Resmi Jadi Tersangka, Ini 3 Kontroversi Plt Ketum PSSI Joko Driyono

Info Bola
Info Bola adalah story berita bola hari ini, jadwal terkini, tentang pemain, sepak bola Liga indonesia, Eropa, dan dunia.
Konten dari Pengguna
16 Februari 2019 9:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Info Bola tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Joko Driyono resmi jadi tersangka.
zoom-in-whitePerbesar
Joko Driyono resmi jadi tersangka.
ADVERTISEMENT
Resmi sudah (Plt) Ketua Umum PSSI Joko Driyono ditetapkan sebagai tersangka, tepatnya pada Jumat malam (15/2). Hal itu menyusul kasus dugaan pengaturan skor yang diusut Satgas Anti-Mafia Bola. Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Pol Syahar Diantono pun membenarkan penetapan tersebut.
ADVERTISEMENT
Kasus yang menimpa Joko Driyono atas laporan mantan manajer Persibara Banjarnegara, Lasmi Indaryani, 16 Desember 2018. Sosok yang menggantikan Edy Rahmayadi yang mundur 20 Januari 2019 lalu tersebut diduga terkait kasus pengaturan skor. "Penyidik Satgas Anti-Mafia Bola hari ini telah kirim surat ke Direktorat Jenderal Imigrasi untuk pencegahan ke luar negeri atas nama Joko Driyono," kata Syahar.
Plt Ketum PSSI, Joko Driyono, tengah menyaksikan penggeladahan apartemen miliknya oleh Satgas Antimafia Bola. Foto: Istimewa
Sebelumnya, Jokdri--sapaan akrab Joko Driyono--sempat berstatus sebagai saksi. Namun, setelah penggeledahan di kediamannya, Apartemen Taman Rasuna, Tower 9 lantai 18 unit 0918 C, Jl. Taman Rasuna Selatan, Menteng, Jakarta Selatan, status Jokdri pun naik menjadi tersangka.
Satgas kemudian menyita 75 barang bukti dari penggeledahan tersebut, diantaranya sembilan buah handphone, uang tunai, buku tabungan, dan kartu kredit. Usai penggeledahan di apartemen Jokdri, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Argo Yuwono Adi Nugroho mengatakan penyidik akan “gelar perkara menetapkan ia sebagai tersangka."
Joko Driyono, Wakil Ketua Umum PSSI. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Menyusul pemberitaan Jokdri, pada Sabtu dini hari (16/2), Ketua Komite Hukum PSSI, Gusti Randa berkilah menyebut status Jokdri bukan terkait pengaturan skor, melainkan “yang disangkakan yakni memasuki suatu tempat yang telah dipasang garis polisi oleh penguasaan umum di Rasuna Office Park beberapa waktu lalu.”
ADVERTISEMENT
Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, Jokdri yang merupakan nama lama di PSSI juga sempat melakukan tindak kontroversial. Berikut tiga kontroversi yang sempat dilakukan Joko Driyono kala menjabat di PSSI.
1. Tak Meloloskan Pro Duta dan Kalteng Putra
Pro Duta kala mengikuti Viareggio Cup Grup V. (Foto: Dok Pro Duta)
Salah satu kontroversi Jokdri yang mencuat adalah tahun 2014 lalu, kala penggabungan Liga Primer Indonesia (LPI) dan Liga Super Indonesia (LSI). Saat itu, Jokdri menyebutkan hanya empat klub LPI yang bisa bermain di kompetisi leburan.
Menjadi kontroversi saat itu, juara dan runner-up playoff LPI, Pro Duta dan Persepar Palangkaraya (sekarang Kalteng Putra), malah tidak lolos verifikasi. Nama pertama disebut tak memenuhi salah satu dari lima aspek verifikasi, yakni infrastruktur, keuangan, sporting (pembinaan usia dini), legal (hukum), dan administrasi
ADVERTISEMENT
Walau Exco PSSI kemudian menurunkan standar dengan tidak mengikutkan aspek sporting, legal, dan administrasi. Pro Duta tetap tak lolos lantaran tak jelas dalam mengajukan stadion.
Jokdri kala itu mengatakan playoff bukan satu-satunya jalan. Tujuh klub lolos playoff tetap harus terverifikasi. Pro Duta yang tak berada di empat besar tim lolos verifikasi pun disebut tak bisa bergabung LSI. Hanya PSM Makassar, Semen Padang, Persijap Jepara, dan Persiba Bantul yang akhirnya lolos.
2. Kontroversi Semen Padang sampai Persebaya vs Persik Kediri
Persebaya (Foto: Persebaya.ID)
Masih kala peleburan dualisme kompetisi, Jokdri kembali membuat kontroversi kala dirinya memberi tiket lolos langsung kepada Semen Padang. 'Kabau Sirah' pun akhirnya langsung lolos ke kompetisi baru tanpa perlu menjalani playoff.
ADVERTISEMENT
Jokdri beralasan Semen Padang merupakan klub yang punya sejarah di sepak bola Indonesia. Klub asal kota Padang tersebut pun dikatakan sudah diakui PSSI karena menjadi peserta LSI pada 2010/11 hingga pernah mewakili Indonesia di Piala AFC.
Sebelumnya, kala menjabat sebagai CEO PT LI 2010, Jokdri juga sempat jadi sorotan. Persebaya kala itu berada di posisi ke-15, tidak aman dari zona merah. Namun, 'Bajul Ijo' kemudian terdegradasi ke Divisi Utama dan disebut ada andil Jokdri di dalamnya. Kala itu Persebaya harus melawan Persik Kediri yang seharusnya sudah kalah WO.
Persik dua kali gagal menjadwalkan pertandingan, pertama di Kediri dan kedua di Lapangan AAU, Yogyakarta. Namun, PT LI memberi kesempatan ketiga buat Persik dan menggelar pertandingan di Palembang. Persebaya pun tak mau hadir karena merasa sudah menang WO. Persik pun akhirnya menang WO 3-0 dan Persebaya turun ke posisi 17, degradasi.
ADVERTISEMENT
3. Memiliki Saham Persija
Para pemain Persija Jakarta dan Official tim merayakan gelar juara Liga 1 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, minggu, (09/12/18). (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Kontroversi terbaru seorang Joko Driyono adalah kala dirinya mengakuisisi saham salah satu klub peserta Liga 1, Persija Jakarta. Fakta tersebut kemudian mengejutkan publik dan mengundang skeptisme terhadap ‘Macan Kemayoran’.
Pasalnya, Jokdri yang rangkap jabatan, sebagai pemilik klub asal Ibu Kota tersebut sekaligus wakil ketua umum PSSI, dituding melakukan pengaturan skor yang berujung gelar juara Liga 1 2018. Kini, dirinya diperiksa Satgas Anti-Mafia Bola dan sudah ditetapkan sebagai tersangka. (bob)