Konten dari Pengguna

5 Bintang yang Redup di Tangan Pep Guardiola, Ada Kampiun Piala Dunia

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
19 Mei 2021 18:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pep Guardiola di laga Manchester City vs Arsenal. (Foto: Dave Thompson/Pool via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Pep Guardiola di laga Manchester City vs Arsenal. (Foto: Dave Thompson/Pool via REUTERS)
ADVERTISEMENT
Sosok Pep Guardiola tak dapat dimungkiri merupakan salah satu pelatih tersukses di abad ke-21 ini. Pria 50 tahun ini berhasil menorehkan tinta emas dengan meraih 30 gelar selama menangani tiga klub di tiga kompetisi berbeda.
ADVERTISEMENT
Teranyar, Guardiola berhasil membawa Manchester City merengkuh gelar juara Liga Inggris musim 2020/2021. Raihan prestasi pria berkepala plontos ini dapat kembali bertambah jika The Citizens berhasil menundukkan Chelsea di partai final Liga Champions, Minggu (30/5) dini hari WIB.
Selama menjalani karier kepelatihan, prestasi terbaik Guardiola adalah ketika menangani Blaugrana. Pada musim 2008/2009, pria asal Spanyol ini berhasil mengantarkan Barcelona meraih Treble Winner untuk kali pertama.
Sejak pertama kali melatih di tim utama telah banyak pemain yang berhasil di tangan Guardiola, salah satunya adalah Lionel Messi yang kini menjadi salah satu mesin gol terbaik di dunia.
Namun, hingga 12 musim melatih, terdapat segelintir pemain bintang terpinggirkan dan gagal menunjukkan performa terbaiknya ketika dilatih oleh Guardiola. Dilansir Sportskeeda, terdapat lima pemain yang meredup di tangan Guardiola. Berikut daftarnya.
ADVERTISEMENT
5. Joe Hart
Potret Joe Hart ketika berkostum Manchester City. (Foto: Instagram @joehartofficial)
Sebelum Pep Guardiola datang ke Etihad Stadium, Joe Hart adalah sosok vital di pos pertahanan terakhir Manchester City. Eks penjaga gawang Timnas Inggris ini merupakan salah satu sosok penting di balik keberhasilan The Citizens merengkuh dua gelar Premier League di musim 2011/2012 dan 2013/2014.
Namun, semenjak Guardiola mengarsiteki Man City di musim 2016/2017, Hart tersingkir sebagai penjaga gawang utama. Guardiola lebih memilih Claudio Bravo didatangkan dari Barcelona untuk mengawal jala gawang ‘Manchester Biru’.
Hart kemudian dibuang dengan dipinjamkan ke klub asal Italia, yakni Torino. Musim selanjutnya, Hart tetap tidak mendapatkan tempat di hati Guardiola, ia lantas melanjutkan kiprahnya sebagai pemain pinjaman ke West Ham United dan secara permanen bergabung dengan Burnley di musim 2018/2019.
ADVERTISEMENT
Pada musim 2020/2021 ia diboyong oleh Jose Mourinho untuk memperkuat Tottenham Hotspur sebagai pelapis Hugo Lloris. Dilansir dari Transfermarkt, pemain yang kini berusia 34 tahun hanya memainkan 10 laga di semua kompetisi bersama The Lilywhites.
4. Benjamin Mendy
Benjamin Mendy bersama Pep Guardiola. (Foto: Instagram @benmendy23)
Sebelum bergabung dengan Pep Guardiola di Manchester City, Benjamin Mendy adalah salah satu bek muda potensial yang dimiliki oleh Prancis. Performa gemilangnya bersama AS Monaco hingga mampu mengantar ke babak semifinal Liga Champions, membuat ia digadang menjadi bek kiri yang mumpuni di masa depan.
Sayang, kepindahannya ke Etihad Stadium pada jendela transfer musim panas 2017 dengan mahar yang cukup fantastis, justru mengubah karier Mendy. Pria yang kini berusia 26 tahun gagal menunjukkan performa terbaiknya akibat cedera yang menghantui.
ADVERTISEMENT
Musim 2019/2020 Mendy berhasil mendapatkan kepercayaan dengan tampil sebanyak 30 laga di semua ajang. Sayang, penampilannya tak begitu impresif, di musim selanjutnya ia hanya lebih sering duduk di bangku cadangan. Dilansir dari Transfermarkt, eks pemenang Piala Dunia 2018 bersama Timnas Prancis ini baru memainkan 13 laga di Liga Inggris musim ini.
