Menjelajah Kuliner Tahu di Semarang: Tahu Pong hingga Tahu Gimbal

Indah Salimin
Senior Copywriter at Digital Skola
Konten dari Pengguna
14 Desember 2019 17:37 WIB
comment
22
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Indah Salimin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu kuliner tahu di Semarang. (Foto: Indah Salimin)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu kuliner tahu di Semarang. (Foto: Indah Salimin)
ADVERTISEMENT
Semarang punya sederet sejarah mengenai berbagai kuliner berbahan tahu. Tidak hanya tahu gimbal yang kemudian ternobatkan menjadi kuliner khas, di Semarang kamu juga bisa menemukan tahu pong, tahu gimbal hingga wedang tahu yang tidak kalah menarik dari sudut pandang historis. Menarik untuk mengetahui sejarah panjang kuliner yang sebagiannya kental dengan sejarah akulturasi ini sebab makanan, beriringan dengan hal-hal lainnya, juga adalah hasil dari perjalanan peradaban.
ADVERTISEMENT
Dari hasil penelusuran saya mengenai berbagai kuliner tahu yang ada di kawasan Semarang, berikut beberapa di antaranya yang sangat menarik untuk dicoba:
Tahu Gimbal Pak Edi
Salah satu tahu gimbal paling oke di Semarang. (Foto: Indah Salimin)
Tahu gimbal adalah satu dari sekian nama kuliner khas yang menjadi ikon kota Semarang. Menemukan penjual tahu gimbal di Semarang bisa dibilang semudah menemukan warung bakso atau mi ayam. Kamu bisa menemukan penjual tahu gimbal, bukan hanya berupa warung atau rumah makan, namun juga penjual yang berkeliling dengan gerobak dorongan.
Jangan salah mampir. (Foto: Indah Salimin)
Akan tetapi, jika kamu penasaran dengan rasa tahu gimbal, saran saya jangan membeli sembarangan. Setidaknya, cobalah tahu gimbal yang menurut orang lokal punya rasa paling otentik. Kriteria semacam ini, bisa kamu dapatkan di Tahu Gimbal Pak Edi di kawasan sekitar Taman Indonesia Kaya. Jangan salah pilih, karena di kawasan ini, sebagian besar kedai menyediakan tahu gimbal dan lucunya, beberapa di antaranya bernama Pak Edi. Pilihlah kedai di ujung kanan atau di tengah, dengan banner yang memuat gambar beberapa liputan TV swasta.
Porsi bikin kenyang. (Foto: Indah Salimin)
Tahu gimbal Pak Edi termasuk legendaris di Semarang. Wajar, karena Pak Edi sudah mulai menjajakan tahu gimbal sejak tahun 1970-an. Pada dasarnya, tahu gimbal mirip dengan tahu campur atau lontong tahu di daerah lain yang disajikan dengan bumbu kacang. Yang membedakan adalah keberadaan topping gimbal, alias bakwan udang yang digoreng dengan tepung seukuran telapak tangan. Gimbal ini disajikan bersama dengan telur ceplok, lontong dan irisan kubis serta siraman sambal kacang yang bisa kamu sesuaikan pedasnya.
Teman istimewa untuk tahu gimbal. (Foto: Indah Salimin)
Sejujurnya, bagi saya tidak ada yang istimewa dari sajian tahu gimbal. Hanya saja, seperti halnya sayang sekali mengunjungi Semarang tanpa mencicipi lunpia, tidak mencoba makan tahu gimbal saat mengunjungi Semarang, sesalnya mirip-mirip seperti dosa. Jangan lupa pula, pesanlah es campur jika kamu makan tahu gimbal di Pak Edi karena rasanya segar dan pas menemanimu menandaskan seporsi tahu gimbal.
ADVERTISEMENT
🍴 Tahu Gimbal Pak Edi
📍 Jalan Menteri Supeno, Mugassari, Semarang Selatan, Kota Semarang.
