Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
'Demam Korea' Membawa Penggalan Kata Baru di Indonesia
1 November 2021 19:02 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Hafidhah Nuraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mana di sini Penggemar Negeri Gingseng?
Siapa yang tidak mengenal Korea Selatan? Siapa yang tidak mengenal Drama Korea atau musik K-Pop? sudah pasti sebagian besar tidak asing lagi buka dengan Korea Selatan?
ADVERTISEMENT
Drama Korea atau yang disebut "Drakor" dan Korea Pop atau "K-Pop" merupakan produk hiburan yang berasal dari Korea Selatan yang sudah banyak di kenal, tidak hanya di Indonesia tapi sudah dikenal secara global. Di mana artis atau idola yang sangat berpotensi dalam berkarya, dan totalitas dalam berkarier membawa daya tarik tersendiri untuk penggemar.
Siapa di sini yang demam drama korea pada zaman Endless Love?
"Demam Korea" di Indonesia bermula dengan tersebar nya beberapa serial Drama Korea yang sangat di sukai oleh masyarakat Indonesia terutama untuk kaum hawa, tidak hanya dalam kalangan remaja lo tetapi kalangan ibu-ibu juga. Jika dilihat "Demam Korea" dimulai dengan stasiun TV di Indonesia yang menyiarkan drama "Endless Love" pada tahun 2000-an, di mana respons drama ini sangat baik karena acting yang sangat menjiwai membawa penonton pada titik emosi saat melihat drama ini.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya drama "Endless Love", karena kesuksesan dalam menyiarkan drama korea, TV lokal gencar mengimpor drama dari negeri korea tersebut, seperti "Full House", dan "Boys Before Flower" yang sempat ditayangkan di Tv lokal pada zamannya, begitu juga masuknya musik Pop dari Korea seperti "Oppa Gangnam Style" yang sangat mendunia lagunya. Beberapa Drama Korea dan musik K-pop mendapatkan perhatian dan respons yang sangat baik sehingga membuat para penonton ingin mengenal lebih mengenai kebudayaan Korea Selatan.
"Demam Korea Selatan" membuat dampak gelombang budaya Korea yang tinggi melanda dunia sejak beberapa tahun terakhir. Salah satunya adalah Indonesia, dampak adanya "demam Korea" terhadap generasi muda Indonesia sangat besar dapat menggeser budaya-budaya Indonesia, hingga saat ini banyak kebudayaan korea yang sudah masuk di Indonesia salah satunya dalam berbahasa. Perkembangan pemakaian Bahasa Indonesia mulai berganti dengan beberapa penggalan kata dari Bahasa Korea yang di pelajari dari lirik lagu dan dialog drama Korea yang dilihat. Beberapa Bahasa Korea yang di ucapkan terus berkembang dan berganti mengikuti tren yang ada, pemakaian Bahasa Korea tidak hanya dipakai oleh remaja, tidak jarang orang dewasa juga menggunakan Bahasa Korea karena kegemarannya pada Korea Selatan, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.
ADVERTISEMENT
Beberapa penggalan kata dalam Bahasa Korea dijadikan proses interaksi antar pengguna media sosial dengan pengguna lainnya yang sama-sama menyukai hal yang berbau tentang Korea Selatan. Banyak remaja saat ini kelihatan “bergaya” jika bisa mengucapkan kata-kata “terima kasih dan maaf” dalam Bahasa Korea. Siapa yang tidak tahu istilah “Kamsahamnida” yang selalu di ucapkan banyak penggemar Korea. Bahkan jika saat kita bertemu dengan para penggemar Korea, mereka akan berbicara Bahasa Indonesia ditambah dengan beberapa penggalan kata Korea sehari-hari yang mereka ketahui atau yang mereka pelajari, berikut beberapa penggalan kata Korea dan artinya yang sering didengar di kalangan pecinta korea :
1. "Kamsahamnida" = Terima kasih (감사합니다)
2. "Mianhamnida" = Maaf (미안합니다)
3. "Annyoeng haseyo" = Halo, selamat pagi, selamat siang, selamat sore, selamat malam (안녕 하세요)
ADVERTISEMENT
4. "Ne" = Ya (네)
5. "Aniyo" = tidak/bukan (아니요)
6. "Gwaenchanayo" = tidak apa-apa (괜찮아요)
7. "Andwae" = tidak boleh atau jangan (안돼)
8. "Aigo" = aduh (아이고)
9. "Arasso" = sudah tahu (알았어)
10. "Chukhahamnida" = selamat (축하합니다)
Contoh di atas merupakan beberapa saja, bahkan masih banyak lagi bahasa Korea yang di pakai oleh penikmat K-Drama dan K-Pop. Tidak hanya secara lisan tetapi secara tertulis juga, mereka berbahasa Korea secara tertulis di jejaring sosial media, bahkan pengucapan beberapa suku kata Bahasa Korea seperti ini sudah biasa dan dijadikan wacana harian di kalangan pecinta Korea di Indonesia, bahkan penggunaan penggalan kata Korea bisa dijadikan bahasa sehari-hari di lakukan di kalangan para pecinta Korea karena sudah menjadi kebiasaan saat mereka berbicara.
ADVERTISEMENT
Perubahan bahasa ini lah yang membuat Bahasa Indonesia tidak sesuai dengan aturan kaidah tata bahasa, sehingga berdampak pada kurang sempurna atau tidak mampunya seorang penutur. Paling sederhana perubahan kata sapa yang seharusnya “Halo” berubah menjadi “Annyeong”. Bahkan tak jarang melakukan panggilan terhadap orang lain dengan menggunakan Bahasa Korea seperti kakak perempuan dengan sebutan “Eonni atau Noona”, kakak laki-laki dengan sebutan “Hyung atau Oppa”.
Tidak semuanya demam Korea membawa hal negatif, tetapi ada hal positif yang dapat di ambil. Dari kasus yang di bahas, penggalan-penggalan kata itu dapat membuat manfaat positif di mana belajar Bahasa Korea dapat meningkatkan kemampuan fungsi otak, di mana saat belajar Bahasa Korea dan "Hangeul" (aksara korea) dengan mendambakan bisa ke negeri gingseng dan membayangkan bertemu dengan sang idola membuat bersemangat dan menjadi daya tarik tersendiri saat belajar, belajar Bahasa Korea dapat menambah wawasan yang membuat kita banyak mengetahui bahasa asing selain belajar Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris, Bahasa Korea dapat membantu untuk memahami konteks budaya Korea secara langsung dan masih banyak lagi hal positif yang dapat di ambil.
ADVERTISEMENT
Jadi mari kita saring budaya-budaya dari luar negeri salah satunya negara Korea yang saat ini sangat tinggi minatnya, dengan mengambil sisi positif dari menyukai negara lain untuk mengembangkan diri kita, tanpa menghilangkan jati diri kebudayaan sendiri.