Konten dari Pengguna

Maraknya Perundungan dan Cyberbullying di Indonesia

Muhammad Hafidz Aditya Ramadhan
Hafiz, seorang mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program studi Ilmu Pendidikan Sosial semester 1, yang memiliki hobi bermain bulutangkis, menulis, dan menonton film.
27 November 2022 17:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Hafidz Aditya Ramadhan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Perundungan

ADVERTISEMENT
Perundungan menjadi masalah serius yang terjadi di dunia ini sejak lama, perundungan merupakan sebuah perilaku agresif yang dilakukan berulang kali kepada orang lain atau sekelompok orang, dengan maksud untuk menyakiti, dan juga karena korban tidak memiliki kekuatan untuk melawan balik. Dilansir dari National Center for Education Statistics di Amerika Serikat membuktikan jika, 13% siswa berumur 12-18 tahun sering mengalami pembullyan verbal seperti diejek dan dipanggil menggunakan julukan buruk, 5% mengalami pembullyan fisik dengan cara dipukul bahkan sampai didorong ke lantai, dan 5% mengalami pembullyan psikologis seperti diasingkan dari macam-macam kegiatan (Musu-Gillette, Zhang, Wang, Zhang, Kemp, Diliberti, & Oudekerk, 2018). Juga dilansir dari Global School-based Student Health Survey and Health Behaviour in School-aged Children, 16.1% siswa pernah dirundung fisiknya oleh teman seusianya di 144 Negara pada tahun 2018 (en.unesco.org)
ADVERTISEMENT
ilustrasi perundungan atau bullying. Sumber foto : www.freepik.com

Contoh kasus perundungan

Kasus perundungan yang sedang ramai dibicarakan belakangan ini yaitu pelajar SMK yang merundung seorang nenek-nenek yang diduga menderita ODGJ. Pada 19 november kemarin, akun twitter dengan username @Askrlfess membagikan sebuah video berdurasi 13 detik yang menampilkan seorang wanita paruh baya yang ditendang hingga tersungkur ke tanah oleh beberapa siswa sekolah menengah kejuruan, di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Awal mula kejadian tersebut terdapat enam remaja yang mengendarai empat sepeda motor, kemudian di tengah perjalanan mereka melihat seorang nenek tua, salah satu remaja yang mengendarai motor berplat T kemudian menghampiri Sang nenek, remaja itu lalu berbicara kepada nenek dari atas motor, tidak berselang lama, teman dari remaja tersebut turun dari motor dan langsung menendang wanita yang tidak bersalah tersebut hingga tersungkur ke tanah, sang nenek terlihat kaget dan langsung berteriak sambil berdiri menjauhi pelajar tersebut. Kemudian semua pelajar SMK tersebut langsung pergi meninggalkan sang nenek yang terlihat kesakitan tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
ADVERTISEMENT
Hal ini membuat seluruh warganet geram, dikarenakan info dari warga sekitar, para pelajar itu juga pernah memukuli nenek tersebut menggunakan batang kayu. Sehari setelah video penendangan tersebut ramai dibincangkan oleh warganet, polisi langsung menangkap para pelaku penganiayaan tersebut di kediamannya di daerah Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Beberapa hari kemudian polisi melakukan proses hukum dan langsung menetapkan dua orang menjadi tersangka yang sebelumnya hanya berstatus terlapor.

Dampak-dampak dari perundungan

Dampak dari perundungan tidak bisa dipandang sebelah mata, bullying menyebabkan efek yang sangat parah untuk korban, yang pertama yaitu masalah psikologis, korban perundungan umumnya menderita kesedihan hati, suka merendahkan diri sendiri, tidak minat lagi pada hal yang sering dilakukan, hingga rusaknya waktu makan dan tidur. Bahkan, tidak sedikit korban perundungan menderita gangguan kecemasan atau anxiety disorder, dan juga ada yang sampai depresi, bahkan bunuh diri dikarenakan perundungan tersebut.
ADVERTISEMENT
Salah satu kasusnya yaitu seorang warga di Lampung yang berinisial ANM membakar dirinya sendiri hingga meninggal. Kejadian itu terjadi di pinggir jalan Lintas Pantai Timur, Lampung Timur, Sumatera. Pada hari minggu, 28 agustus 2022 kemarin, korban ditemukan oleh warga sekitar, dengan luka bakar di seluruh tubuhnya dan sudah tidak bernyawa. Diduga ANM nekat bunuh diri dikarenakan ia sering mendapati perundungan oleh teman-temannya, ia dirundung soal kekurangan ekonomi, dan juga kerap diledek “miskin”, sampai pada akhirnya ia memutuskan bunuh diri. Dari kasus ini kita mendapatkan satu pelajaran yaitu, janganlah meledek teman kita jika mereka sedang menderita permasalahan ekonomi, alangkah baiknya kita membantu mereka dengan memberikan bantuan seperti uang dan barang, supaya kasus seperti ini tidak terjadi lagi.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya masalah psikologis, perundungan juga menyebabkan korban mengalami masalah fisik, contohnya seperti dipukul, ditendang, diinjak-injak hingga bagian tubuh korban memar dan mendapatkan banyak luka di sekujur tubuhnya. Bahkan, ada yang sampai harus dirawat di rumah sakit. Kondisi ini juga bisa menyebabkan beberapa masalah kesehatan lainnya, seperti tidak bisa tidur dan makan layaknya orang pada umumnya.

