orang-orang disekitar yang selalu membandingkan individu dengan orang lain (misalnya dalam hal pencapaian maupun prestasi). Hal inilah yang membuat individu tersebut berpikir keras tentang bagaimana caranya supaya bisa seperti mereka di luar sana dan bagaimana caranya agar tidak terus-menerus dibanding-bandingkan. Jika individu terus-menerus dibanding-bandingkan maka dapat menyebabkan stres bahkan menyebabkan overthinking setiap harinya. Faktor psikologis lain yang umumnya juga dialami di kalangan remaja maupun dewasa seperti bertanya-tanya pada diri sendiri tentang jati diri yang sebenarnya, bahkan ada individu yang merasa kehilangan arah dalam menentukan tujuan.
ADVERTISEMENT
Yang kedua analisis dampak overthinking pada remaja hingga dewasa, dipicu oleh individu dari latar belakang keluarganya (misalnya kondisi keluarga dengan latar belakang ekonomi yang pas-pasan, membuat individu sangat sering untuk overthinking tentang bagaimana caranya supaya bisa mengangkat derajat ekonomi keluarga)
Di sisi lain, untuk memperkuat analisis dampak overthinking pada remaja hingga dewasa, saya melakukan wawancara dengan beberapa narasumber salah satunya adalah narasumber inisial NJ.
salah satu narasumber inisial NJ mengungkapkan "Sering overthinking tentang masa depan terlebih diusia yang telah menginjak 25 tahun dan belum lama ini baru wisuda. Sekarang ini sangat sering mengalami gangguan tidur bahkan overthinking dengan isi kepalanya yang sangat berisik. Bahkan saat overthinking lebih banyak memilih diam maupun menghindari keramaian dengan tujuan untuk menenangkan diri." Kata NJ saat diwawancarai pada 27-03-2025.
ADVERTISEMENT
Dari hasil wawancara dan analisis dampak overthinking pada remaja hingga dewasa, overthinking yang berlebihan sangat mengganggu isi kepala. Isi kepala yang berisik dapat membuat seseorang lelah terhadap diri sendiri, baik lelah secara batin, maupun fisik dan lelah secara mental yang sering membuat hati dan pikiran manjadi tidak sinkron.