⏰ Tiap hari Pukul 16.00 - 23.00 WIB
💰 Tahu gimbal Rp 17.000/porsi, Es campur Rp 15.000/porsi
Tahu Petis Prasojo
Tahu bersejarah di jantung kota. (Foto: Indah Salimin)
Jika kamu hanya punya sedikit waktu untuk menjelajah kuliner kota Semarang, mengunjungi Simpang Lima adalah langkah yang strategis. Pasalnya di kawasan ini, kamu bisa sekaligus menemukan makanan yang legendaris dan enak, seperti nasi ayam Bu Sami dan satu lagi, tahu petis Prasojo. Tahu Petis Prasojo pertama kali membuka kiosnya pada tahun 1980, menjadi pelopor penjual tahu petis di Semarang sebelum kemudian muncul pesaing yang menjajakan makanan serupa.
Tidak ada lawannya. (Foto: Indah Salimin)
Kios tahu petis Prasojo, selain menyediakan tahu petis juga menyiapkan ragam gorengan lain seperti tempe goreng, lunpia, bakwan, tahu brontak dan tahu bakso. Saya tergoda mencoba gorengan tahu lainnya yakni tahu bakso dan tahu brontak. Gorengan di sini dijual Rp 2.000 per buah, sehingga membeli Rp 15.000 saja, kamu sudah dapat satu piring penuh.
Tahu berontak. (Foto: Indah Salimin)
Tahu brontak pada dasarnya adalah tahu isi dengan ukuran lebih besar, sedang tahu baksonya masih belum bisa mengalahkan tahu bakso legendaris di Semarang, yakni Tahu Baxo Bu Pudji. Lain hal dengan tahu petisnya. Wah, wah, termasuk dalam golongan gorengan berbahaya yang kenikmatannya membuat kamu terlibat pertentangan batin tak berkesudahan. Gurih dan rasa petis yang kuat dan tak ada duanya, membuat kamu ingin mencomot lagi dan lagi.
ADVERTISEMENT
Tidak salah jika tahu petis Prasojo menjadi tolak ukur tahu petis di Semarang. Tekstur tahunya yang kering, renyah tapi pada saat bersamaan lembut dikunyah, disempurnakan oleh isian petis olahan sendiri yang pas komposisi rasa gurih dan asinnya. Bagi pencinta gorengan sejati, tahu petis prasojo adalah representasi kepuasan.
🍴 Tahu Petis Prasojo
📍 Kawasan kuliner Simpang Lima, Pleburan, Semarang Selatan, Kota Semarang.
⏰ Tiap hari Pukul 15.00 - 01.00 WIB
💰 Gorengan Rp 2.000/biji.
Tahu Baxo Bu Pudji
Oleh-oleh legendaris. (Foto: Indah Salimin)
Dibandingkan dengan kuliner tahu lainnya, tahu bakso Bu Pudji bisa dibilang paling 'baru'. Bu Pudji 'baru' memulai usahanya di tahun 90-an berawal dari usaha gerobak keliling yang berkembang menjadi pabrikan dengan produksi ribuan tahu per hari. Setelah lebih dari dua puluh tahun, tahu bakso dengan kemasan khas berwarna hijau ini telah berhasil menjadi oleh-oleh ikonis yang banyak diburu wisatawan Semarang.
Gurih dan mantap. (Foto: Indah Salimin)
Tahu bakso Bu Pudji, dengan kualitasnya yang terjaga, menjadi buruan wisatawan karena rasanya yang enak, kemasan yang praktis dengan harga yang ekonomis. Dalam salah satu artikel saya tentang rekomendasi oleh-oleh Semarang murah dengan harga Rp 50.000, tahu bakso Bu Pudji menjadi salah satu pilihan yang sangat ideal untuk dibeli. Soal rasa, tahu bakso Bu Pudji adalah yang terbaik di kelasnya. Komposisi bakso yang sangat terasa dagingnya dibarengi pengemasan yang higienis serta pengolahan yang mudah, menjadikan camilan ini menjadi bawaan dari Semarang yang cukup dinantikan banyak orang .
