Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Yuk, Mengenal Zaman Kejayaan Islam (Bagian 3)
10 Mei 2021 16:46 WIB
Tulisan dari Hijab Lifestyle tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Zaman Kejayaan Islam berlangsung selama kurang lebih lima abad lamanya (750 M - 1258 M). Saat itu, orang-orang Muslim menjadi salah satu bangsa terdepan dalam banyak hal, seperti perdagangan, pemerintahan, kesenian, penemuan, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Setelah membaca bagian pertama dan bagian kedua , kita mengetahui bahwa zaman keemasan tersebut unggul dalam aspek kemasyarakatan, institusi, ekonomi, dan berbagai macam ilmu sains. Pada bagian ketiga ini akan mengulas aspek kehidupan pada bidang arsitektur, kesenian, kesusastraan, musik, dan filsafat.
Arsitektur
Masjid Agung Samarra di Irak selesai dibangun pada tahun 847. Arsitektur masjid ini membentuk spiral ke atas, yang memiliki arti, semakin kita melihat ke atas maka hanya ada Allah SWT sebagai Sang Pencipta segala makhluk hidup dan isinya di alam semesta.
Sementara itu, Muslim Spanyol memulai pembangunan Masjid Agung di Cordoba pada tahun 785. Mereka menggabungkan arsitektur bergaya Spanyol dan Afrika Utara (Moor). Masjid tersebut terkenal karena lengkungan interiornya yang mencolok.
ADVERTISEMENT
Pada Kekaisaran Ottoman Muslim Sunni, masjid besar dengan ubin hiasan dan kaligrafi dibangun oleh para sultan. Masjid-masjid tersebut adalah Masjid Süleymaniye, Masjid Sultanahmet, Masjid Selimiye, dan Masjid Bayezid II.
Kesenian
Zaman keemasan dalam bidang kesenian dikenal saat keramik, kaca, logam, tekstil, manuskrip berwarna dan kerajinan kayu, menjadi karya seni yang banyak ditemukan. Bahkan, keramik berkilau khas Arab ditiru oleh pembuat tembikar Italia selama Renaisans.
Naskah juga berkembang sangat pesat menjadi seni yang penting dan sangat dihormati. Lukisan miniatur potret juga tak kalah terkenal di Persia. Sementara itu, kaligrafi yang merupakan aspek penting dari tulisan Arab dikembangkan dalam manuskrip dan dekorasi arsitektural.
Kesusastraan
Karya fiksi paling terkenal dari dunia Islam adalah Kisah 1001 Malam, yang merupakan kompilasi dari banyak cerita rakyat. Epik tersebut kira-kira mulai ditulis pada abad ke-10, dan mencapai tulisan akhir pada abad ke-14. Jumlah dan jenis cerita bervariasi dari satu naskah ke naskah lainnya.
ADVERTISEMENT
Contoh puisi Arab dan puisi Persia tentang romansa yang terkenal adalah Layla dan Majnun. Karya itu berasal dari era Umayyah di abad ke-7. Layla dan Majnun merupakan sepasang kekaksih sehidup semati yang berujung tragis. Bahkan, dikatakan bahwa kisah Romeo dan Juliet terinspirasi dari cerita Layla dan Majnun.
Musik
Sejumlah alat musik yang digunakan dalam musik klasik diyakini berasal dari alat musik Arab, seperti kecapi, rebec (nenek moyang biola), atabal (bass brum), alat musik tiup berbentuk kerucut, xelami (seruling atau pipa musik), sitar, dan masih banyak instrumen musik lainnya.
Sebuah teori tentang asal-usul notasi musik Solfège (do, re, mi, fa, sol, la, ti) mungkin diturunkan dari suku kata sistem pemecahan bahasa Arab Durr-i-Mufassal. Teori asal-usul ini pertama kali dikemukakan oleh Meninski dalam bukunya berjudul Thesaurus Linguarum Orientalum (1680) dan Essai sur la Musique Ancienne et Moderne oleh Laborde (1780).
ADVERTISEMENT
Band militer Ottoman dianggap sebagai marching band militer tertua di dunia. Instrumen yang sering mereka gunakan antara lain: bass drum (tiumpani), kettledrum (nakare), cevgen (semacam tongkat dengan lonceng kecil yang tersembunyi), dan sebagainya. Band militer ini menginspirasi banyak negara Barat untuk membentuk kelompok orkestra seperti yang dikenal sekarang.
Filsafat
Filsuf Arab terkenal seperti al-Kindi dan Ibn Rusyd, serta filsfuf Persia seperti Ibn Sina, memainkan peran utama dalam melestarikan karya Aristoteles. Ide-idenya mendominasi pemikiran non-religius Kristen dan Muslim. Mereka juga menyerap pemikiran dari India dan Tiongkok untuk menambah pengetahuan dalam bidang filsafat.
Ibn Sina diketahui mendirikan sekolah filsafat yang memberikan pengaruh di negeri Islam maupun Kristen. Dia juga seorang kritikus logika Aristoteles dan mengembangkan konsep empirisme dan tabula rasa, serta membedakan antara esensi dan eksistensi. Tak hanya mereka, ahli filsafat Muslim lainnya juga terkenal dan memberikan sumbangsih besar pada ilmu filsafat.
ADVERTISEMENT