Aku yang Menulis dengan Bingung

Muhammad Ibnu Shina
Mahasiswa Sastra Indonesia - Universitas Pamulang Tukang tidur, ngopi dan berkhayal.
Konten dari Pengguna
22 Juli 2022 19:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ibnu Shina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar merupakan koleksi pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Gambar merupakan koleksi pribadi.
ADVERTISEMENT
Aku merasa sangat bingung sore ini. Muncul hasrat dalam diriku untuk menuliskan sesuatu. Pikiranku terasa penuh seraya ingin memuntahkan seluruh isinya lewat goresan kata-kata. Entah sudah berapa batang rokok yang kubakar dan kuhisap habis. Tetap saja tak kunjung kutemui kata-kata untuk memenuhi hasratku ini. Meresahkan rasanya.
ADVERTISEMENT
Matahari di barat tertawa melihat aku yang tenggelam ditelan laut kebingungan. Cahayanya masuk lewat jendela kamar yang terbuka dengan diiringi oleh angin sore yang membelai halus bulu-bulu mataku. Kepulan asap tembakau sibuk bertengkar dengan langit-langit kamar yang tak mampu ia tembus. Sahabatku sibuk dengan alam mimpinya seraya terus mendengkur disebelahku. Andai aku tahu apa yang sedang ia mimpikan dalam tidurnya, sudah pasti akan kuceritakan lewat tulisan.
Aku terdiam, namun tidak melamun. Di dalam pikiranku semacam ada dua suara yang sedang berbincang atau bahkan berdebat tentang suatu persoalan. Aku menggaruk kepalaku yang tak terasa gatal seraya terus berusaha menghentikan perdebatan di dalam kepala ini. Nahas, mereka malah semakin panas dan terus saling serang argumen.
ADVERTISEMENT
Pikiranku terasa pegal sebab sesuatu yang masih terpendam. Telah kucoba melawan dengan merebahkan diri sembari berusaha pergi ke alam mimpi menyusul sahabatku yang sudah lebih dahulu pergi ke sana. Sialnya, saat mata terpejam dalam gelap, suara di dalam pikiran ini malah semakin nyaring terdengar. Aku bangkit lagi, duduk di depan huruf-huruf yang tengah menanti untuk dirangkai menjadi kata-kata.
Mungkin aku sedang mengalami writer's block yang bila didefinisikan berarti istilah yang menggambarkan suatu kondisi ketika penulis tidak dapat menuliskan apa pun. Dalam situasi ini, membuat tulisan baru atau bahkan melanjutkan tulisan akan terasa sangat sulit.
Namun hasratku untuk menulis benar-benar tak bisa ditahan lagi. Kucoba untuk mengamati sekeliling seraya mencari bahan untuk dapat kutuliskan. Hasilnya sia-sia, aku tak kunjung menemuinya. Kemudian, kucoba berselancar di media sosial dengan niat mendapati suatu persoalan yang dapat kujadikan inspirasi dalam tulisan. Namun rasanya percuma, tetap tak kutemui sesuatu yang dapat kujadikan rangkaian kata-kata.
ADVERTISEMENT
Sejenak kupejamkan mata seraya mengingat-ingat wajah seorang perempuan yang tengah kurindukan dari semalam. Kubayangkan senyum manis di antara dua lesung itu, lalu aku tersenyum sendiri. Kutanyai hati dan mengajaknya berdiskusi untuk bersama-sama menciptakan kata-kata indah tentang perempuan itu lagi. Hati menggeleng lugas seraya berkata, “Jangan ganggu aku yang sedang merindu! Pergi sana, cari saja yang lain!” Ditolaknya aku mentah-mentah.
Penolakan hati itu membuat aku jadi berpikir, rasanya tak baik juga terus-menerus menuliskan suara hati yang tak mungkin berdutsa itu. Aku mengerti, hati adalah bagian dari manusia yang paling murni dan jujur. Oleh karena itu hati selalu mengandung rahasia yang dalam, lebih dalam dari samudra. Dan rahasia harus tetap konsisten menjadi rahasia. Walau pun rahasia itu dituliskan dalam bentuk abstrak atau samar, tetap saja bila terlalu sering akan menyebabkan rahasia itu menjadi tidak rahasia lagi. Maafkan aku hati, aku akan lebih mengontrol diri dalam menyebarkan suaramu.
ADVERTISEMENT
“Kenapa kau tidak menuliskan tentang aku? Aku hadir tiba-tiba di dalam dirimu ini bukan menghalangi inspirasimu, justru aku datang mengunjungimu sebagai inspirasi untuk tulisanmu! Kenapa kau tidak berpikir sejauh itu bodoh?!” Secara tiba-tiba suara itu terdengar di dalam kepalaku.
Aku lantas bertanya, “Memangnya siapa dirimu?”
“Akulah si rasa bingung!” Suaranya menggelegar membentakku.
Jiwaku terasa tertampar dan pikiranku rasanya terbuka. Kemudian sebuah cahaya terang berwarna kuning bening terlihat masuk menerangi seraya menertibkan pikiranku yang sedari tadi terus berdebat. Kulipat bibirku seraya menahan tawa. Rasanya aku ingin sekali menertawakan diriku yang bodoh ini.
Hati terlihat masih marah, ditekuk wajahnya sembari terus menerus merindukan perempuan yang jauh di sana itu. Kuabaikan hati sejenak, dan sibuk berdiskusi dengan rasa bingung yang menawan sekarang.
ADVERTISEMENT
Perlahan tapi pasti kata-kata mulai tersusun menjadi sebuah kalimat. Kalimat-kalimat pun perlahan tersusun menjadi beberapa paragraf. Hingga, terciptalah sebuah tulisan singkat yang tercipta lewat rasa bingung di dalam kepala yang telah anda baca ini.
Hasratku terpenuhi sebab tulisanku tercipta. Gairahku naik lagi, Asap rokok semakin dalam kuhisap ke dalam dada seraya menyapa hati yang mulai tak marah lagi.
Mengejutkan! rasa bingung pun ternyata bisa menjadi sebuah inspirasi, aku jadi terbingung-bingung dibuatnya.