ADVERTISEMENT
Untuk membeli tahu bakso Bu Pudji pun mudah. Kamu tidak perlu mengunjungi toko pusatnya. Tahu Baxo Bu Pudji bisa ditemukan di sebagian besar pusat oleh-oleh Semarang. Atau jika mau lebih mudah lagi, pesan saja via ojek online. Tanpa keribetan berarti, kamu akan bisa membawa pulang tahu bakso yang lezat ini.
🍴 Tahu Baxo Ibu Pudji
📍 Jl. Pamularsih Raya No.15, Bongsari, Kec. Semarang Bar., Kota Semarang, Jawa Tengah
⏰ Setiap hari pukul 07.00 - 21.00 WIB
💰 Rp 36.000/kotak isi 10 biji
Tahu Pong Karangsaru dan Gajah Mada
Tahu komplit Gajah Mada. (Foto: Indah Salimin)
Tahu pong punya sejarah yang lebih tua daripada tahu petis maupun tahu gimbal. Makanan ini konon sudah ada di Semarang sejak tahun 1930-an. Dugaan saya meleset karena mengira makanan ini berasal dari tradisi Tiongkok. Faktanya, meski tahu sudah ada selama ratusan tahun di Tiongkok, olahan tahu pong justru dikembangkan dari tradisi Jepang. Tahu pong dalam tradisi kuliner Jepang disebut abura age atau pocket tofu. Biasanya, makanan ini disajikan bersama acar lobak.
Tahu Pong Gajah Mada. (Foto: Indah Salimin)
Saya belum pernah mencoba tahu pong sebelumnya dan dua tempat dengan sejarah tertua dalam menyajikan tahu pong adalah tahu pong Karangsaru dan Tahu Pong Gajah Mada. Maka dari itu, saya memutuskan mencoba keduanya. Ternyata, komposisi penyajian tahu pong di kedua tempat ini sama, yakni dengan saus petis dan pendamping acar lobak. Akan tetapi, cita rasa yang saya temui, nyatanya sama sekali berbeda.
Tahu Pong Gimbal Karangsaru. (Foto: Indah Salimin)
Saya lebih menyukai tekstur dan bentuk tahu pong Gajah Mada yang berbentuk kubus dengan rasa yang lebih gurih. Rasanya hampir seperti tahu sumedang versi lebih kering. Sedangkan tahu pong Karangsaru berbentuk lonjong dengan rasa yang di lidah saya, tergolong hambar. Untungnya, makanan ini disajikan dengan saus yang terbuat dari petis, bawang putih dan gula aren yang kekhasannya membuat saya bisa manggut-manggut menikmati kuliner legendaris ini. Saus petis di tahu Pong Karangsaru lebih pekat dan terasa gurih dibandingkan dengan tahu Pong Gajah Mada yang cenderung manis karena menggunakan kecap. Saya jadi berpikir jika tahu pong Gajah Mada disantap dengan saus petis dari tahu pong Karangsaru, mungkin akan lebih jagoan rasanya.
Tahu kopyok Karangsaru. (Foto: Indah Salimin)
Selain memesan tahu pong, saya juga penasaran dengan tahu emplek dan tahu kopyok. Setelah saya pesan, rupanya tahu emplek adalah potongan besar tahu biasa yang padat isinya, sedangkan tahu kopyok adalah tahu yang digoreng dengan kopyokan telur. Penyajian kedua makanan ini sama dengan tahu pong, yakni dengan saus petis dan acar lobak.
ADVERTISEMENT
🍴 Tahu Pong Gajah Mada
📍 Jalan Gajahmada No.63B, Kembangsari, Semarang Tengah, Kota Semarang.
⏰ Senin - Sabtu, pukul 11.30 - 20.00 WIB
💰 Tahu Komplit Rp 28.000/porsi, Tahu Pong Rp 10.000/porsi
***
🍴 Tahu Pong Karangsaru
📍 Jalan Pringgading No.11D, Brumbungan, Semarang Tengah, Kota Semarang.
