Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Profesi Instruktur ASN: Asyik dan Menyenangkan
30 April 2021 19:57 WIB
Tulisan dari Hartanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perjalanan menjadi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) menjadi bagian bersejarah dalam kehidupan saya. Diawali dengan ujian penerimaan CPNS, akhirnya saya diterima menjadi CPNS sebagai calon instruktur. Pada masa itu ada ketentuan bahwa setiap CPNS harus bersedia ditempatkan dimana saja sesuai dengan SK yang diterima.
ADVERTISEMENT
Jantung berdebar kencang pada saat penerimaan SK CPNS yang diserahkan di pusat. Banyak CPNS yang berdoa untuk menghindari penempatan Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) daerah di luar jawa yaitu Medan, Samarinda dan Makassar. Sorak-sorai terdengar saat tim biro kepegawaian mengumumkan nama-nama beberapa CPNS yang ditugaskan ke daerah tersebut.
Alhamdulillah, nama saya termasuk dalam daftar penempatan ke Makassar yang merupakan salah satu UPTP dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI. Tepatnya di Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Makassar bersama tiga rekan CPNS lainnya. Saya tidak menghiraukan lagi tepuk tangan atau ejekan dari rekan CPNS lainnya. Saat itu yang terbesit dalam pikiran adalah bagaimana saya bisa menyumbangkan sesuatu yang lebih untuk kemajuan negeri tercinta ini.
ADVERTISEMENT
Awal Karir ASN di BLKI Makassar
April tahun 2006, menjadi perjalanan awal karir saya menuju birokrasi pemerintahan. Saya sebagai calon instruktur langsung ditempatkan di workshop pelatihan Eletronika. Kami berempat CPNS baru diminta untuk langsung terjun ke lapangan karena pada saat itu tenaga pelatih masih dianggap kurang.
Tidak sampai satu minggu, saya sudah ditugaskan untuk mengajar peserta pelatihan. Materi identifikasi komponen adalah unit kompetensi pertama yang saya ajarkan. Meskipun berstatus baru dan masih CPNS, saya selalu diberi kesempatan untuk melatih di kelas peserta pelatihan calon tenaga kerja dan kelas untuk upgrading instruktur Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) se-Sulawesi Selatan.
Perjalanan karir sebagai instruktur elektronika hanya selama empat tahun. Kemudian saya beralih profesi menjadi instruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sampai tahun 2018. Banyak peristiwa menarik yang menjadi pengalaman berharga selama menjadi instruktur ini.
ADVERTISEMENT
Profesi Instruktur
Pengalaman sebagai seorang instruktur tidak akan pernah bisa dilupakan. Banyak hal yang menarik dan mengasyikkan ketika profesi ini dijalankan dengan rasa ikhlas dan penuh tanggung jawab. Beberapa hal yang membuat semakin jatuh cinta dengan profesi ini adalah:
1. Bertemu banyak orang.
Melatih adalah proses memberikan pelatihan kepada peserta pelatihan. Bertemu dengan banyak orang dengan tipe yang berbeda-beda membuat kondisi tidak cepat merasa jenuh. Setiap tahun bisa bertemu sekitar 250-an peserta pelatihan dalam satu kejuruan. Belum lagi ketemu dengan peserta dari kejuruan lain yang bisa mencapai ribuan orang.
2. Sering mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat).
Instruktur memiliki kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuannya dengan cara ikut diklat. Sebagai pegawai UPTP, saya diuntungkan untuk bisa mengikuti diklat diseluruh Indonesia. Setiap tahun selalu teragendakan tempat pelatihan baik di BLK lain ataupun hotel-hotel di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Diklat bagi instruktur tidak selalu terpusat di Jakarta. Hal inilah yang menyebabkan instruktur memiliki kesempatan untuk berkeliling Indonesia.
3. Memiliki jejaring dengan industri, SMK dan kampus.
Instruktur memiliki keterikatan batin dengan pihak dunia usaha atau industri. Kerjasama dengan industri dibutuhkan agar hasil peserta pelatihan dapat terserap. Kegiatan rutinitas ke industri adalah melakukan identifikasi kebutuhan pelatihan, mengantar peserta pelatihan mengikuti On The Job Training (OJT) dan memonitoringnya.
Peserta pelatihan tidak hanya calon tenaga kerja yang tidak memiliki Pendidikan formal. Pihak sekolah terutama siswa SMK sering melakukan pelatihan di BLK. Untuk kampus sering mengirimkan mahasiswanya untuk melakukan praktek kerja lapangan. Kerjasama dengan pihak SMK dan kampus mampu memberikan support ketika kita mengadakan kegiatan yang berhubungan dengan dunia pendidikan.
ADVERTISEMENT
4. Keliling se-Sulawesi
BLKI Makassar merupakan BLK UPTP yang memiliki BLK binaan di daerah sekitar Sulawesi. Ada lebih dari 20 UPTD merupakan BLK binaan yang harus selalu dimonitoring kegiatannya. Selain itu, sebagai Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), BLKI Makassar juga bertanggung jawab untuk melakukan uji kompetensi peserta pelatihan UPTD agar diketahui keberhasilan pelatihannya.
