Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Konten Media Partner
Kurangi Sampah Plastik, Pipet Kite Hadirkan Sedotan Ramah Lingkungan
21 Februari 2019 11:24 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
ADVERTISEMENT

Hi!Pontianak – Permasalahan sampah di kota Pontianak terjadi karena alasan jumlah penduduk kemudian juga datang dari kepedulian masyarakat yang masih minim. Kita bisa lihat contohnya banyak sekali sampah yang masih bertaburan, di TPS juga orang-orang banyak membuang sampah tidak pada tempatnya bahkan ada beberapa titik tanah kosong juga sering dijadikan tempat sampah.
ADVERTISEMENT
Kepedulian untuk di Kota Pontianak sebenarnya sudah cukup banyak melalui komunitas ataupun gerakan lingkungan yang dampaknya sudah luar biasa. Pontianak sendiri merupakan kota dengan komunitas lingkungan terbanyak kedua setelah Jogjakarta. Jadi sebenarnya kepedulian itu sudah ada hanya saja masih kecil, hanya sebatas oleh orang-orang yang sudah sadar terhadap dampak lingkungan.
Satu diantara penyumbang sampah adalah sedotan. Hal ini kemudian membuat tiga orang anak muda Pontianak prihatin. Mereka yang terdiri dari Feliani, Cristine Devi Claudia dan Choiriah Triliani kemudian mendirikan Pipet Kite.
“Latar belakang munculnya pipet kite awalnya kita ingin membuat gerakan no straw movement ditahun 2017 sebelum adanya gerakan no straw movement di Indonesia. Inspirasinya sendiri dari no straw movement yang ada di Amerika karena di sana jumlah sampah plastik sedotan hampir 4 miliar untuk satu hari. Kita kemudin survei di kota Pontianak habit atau kebiasaan orang memakai sedotan plastik itu seperti apa dan dapatlah hasilnya,” jelas Chief Cooperating Officer Pipet Kite, Feliani.
ADVERTISEMENT
Untuk survei sendiri diadakan bulan april 2017 hasilnya dari 150 partisipan di kota Pontianak diketahui kebiasaan penggunaan sedotan rata-rata adalah 10 sedotan perminggu, ada sekitar 78 persen yang jawab seperti itu. Selain itu juga ternyata masih banyak yang belum tahu kalau ada dampak negatif dari penggunaan sedotan plastik.
Feli mengatakan dampak negatif penggunaan sedotan plastik sendiri sudah pasti membahayakan lingkungan misalnya bisa menyumbat aliran sungai, tidak bisa terurai untuk waktu yang lama, bisa mencemari kehidupan sungai misalnya tak sengaja dimakan sama binatang dan sangat sulitlah buat di recycle lagi kalaupun ada opsi recycle tak akan seefektif daripada mengurangi.
Terus, apa itu Pipet Kite? Jadi Pipet Kite menghasilkan sedotan yang bahan bakunya bukan dari plastik. Sedotan ini sebagai alternatif dari awalnya sedotan plastik jadi sedotan bambu. Sedotan dari Pipet Kite juga ukurannya beragam sesuai dengan kebutuhan.
ADVERTISEMENT
“Sedotannya reusable dan juga kalau udah rusak dan tidak dipakai lagi baliknya bakal organik lagi. Kemudian proses pembuatannya itu dikerjakan oleh ibu-ibu di Rasau Jaya karena mereka punya bahan bakunya. Mereka yang produksinya kemudian Pipet Kite sebagai penjualnya yang memberikan kerjasama sebagai mitra kerja ibu-ibu ini,” jelas Feli.
Feli dan teman-temannya yang masih tergolong sangat muda ini memandang sedotan masih dibutuhkan untuk minuman terutama untuk minuman dingin apalagi untuk mereka yang punya gigi sensitif. Kemudian dituturkan Feli, yang paling penting dari Pipet Kite bukan cuma jualan sedotan tapi juga ada nilai sosial dan nilai lingkungannya.
“Untuk nilai lingkungan yang dikampanyekan adalah pertama menumbuhkan kesadaran bahwa sedotan plastik ini berbahaya yang pada akhirnya bisa berdampak kita semua. Kemudian kita kampanye sosial, bahwa dengan kita membeli Pipet Kite ini bisa belajar berhemat, kita juga bisa lebih belajar conscious living atau sadar dengan apa yang kita pakai, apa yang kita konsumsi dan bagaimana dampaknya untuk lingkungan kemudian nilai valuenya juga sebagai pemberdayaan perempuan dan ekonomi,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Untuk perkembangan Pipet Kite dari awal, Feli mengaku sudah lumayan besar sekali animo masyarakat. Awal mereka open pre-order di tahun 2017 sampai akhir tahun bisa terjual sampai 800an sedotan. Kemudian pemasarannya kini juga sudah melingkup wilayah Indonesia, besarnya memang di Pontianak dan lebih banyak ke individu.
“Kalau dari sisi ekonomi kita yakin peluang ini positif sekali, kedepannya akan bangkit banyak sekali social enterprise ataupun komunitas dan usaha berbasiskan lingkungan dan punya kepedulian. Peluangnya dari tahun ketahun itu tinggi. Misalnya inovasi bikin brand make up organik atau baju yang benar-benar minim dampak lingkungan karena zero waste movement dan lifestyle itu sedang naik daun dan akan terus berkembang dari tahun ketahun,” tukasnya.
ADVERTISEMENT
Kini Pipet Kite terdiri dri 7 orang, kamu yang mungkin tertarik dengan Pipet Kite bisa banget nih mampir ke instagram mereka di @pipetkite. Sttt mereka juga lagi open recruitment lho, mana tahu cocok. (hp2)