⏰ Rabu-Senin, Pukul 11.00 - 21.30 WIB
💰 Tahu Pong Gimbal Rp 17.000/porsi, Tahu Kopyok 1/2 porsi Rp 21.000
Wedang Tahu Tjoa
Seumur hidup saya tidak doyan wedang tahu. Bagi saya, tahu sebagai ampas kedelai, disajikan bersama air jahe, adalah sebuah komposisi yang tidak berterima di lidah. Saya pernah sekali mencobanya saat kuliah dulu, tidak doyan dan tidak tertarik mencoba kembali sampai kemudian mendengar mengenai wedang tahu Tjoa di kawasan pecinan Semarang. Kabarnya, wedang tahu ini beda dari wedang tahu lain yang bisa ditemukan di seluruh penjuru kota.
Buka menjelang malam. (Foto: Indah Salimin)
Saking penasarannya, saya bahkan tidak menyerah ketika di hari pertama harus kembali pulang karena kedai tutup. Keesokan harinya, saya sangat senang karena bisa bertemu dengan Pak Budi beserta wedang tahu andalannya. Saya memesan satu mangkok dengan tanpa ekspektasi apa-apa. Sejujurnya saya pesimis karena perkiraan saya, wedang tahu akan begitu-begitu saja rasanya.
Ternyata sungguh enak. (Foto: Indah Salimin)
Maka dari itu, Saya lantas takjub ketika ternyata saya salah. Wedang tahu buatan Pak Budi ternyata jauh berbeda dengan semua wedang tahu yang pernah saya coba. Tidak ada rasa langu khas tahu yang saya rasakan. Kembang tahu yang masuk ke mulut saya punya tekstur yang sangat lembut, dengan rasa yang unik, nyaris tawar seperti agar-agar. Kuah jahenya hangat, dengan manis yang pas dari gula aren. Wedang tahu Pak Budi dibuat 100% dari bahan alami, sehingga saat saya menjajalnya, tidak ada pemberontakan sama sekali dari lidah saya. Tidak tercecap campur tangan komposisi kimia. Tanpa sadar, satu mangkuk bisa saya nikmati dan bahkan tandaskan. Bagi kamu yang sebelumnya menolak wedang tahu, bisa jadi sama seperti saya, kamu akan menyukai yang satu ini.
Sang pelestari resep leluhur. (Foto: Indah Salimin)
Hasil ngobrol saya dengan Pak Budi, resep wedang tahu ini Ia temukan dari buku resep leluhurnya. Sejak delapan generasi silam, keluarganya sudah mulai membuat wedang tahu, sempat terhenti selama tiga generasi sebelum akhirnya ia lanjutkan kembali sekira 14 tahun yang lalu. Wedang tahu Tjoa, hanya ada satu di Indonesia. Keluarganya yang berada di Singapura, Taiwan dan Belgia, membuka kedai wedang tahu dengan komposisi serta proses pengolahan yang identik dengan nama yang sama pula sesuai marga mereka, yakni Tjoa.
ADVERTISEMENT
🍴 Wedang Tahu Tjoa
📍 Jalan Wot Gandul Timur, Kranggan, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang.
⏰ Selasa - Minggu , pukul 18.00 - 22.00 WIB
💰 Wedang tahu Rp 10.000/porsi
****
Deretan kuliner legendaris berbahan dasar tahu yang bisa ditemukan di Semarang, menjadi satu lagi bukti bahwa kota ini penuh dengan cerita. Setiap sudutnya menyimpan bermacam kisah, di setiap sisinya berjajar kuliner lezat bersejarah. Karenanya, jika kamu kebetulan tinggal di Semarang, atau singgah di kota ini untuk sementara, luangkan waktu untuk menyusuri jejak kulinernya bukan hanya dari apa yang bisa dicecap di lidah, tapi juga cerita yang manis di telinga dan membekas di hati setelahnya.