Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Siapa Sangka? Ternyata Ada Tokoh Komik Superhero Muslim
11 Mei 2021 16:31 WIB
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Karakter superhero selalu menarik perhatian banyak orang. Pasalnya, mereka muncul dengan kekuatan dan keunikannya masing-masing. Pahlawan super kerap digambarkan sebagai sosok yang memiliki kekuatan tertentu yang tidak dimiliki oleh manusia biasa. Mereka menggunakan kekuatan itu untuk kebaikan, seperti melawan musuh, membawa perdamaian, serta menyelamatkan manusia dan dunia.
ADVERTISEMENT
Berbagai industri hiburan, seperti film, komik, maupun game, berlomba-lomba mengusung tema superhero karena cenderung laris di pasaran. Banyak tokoh pahlawan super yang dikenal oleh masyarakat luas. Kendati demikian, ternyata ada beberapa tokoh komik superhero yang dikisahkan memeluk Agama Islam. Siapa saja mereka? Dilansir dari situs Mvslim, berikut ulasannya.
Kamala Khan atau Ms. Marvel (Marvel Comics)
Ms. Marvel diproduksi oleh G. Willow Wison, Sana Amanaat dan Adrian Alphono. Kamala adalah seorang putri dari orang tua imigran. Dia berperan sebagai superhero, seorang pelajar, dan seorang Muslim pada kehidupan sehari-harinya.
Sheikh Abdullah, seorang kepala masjid keluarga, membantu Kamala menjadi pahlawan super tanpa mengetahui kekuatannya. Kostum superhero yang Kamala pakai dibuat dari burkini yang dibelikan ibunya.
ADVERTISEMENT
Simon Baz atau Green Latern (DC Comics)
Simon Baz adalah anggota Muslim pertama Green Lantern Corps, organisasi penegakan hukum militer antargalaksi. Baz dikisahkan memiliki darah Lebanon. Usai serangan teroris 9 September 2001 di Amerika Serikat, Baz dianiaya karena etnisnya.
Baz memutuskan untuk bergabung Green Lantern setelah mencoba menyelamatkan nyawa dengan mengendarai mobil curian ke pabrik mobil yang ditinggalkan. Meskipun dia memiliki banyak masalah sebagai anggota Justice League, adiknya Sira selalu menawarkan untuk mendengarkan jika dia membutuhkan.
Sooraya Qadir atau Dust (Marvel Comics)
Soorayah Qadir yang menjadi anggota X-Men dikisahkan lahir di Afghanistan. Dia memiliki kekuatan untuk berubah menjadi zat seperti pasir setelah menyerang seorang pedagang budak yang mencoba melepaskan niqabnya. Oleh karena itu, dia dijuluki sebagai dust atau debu.
ADVERTISEMENT
Soorayah memilih untuk mengenakan pakaian tertutup, seperti halnya wanita Muslim. Meskipun hal ini menyebabkan perselisihan antara X-Men dan musuh mereka, keyakinannya telah memungkinkannya untuk bertahan dalam pertempuran yang sulit. Dia bahkan digambarkan sedang berdoa dan menjawab pertanyaan tentang keimanannya dari rekan satu tim.
Josiah Al-Hajj Saddiq atau Josiah X (Marvel Comics)
Kisahnya dimulai ketika ayah Josiah bernama Isaiah adalah salah satu dari sedikit orang yang selamat dari pengujian serum tentara super. Setelah Nazi mencoba menghentikan eksperimen tersebut, Isaiah dipenjara secara tidak adil dan perubahan DNA-nya digunakan oleh pemerintah Amerika untuk melahirkan tentara super baru.
Tak disangka, hasil uji coba DNA Isaiah melahirkan sosok Josiah Bradley. Dalam ceritanya, Josiah Bradley mengubah namanya menjadi Josiah X dan melakukan perjalanan ke Afrika untuk mencari identitasnya, yang pada akhirnya dia menemukan keyakinan Islam. Sebelum kembali ke Amerika, dia melakukan ziarah suci dan menjadi seorang Menteri.
ADVERTISEMENT
Bilal Asselah atau The Nightrunner (DC Comics)
Bilal Asselah adalah seorang Muslim Aljazair-Prancis yang dikenal dengan julukan Batman of Paris. Selama protes terhadap Prancis-Muslim, Bilal dan temannya bernama Aarif dipukuli habis-habisan oleh polisi. Tak lama kemudian, Aarif bertemu polisi lagi dan dibunuh setelah membakar kantor polisi.
Bilal yang masih pelajar mulai berlatih parkour, sembari mengingat kematian temannya. Itulah yang membuatnya termotivasi untuk menjadi The Nightrunner. Setelah berkesempatan bertemu dengan Batman, Bilal mengetahui bahwa ia bisa menjadi simbol tanpa bias ras atau agama. Karena itu, Bilal mengambil perannya sebagai Batman Paris.