Perundungan dunia maya atau Cyberbullying

Perundungan dunia maya atau Cyberbullying adalah perundungan atau pembullyan yang dilakukan seseorang melalui media elektronik, seperti media sosial (Twitter, Facebook, Instagram, Snapchat, Tiktok, dll), platform chatting (Whatsapp, Line, Messenger, dll), dan game online. Cyberbullying juga tidak bisa dipandang sebelah mata seperti perundungan biasa. Cyberbullying bahkan memiliki dampak yang lebih parah dibandingkan bullying. Selain karena dapat merusak mental seseorang, bullying ini dapat dilakukan di mana saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.
ilustrasi perundungan dunia maya atau Cyberbullying. sumber foto : www.freepik.com

Jenis-jenis Cyberbullying

Ada beberapa jenis Cyberbullying yang harus kita ketahui, yang pertama yaitu Harassment atau gangguan, harassment adalah tindakan pelaku yang terus mengganggu korban melalui dunia maya, yang bertujuan untuk membuat rasa takut kepada korban lewat pesan-pesan dan komentar yang merendahkan dan mengolok-olok.
ADVERTISEMENT
Selain gangguan ada juga Stalker atau penguntit, stalking merupakan kegiatan memata-matai seseorang lewat sosial media yang memiliki tujuan untuk menakut-nakuti korban karena ia merasa diikuti sepanjang waktu ketika sedang membuka media sosialnya.
Ketiga ada Flaming atau terbakar, yaitu tindakan seseorang yang mengintimidasi korban dengan cara mengirimkan pesan-pesan provokasi dengan kata-kata kasar dan memposting hal-hal yang membuat korban kesal sehingga membuat korban terprovokasi dan menyulut amarahnya.
Lalu ada Impersonate atau meniru. Meniru di sini yaitu berarti seseorang yang membuat akun palsu menggunakan nama korban untuk membuat status atau mengirimkan pesan-pesan tidak baik atau tidak senonoh yang memiliki tujuan untuk menimbulkan fitnah.
Selanjutnya ada Denigration atau pencemaran nama baik. Denigration hampir mirip dengan impersonate, yaitu tindakan menghina seseorang dengan membuat rumor atau tuduhan kepada orang lain yang bertujuan untuk menghancurkan reputasi orang tersebut.
ADVERTISEMENT
Terakhir ada Trickery and Outing. Trickery adalah sebuah tindakan untuk menipu dengan cara membujuk orang lain supaya bisa mendapatkan foto-foto maupun video pribadi dari korban. Sementara Outing yaitu tindakan menyebarkan foto dan video pribadi. Seringnya, kasus ini terjadi pada dua anak remaja yang mempunyai hubungan asmara. Sang pacar biasanya meminta pasangannya untuk mengirimkan foto dan video pribadi supaya hubungan mereka baik-baik saja. Setelah itu, lalu si pelaku memanipulasi korban agar tidak memberitahukan orang lain tentang hal ini, atau foto dan video pribadi korban akan disebarkan ke publik. Jelas hal ini membuat korban bingung dan harus bercerita ke siapa. Bahkan, tidak sedikit korban sampai bunuh diri dikarenakan depresi karena ia takut menjadi cemoohan orang-orang terdekatnya.
ADVERTISEMENT
Cara mencegah terjadinya cyberbullying
Cyberbullying dapat dicegah dengan beberapa hal sebagai berikut. Yang pertama yaitu jangan pernah sekali-sekali memberikan informasi pribadi kita ke publik, dikarenakan tidak jarang informasi pribadi kita menjadi objek cyberbullying. Bahkan, informasi orang-orang terdekat kita juga bisa diungkap oleh pelaku jika mereka mendapatkan informasi pribadi kita.
Kedua, jangan pernah kita memulai ujaran kebencian atau komentar buruk terhadap orang lain. Tidak jarang kasus cyberbullying dimulai dari korban sendiri, ia mengomentari postingan orang lain dengan kata-kata yang tidak baik, lalu ia dirundung oleh teman-teman pelaku disebabkan tidak terima dengan komentar buruk dari si korban. Oleh sebab itu kita harus menjaga ketikan kita di media sosial supaya tidak menimbulkan hal seperti ini.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya adalah berpikir dua kali sebelum membuat postingan. Setiap postingan di media sosial pribadi kita tidak jarang membuat orang lain tersinggung, disebabkan oleh perbedaan pendapat atau karena mereka tidak suka dengan apa yang kita posting. Maka sebaiknya kita tidak asal memposting apapun di media sosial, harus dipertimbangkan terlebih dahulu.
Terakhir yaitu mengatur privasi akun. Kita bisa mengatur akun kita bersifat publik yaitu bisa dilihat oleh semua orang, atau bersifat private yaitu hanya kita dan orang-orang terdekat saja yang bisa melihat akun kita. Kita bisa mengurangi persentase cyberbullying dengan meminimalisir orang lain yang bisa melihat akun kita.