Konten dari Pengguna

Budidaya Kepiting Soka di Rumah, Alternatif Cerdas untuk Mendukung Ekonomi

Novita Kamil
Alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) PALU Sulawesi Tengah dengan jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Content Creator. Youtube Jejak Nantha
20 Agustus 2024 8:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Novita Kamil tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar Dok. Novita (Terlihat kepiting Soka Di dalam kotak)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Dok. Novita (Terlihat kepiting Soka Di dalam kotak)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada berbagai cara untuk menambah penghasilan selain hanya mengandalkan pendapatan utama. Salah satu pilihan yang kian populer adalah memulai usaha sendiri. Masyarakat semakin kreatif dalam menciptakan inovasi yang mempermudah kegiatan berwirausaha. Salah satu inovasi yang menarik adalah budidaya kepiting di pekarangan rumah.
ADVERTISEMENT
Namun, timbul pertanyaan: Apakah mungkin kepiting dibudidayakan dalam wadah sederhana seperti kotak-kotak bak? Mari kita simak penjelasannya!
Di Desa Kedunggebang, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, muncul sebuah inovasi menarik dalam budidaya kepiting soka. Berbeda dari cara tradisional yang umumnya menggunakan empang-empang besar dan lahan luas, inovasi ini dilakukan dalam kotak-kotak bak sederhana.
Kita mungkin terbiasa melihat kepiting dibudidayakan di kolam yang luas, namun seorang warga setempat bernama Bonari mencoba peruntungan dengan cara berbeda. Ia mengembangkan kepiting soka di pekarangan rumahnya sendiri, membuktikan bahwa lahan kecil pun bisa menjadi peluang usaha yang menguntungkan.
Gambar Dok. Novita (Bonari Saat Memperlihatkan Kepiting Soka Miliknya)
1. Awal Mulai Kembangkan kepiting Soka
Bonari memulai kisahnya tentang bagaimana ia tertarik mengembangkan budidaya kepiting soka. Inspirasi itu datang dari salah seorang temannya yang lebih dahulu terjun dalam usaha ini. Terpacu oleh semangat dan keinginan untuk mandiri, Bonari memutuskan untuk mencoba mengembangkannya sendiri.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 2021, ia memulai langkah pertamanya hanya dengan beberapa kotak kepiting saja. Meski sederhana, usahanya kini telah berkembang pesat. Saat ini, Bonari memiliki ratusan kotak bak yang penuh dengan kepiting soka, membuktikan bahwa dengan tekad dan ketekunan, segalanya mungkin.
2. Masa Panen Kepiting Soka
Dalam budidaya kepiting soka Bonari menjelaskan, terutama saat memasukkan bibit kepiting, memang ada praktik pemotongan kaki-kaki kepiting. Tujuan dari pemotongan kaki (biasanya kaki renang atau capit) adalah untuk mendorong kepiting agar lebih cepat mengalami proses molting (ganti kulit). Ketika kaki atau capit dipotong, kepiting akan memfokuskan energinya pada regenerasi bagian tubuh yang hilang, yang memicu molting lebih cepat. Setelah molting, kepiting akan memiliki tubuh baru yang lunak dan siap dijual sebagai kepiting soka. Sedangkan untuk masa panen kepiting soka yakni 2 bulan.
ADVERTISEMENT
3. Jatuh Bangun Budidaya Kepiting Soka.
Gambar Dok. Novita (Bonari saat Memperlihatkan Susunan Rak yang berisi Kepiting Soka).
Memulai sebuah usaha tentu tidak selalu berjalan mulus. Hambatan dan tantangan pasti akan dihadapi. Begitu pula dengan Bonari, yang pernah mengalami kegagalan saat mencoba membudidayakan kepiting soka. Ia mengakui bahwa pada awalnya banyak kepiting yang mati, bahkan tingkat kematian mencapai hingga 50 persen.
Bonari berbagi pengalaman berharga bagi siapa pun yang ingin memulai budidaya kepiting soka. Ia menekankan pentingnya memperhatikan beberapa faktor utama, seperti kadar amonia dalam air, kebersihan wadah kepiting, serta pemberian pakan yang tepat. Menurutnya, menjaga kebersihan dan memastikan kondisi air yang stabil adalah kunci untuk menghindari kematian massal kepiting soka dan meraih kesuksesan dalam budidaya ini. Berkat ketekunannya kini dirinya telah menikmati hasil dari budidaya kepiting soka. pemasarannya pun cukup mudah karena peminat dari kepiting jenis ini cukup banyak. Harga perkilonys pun mencapai seratus ribu rupiah bahkan lebih. Bagaimana apakah anda tertarik untuk mengikuti jejak Boniran?
ADVERTISEMENT