Konten dari Pengguna

Pemuda Zaman Sekarang Banyak Gaya? Ini Dia Penjelasannya!

Ima Widiastuti
Mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan Jaya
13 Desember 2022 15:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ima Widiastuti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pemuda zaman sekarang. Foto : Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemuda zaman sekarang. Foto : Pexels
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita tahu bahwa zaman akan terus berkembang, dan juga tentunya perkembangan zaman ini akan memberi dampak besar pada peradaban manusia. Salah satu dampak yang sekarang ini dirasakan adalah pemikiran dan tingkah laku anak muda. Banyak dari anak muda yang tidak ingin ketinggalan tren atau suatu fenomena yang populer dalam jangka waktu tertentu sehingga terus ingin terlihat gaul dan luar biasa di dunia nyata maupun di dunia maya. Namun ternyata, sikap mereka yang selalu ingin terlihat paling luar biasa itulah bisa menyebabkan dampak buruk untuk mereka sendiri bahkan untuk orang-orang di sekitarnya.
ADVERTISEMENT

Tidak Gaul = Tidak Memiliki Teman

Pernahkah kamu melihat orang yang tidak memiliki teman karena tidak gaul mengikuti perkembangan zaman? Hal itu adalah fakta nyata yang kebenarannya memang ada. Padahal untuk menjadi orang yang luar biasa dan juga gaul itu tidak harus terus menerus mengikuti perkembangan zaman atau tren-tren baru yang ada.
Saya pernah ada pada posisi takut tidak memiliki teman karena tidak gaul dan tidak mengikuti zaman, oleh karena itu saya mencoba untuk mengikuti perkembangan zaman ini agar orang lain mau berteman dengan saya. Ternyata, fakta ikut-ikutan yang saya alami ini terdapat pada teori konformitas. Menurut Myres, konformitas yaitu perubahan prilaku sebagai akibat dari tekanan kelompok, ini terlihat dari kecenderungan remaja untuk selalu menyamakan prilakunya dengan kelompok acuan sehingga dapat terhindar dari celaan maupun keterasingan.
ADVERTISEMENT
Untuk sebagian orang yang hanya ikut-ikutan mengikuti perkembangan zaman hingga momen tertentu atau biasa disebut dengan FOMO (Fear Of Missing OutFear Of Missing Out) mungkin akan sulit untuk berhenti mengikuti perkembangan zaman ini. Hal ini dibuktikan oleh pendapat dari penggiat sosial Damar Juniarto pada acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Minggu (24/11/2019) bahwa 68 persen generasi millenial Indonesia terjangkit FOMO.
Saya sebagai seorang pemuda zaman sekarang mengakui bahwa saya pernah merasakan FOMO, namun saya sadar bahwa hidup akan terus berjalan. Sehingga jika saya terus mengikuti perkembangan zaman yang ada, itu akan membuat saya tidak bahagia. Oleh karena itu, sebenarnya boleh-boleh saja untuk mengikuti alur perkembangan zaman agar kita juga tidak terlalu tertinggal oleh kemajuan zaman ini, namun kalau berlebihan sudah pasti itu tidak baik.
ADVERTISEMENT
Tetapi, saya sadar bahwa mengikuti tren yang terus menerus berubah juga tidak menjamin diri kita mendapatkan teman yang tulus dan berkualitas. Mungkin dengan mengikuti tren memang akan mendapatkan banyak teman, namun bisa jadi mereka hanya menjadi sebatas teman yang sama-sama ingin terlihat gaul dan luar biasa di mata orang lain, sehingga pada akhirnya hal itu tentunya hanya akan membuat diri kita susah sendiri.
Selain itu, mendapatkan teman yang tulus seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Orang yang tidak terlihat gaul belum tentu orang yang tidak asyik diajak bermain. Oleh karena itu, bertemanlah dengan siapa saja yang bisa diajak berteman tanpa membeda-bedakan mana yang gaul dan mana yang tidak gaul. Lagi pula untuk terlihat gaul dan luar biasa di mata orang lain ada banyak sekali cara, seperti contohnya adalah dengan prestasi.
ADVERTISEMENT

Mengikuti Tren Menyebabkan Pemborosan?

Tentunya semua orang ingin terlihat keren dan luar biasa di mata orang lain. Begitu juga dengan pemuda zaman sekarang yang semakin gencar untuk memperlihatkan dirinya bahwa mereka adalah orang yang paling luar biasa dan mengagumkan. Namun, untuk menjadi luar biasa memanglah butuh modal yang tidak sedikit, sehingga banyak para pemuda yang rela mengeluarkan uang lebih banyak hanya untuk terlihat mengagumkan di mata orang lain demi mendapatkan validasi dari banyak orang.
Seperti contoh nyatanya adalah pada 7 September 2021 terdapat seorang mahasiswi yang menipu ratusan orang dengan investasi bodongnya hingga mencapai kerugian sebesar Rp 400 juta agar bisa hidup mewah dan mempunyai tas mahal. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa untuk bisa terlihat luar biasa memanglah butuh modal yang besar, namun sebisa mungkin gunakanlah cara yang baik untuk mendapatkan hasil yang baik pula.
ADVERTISEMENT

Dampak Positif Tren

Namun ternyata, mengikuti tren juga ada dampak positifnya. Selain agar kita tidak terlalu tertinggal oleh zaman, ternyata mengikuti tren juga bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih kreatif dan inovatif.
Seperti contohnya adalah hal yang beberapa waktu lalu ramai diperbincangkan yaitu Citayam Fashion Week, yang mana para pemuda yang sering berkumpul di sana melakukan sebuah fashion show atau pertunjukan busana. Walau pertunjukan busana yang mereka lakukan bukan dengan busana merk ternama, namun gaya mereka tetap terlihat luar biasa dan mengangumkan. Dengan busana apa adanya, mereka bisa mengkreasikan busana-busana itu agar tetap terlihat seperti busana yang kerap kali dikenakan oleh model papan atas, sehingga hal ini mencuri perhatian banyak orang seperti artis-artis, pejabat, bahkan orang luar negeri sekalipun.
ADVERTISEMENT
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mengikuti tren adalah bukan suatu keharusan, namun alangkah baiknya kita sebagai seorang pemuda zaman sekarang sadar akan perubahan zaman yang semakin maju ini. Selanjutnya, untuk mendapatkan seorang teman kita tidak perlu mengikuti tren hanya untuk ikut-ikutan saja, karena teman sejati pasti akan datang di waktu yang tepat. Selain itu, kita tidak perlu melakukan semua tren yang selalu berubah-ubah setiap waktunya, pilihlah tren yang memang kamu sukai atau sekiranya memberikan dampak positif untuk dirimu dan bahkan untuk orang-orang di sekitarmu.