Kesempatan inilah yang menyebabkan tim instruktur dapat berkeliling ke seluruh area Sulawesi. Mulai dari yang terdekat BLK Pangkep di Sulawesi Selatan sampai ke Mamuju, Toli – toli, Gorontalo dan area Sulawesi lainnya. Perjalanan darat dengan jalan berliku, perjalanan laut yang penuh ombak dan perjalanan udara dengan pesawat kecil menjadi sensasi tersendiri dalam perjalanan ini.
5. Keliling Dunia
ASN memiliki banyak kesempatan untuk pergi ke luar negeri. Apalagi seorang instruktur diwajibkan untuk selalu meningkatkan kompetensinya sebagai trainer. Kesempatan ini terbuka lebar dengan syarat memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik dan memiliki prestasi lebih.
ADVERTISEMENT
Alhamdulillah selama menjadi instruktur, saya telah melakukan perjalanan ke luar negeri melalui program peningkatan kompetensi ke negeri ginseng dan kanguru. Pengalaman ke luar negeri juga saya tulis di kumparan ini dengan judul Pengalaman Upgrading TNA ke Negeri Ginseng dan Cerita ASN: Menimba Ilmu di Negeri Kanguru
6. Mengajar dan menguji di tempat lain
Instruktur memiliki kesempatan untuk mengajar di tempat lain dengan catatan tidak mengganggu kegiatan pelatihan di tempat kerja. Melatih di tempat lain seperti BLK lain, instansi pemerintah lain atau kampus-kampus sekitar memberikan pengalaman yang berbeda. Kita akan dihadapkan dengan kondisi lingkungan baru dan beberapa tipe orang berdasarkan daerah tertentu.
Selain mengajar, instruktur dituntut juga untuk mampu melakukan pengujian terhadap kompetensi orang lain. Asesor merupakan profesi lain yang wajib dimiliki oleh seorang instruktur. Kesempatan inilah yang membuat instruktur bisa bertemu dengan orang yang berbeda profesi sehingga membuat pemikiran selalu berkembang.
ADVERTISEMENT
7. Cepat naik pangkat
Instruktur merupakan pejabat fungsional yang kenaikan pangkatnya dipengaruhi oleh pengumpulan angka kredit. Dalam waktu sepuluh tahun, saya dapat mencapai kenaikan pangkat sebanyak empat kali. Tahun 2016, golongan saya telah mencapai IV a dengan jabatan instruktur madya.
Dibanding dengan rekan kerja yang seangkatan, pangkat saya naik jauh lebih cepat dari mereka. Pangkat ini tentu saja mempengaruhi pendapatan finansial secara gaji maupun tunjangan yang akan menambah semangat kerja sebagai seorang instruktur.
8. Mengikuti kompetisi sesuai keahlian
Hal yang menarik agar kita terpacu untuk meningkatkan kompetensi instruktur adalah dengan adanya lomba kompetensi instruktur yang dilakukan secara nasional. Instruktur dapat menjadi sebagai peserta atau juri dalam kegiatan ini.
Pelaksanaan Kompetisi Keterampilan Instruktur Nasional (KKIN) Indonesia ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali dengan lokasi yang berpindah-pindah. Pemenang dari wilayah regional akan masuk dalam kompetisi tingkat nasional.
Saya pernah menjadi juara 3 KKIN Indonesia ini tahun 2015 di Medan. Pengalaman yang dapat memberikan rasa bangga dan penambah semangat untuk selalu meningkatkan skill sebagai seorang instruktur.
ADVERTISEMENT
Instruktur Itu Asyik dan Menyenangkan
Uraian pengalaman sebelumnya menandakan bahwa instruktur tidak hanya melakukan kegiatan pelatihan saja tetapi juga melakukan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat menantang dan menyenangkan. Kenal dan dikenal dengan banyak orang, keliling Indonesia atau ke luar negeri serta berkompetisi skill merupakan hal yang asyik dan menyenangkan bagi saya.
Apapun profesinya, kita semua harus bekerja secara professional dengan cara selalu bersyukur dan melaksanakan pekerjaan dengan penuh rasa ikhlas dan tanggung jawab. Tugas yang berat dan banyak bukan untuk dijadikan sebagai beban tetapi sebagai penyemangat diri agar kita selalu meningkatkan kompetensi.
Profesi pengajar dan pelatih seperti instruktur merupakan jabatan yang mulia. Melatih dan memberikan bekal kompetensi kepada calon peserta pelatihan agar dapat bekerja di perusahaan atau mandiri merupakan hal yang sangat membanggakan. Salah satu amal jariyah bagi saya yaitu memberikan ilmu yang bermanfaat kepada orang lain menjadi salah satu pemicu semangat bahwa profesi ini mampu memberikan sumbangsih besar bagi diri sendiri maupun negara Indonesia.
ADVERTISEMENT