Konten dari Pengguna
Perbedaan Meteor dan Asteroid: Asal Usul, Ukuran, dan Dampaknya bagi Bumi
3 November 2025 16:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
Kiriman Pengguna
Perbedaan Meteor dan Asteroid: Asal Usul, Ukuran, dan Dampaknya bagi Bumi
Cari tahu perbedaan meteor dan asteroid, disertai dengan penjelasan ilmiah. Keduanya memiliki perbedaan mendasar, baik dari segi ukuran, asal, maupun perilakunya di luar angkasa.Hendro Ari Gunawan
Tulisan dari Hendro Ari Gunawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Langit malam sering kali menampilkan fenomena menakjubkan, salah satunya adalah kilatan cahaya yang melesat cepat yang kita kenal sebagai meteor. Namun, banyak orang sering kali salah paham dan menyamakan meteor dengan asteroid. Padahal, keduanya memiliki perbedaan mendasar, baik dari segi ukuran, asal, maupun perilakunya di luar angkasa. Artikel ini akan membahas secara lengkap perbedaan meteor dan asteroid, disertai dengan penjelasan ilmiah dari sumber referensi yang terpercaya.
ADVERTISEMENT
Asal Usul Meteor dan Asteroid
Asteroid adalah benda langit yang berasal dari sisa pembentukan tata surya sekitar 4,6 miliar tahun lalu. Mereka sebagian besar terdiri dari batuan dan logam, dan sebagian besar berada di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter.
Sedangkan meteor berasal dari potongan kecil asteroid atau komet yang masuk ke atmosfer Bumi. Ketika potongan tersebut terbakar karena gesekan dengan udara, muncullah cahaya terang yang kita lihat sebagai meteor atau “bintang jatuh”.
Menurut NASA Jet Propulsion Laboratory (JPL), asteroid merupakan “benda langit yang tidak cukup besar untuk disebut planet,” sedangkan meteor adalah “fenomena cahaya” yang terjadi ketika meteoroid (potongan asteroid) memasuki atmosfer Bumi.
Ukuran dan Komposisi
Perbedaan paling mencolok antara meteor dan asteroid terletak pada ukurannya. Asteroid bisa berdiameter dari beberapa meter hingga ratusan kilometer. Salah satu asteroid terbesar, Ceres, bahkan memiliki diameter lebih dari 900 kilometer dan diklasifikasikan sebagai planet kerdil.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, meteor hanya berukuran sangat kecil, biasanya sebesar butiran pasir hingga batu kecil. Namun, jika meteoroid yang masuk ke atmosfer cukup besar dan tidak habis terbakar, sisa yang jatuh ke Bumi disebut meteorit.
Dikutip dari European Space Agency (ESA), asteroid memiliki struktur padat dengan komposisi utama batuan silikat, logam besi, dan nikel. Sedangkan meteor hanya merupakan potongan kecil dari benda-benda langit tersebut yang terbakar habis di atmosfer.
Lokasi dan Jalur Orbit
Asteroid umumnya mengorbit Matahari, sebagian besar berada di sabuk asteroid utama antara Mars dan Jupiter. Ada juga yang mengorbit lebih dekat ke Bumi dan disebut Near-Earth Asteroids (NEA).
Meteor, di sisi lain, tidak memiliki orbit tetap karena merupakan hasil pergerakan meteoroid yang memasuki atmosfer Bumi. Fenomena meteor biasanya terlihat sebagai kilatan singkat di langit malam saat meteoroid terbakar karena gesekan udara.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan informasi dari Space.com, meteor terjadi setiap hari di Bumi, tetapi sebagian besar berukuran sangat kecil sehingga terbakar habis sebelum mencapai permukaan. Sebaliknya, asteroid tetap berada di luar angkasa dengan lintasan stabil yang jarang berubah drastis.
Fenomena yang Dapat Diamati di Bumi
Fenomena meteor dapat diamati secara langsung oleh manusia, terutama saat terjadi hujan meteor. Peristiwa ini terjadi ketika Bumi melewati jalur sisa-sisa debu komet yang menyebabkan banyak meteor terlihat bersamaan di langit malam. Contohnya adalah hujan meteor Perseid atau Geminid.
Sementara itu, asteroid jarang dapat dilihat dengan mata telanjang. Untuk mengamatinya, dibutuhkan teleskop khusus. Namun, asteroid kadang menjadi perhatian besar ketika jalurnya mendekati orbit Bumi, karena berpotensi menimbulkan dampak besar jika bertabrakan.
ADVERTISEMENT
Menurut National Geographic, meteor lebih bersifat visual dan berlangsung cepat, sedangkan asteroid merupakan benda langit yang dapat dipelajari secara ilmiah melalui pengamatan jangka panjang.
Dampak terhadap Bumi
Meteor umumnya tidak berbahaya karena sebagian besar terbakar habis di atmosfer sebelum menyentuh permukaan. Namun, jika meteoroid berukuran besar berhasil bertahan dan jatuh ke Bumi sebagai meteorit, dampaknya bisa signifikan.
Salah satu contoh adalah peristiwa Chelyabinsk di Rusia tahun 2013, ketika meteor meledak di udara dan menyebabkan kerusakan kaca bangunan serta melukai ratusan orang.
Sebaliknya, asteroid dengan ukuran besar dapat menyebabkan bencana global jika bertabrakan dengan Bumi. Bukti ilmiah menunjukkan bahwa kepunahan dinosaurus sekitar 66 juta tahun lalu disebabkan oleh tumbukan asteroid besar di Semenanjung Yucatán, Meksiko.
ADVERTISEMENT
(NDA)