3. Yaya Toure
Yaya Toure, eks kapten Manchester City. (Foto: Reuters/Darren Staples)
Ditunjuknya Pep Guardiola untuk menangani Manchester City, memberi ‘sinyal’ bagi salah satu pahlawan kesuksesan The Citizens di kancah domestik, Yaya Toure. Kedua pria ini pernah bekerja sama ketika di Barcelona, namun mereka tidak memiliki hubungan yang harmonis.
Diwartakan Sportskeeda, di awal kehadiran Guardiola di Etihad Stadium bahkan sempat menyebabkan perselisihan dengan agen Yaya Toure, Dimitri Seluk. Hal tersebut mengakibatkan eks pemain Timnas Pantai Gading tersebut tersingkir dari skuad utama Man City.
ADVERTISEMENT
Di bawah Guardiola, Yaya Toure hanya bertahan dua musim dengan menit bermain yang sedikit. Bahkan, di musim kedua Guardiola menangani Man City yakni 2017/2018, Yaya Toure hanya tampil sebanyak 17 laga di semua kompetisi.
Pada musim selanjutnya, peraih tiga gelar Liga Inggris ini memutuskan untuk meninggalkan Man City dan bergabung dengan klub raksasa Yunani, Olympiakos.
2. Mario Goetze
Aksi Mario Goetze dalam sesi latihan bersama Bayern Muenchen. (Foto: Instagram @mariogotze)
Mario Goetze mengawali kisah bersama Pep Guardiola di musim 2013/2014. Pada musim tersebut, kampiun Piala Dunia 2014 bersama Timnas Jerman ini didatangkan Bayern Muenchen dari Borussia Dortmund dengan harapan yang tinggi.
Dalam dua musim di bawah Guardiola, Goetze tampil cukup gemilang dengan torehan 30 gol serta 20 asis di semua kompetisi. Namun, pada musim ketiga, Goetze yang sering dibekap cedera perlahabn tersingkir dari skuad utama Die Roten.
ADVERTISEMENT
Selain itu, minimnya penampilan Goetze di musim ketiga turut dikarenakan taktik yang digunakan oleh Guardiola. Guardiola lebih memilih penggunaan penyerang tradisional ketimbang menggunakan taktik false nine.
Hal tersebut mengakibatkan Goetze lebih sering menghabiskan waktu di bangku cadangan. Tercatat, pria yang kini berusia 28 tahun hanya memainkan 21 laga di semua kompetisi. Minimmya waktu bermain, lantas membuat Goetze pulang kembali ke Dortmund di musim selanjutnya.
1. Zlatan Ibrahimovic
Yaya Toure, Carles Puyol, dan Pedro Rodriguez memberikan selamat untuk Zlatan Ibrahimovic. (Foto: AFP/Josep Lago)
Zlatan Ibrahimovic diboyong Pep Guardiola ke Camp Nou di musim 2008/2009 berkat penampilan cemerlangnya selama tiga musim berkostum Inter Milan. Di awal musim, pemain asal Swedia berhasil menunjukkan taringnya di lini serang melalui torehan tujuh gol di tujuh penampilan pertamanya di Liga Spanyol.
ADVERTISEMENT
Namun berjalannya waktu, performa Ibrahimovic bersama Barcelona menurun. Hal itu disebabkan karena sosok Lionel Messi. Pemain asal Argentina tersebut menggusur peran Ibrahimovic sebagai sosok sentral di lini depan.
“Itu dimulai dengan baik, tapi kemudian Messi mulai berbicara. Dia ingin bermain di tengah, bukan di sayap, jadi sistemnya berubah dari 4-3-3 menjadi 4-5-1. Saya dikorbankan, dan saya tidak lagi memiliki kebebasan di lapangan yang saya butuhkan untuk sukses,” ujar Ibrahimovic dalam buku otobiografinya.
Jalinan hubungan Guardiola dengan Ibrahimovic hanya bertahan satu musim. Meski tampil di posisi yang tidak ideal, Ibrahimovic berhasil mengemas 16 gol dari 29 laga di liga. Di musim selanjutnya, penyerang yang kini berusia 39 tahun hengkang kembali ke Italia untuk memperkuat AC Milan.
ADVERTISEMENT