Pertanda Kamu Sudah Jago Nyetir Mobil Manual

Konten dari Pengguna
11 Februari 2021 6:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Infootomotif tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Mobil Manual (Foto: Dok. Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Mobil Manual (Foto: Dok. Wikimedia Commons)
ADVERTISEMENT
Menyetir mobil manual bisa dibilang susah-susah gampang. Sebabnya banyak orang yang lebih memilih mengemudikan mobil dengan transmisi matik dengan alasan kepraktisan.
ADVERTISEMENT
Bagi pemula, perlu memahami beberapa teknik atau latihan agar kemampuan nyetir mobil manual semakin meningkat.
Nah, bagi Anda mungkin yang sudah merasa mahir, berikut adalah indikator kalau nyetir mobil manualnya sudah di atas rata-rata, atau justru sebaliknya.

1. Posisi tangan pada tuas transmisi

Bagi Anda yang sudah memahami pemahaman dasar dalam mengemudikan mobil, tentu sudah mengetahui bahwa kedua tangan pengemudi haruslah diletakkan pada setir mobil. Posisi tangannya, yakni tangan kanan di arah jam 2 atau jam 3, dan tangan kiri di arah jam 10 atau jam 9.
Akan tetapi, bagi beberapa pengemudi pemula yang belum paham, tidak jarang akan meletakkan tangan kirinya dalam waktu yang lama pada tuas transmisi. Mereka beranggapan dengan meletakkan tangan kiri di tuas transmisi, akan memudahkan mereka saat hendak melakukan perpindahan gigi.
Ilustrasi tangan istirahat pada tuas transmisi manual. (Foto: Muhammad Ikbal/kumparan)
Padahal, cara tersebut jelas salah dan berbahaya. Dalam kondisi tertentu, bisa saja tangan yang berada di atas tuas transmisi itu tidak sengaja menggesernya. Dengan tuas transmisi yang bergeser tanpa menginjak kopling, dikhawatirkan akan berpotensi merusak girboks transmisi.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu saja, dengan kedua tangan yang tidak sigap berada di setir, juga bisa membuat pengemudi menjadi telat atau salah merespon setir saat kondisi darurat.

2. Posisi tuas transmisi saat berada di lampu merah

Selanjutnya, sudah lancar atau belumnya seseorang dalam mengemudikan mobil manual, juga bisa tercermin dari caranya mengambil keputusan, termasuk saat berhenti di lampu merah.
Idealnya, saat sedang berada di kemacetan lampu merah, posisi tuas transmisi harus berada di posisi netral dengan kaki kiri yang tidak menginjak kopling.
Tuas persneling Toyota Kijang generasi keempat (Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan)
Akan tetapi, bagi beberapa pengemudi pemula yang belum lancar, sering kali mereka memasukkan tuas transmisi ke gigi 1 sambil menginjak pedal kopling. Mereka khawatir, apabila tidak memposisikan tuas transmisi di gigi 1, akan membuat mereka terlambat saat sudah lampu hijau dan bisa saja menjadikan mereka panik dan sulit berakselerasi awal.
ADVERTISEMENT
Dengan perilaku posisi tuas transmisi yang terus berada di gigi 1, jelas sangat berbahaya. Sebab, selain bisa menyebabkan mobil tidak sengaja loncat apabila kopling terlepas, kondisi itu juga bisa mengakibatkan kampas kopling menjadi cepat habis.

3. Cara melalui jalan menanjak

New Daihatsu Sigra sedang diuji di jalanan menanjak. (Foto: Daihatsu)
Indikator lain yang bisa mendefinisikan sudah lancar atau belumnya seseorang saat mengemudikan mobil manual, juga bisa terlihat dari caranya mengemudi saat melaju di jalan menanjak.
Beberapa pengemudi pemula, seringkali enggan menetralkan tuas transmisinya dan menginjak pedal rem saat sedang berhenti atau macet di tanjakan. Mereka lebih memilih terus menggenjot dan menyeimbangkan pedal kopling dan pedal gasnya agar mesin mobil tidak mati dan tidak mundur.
Cara itu jelas sangat tidak dianjurkan. Selain bisa merusak komponen kopling karena terus diinjak, kondisi itu juga berbahaya, karena bisa membuat mobil loncat apabila pedal kopling tidak sengaja terangkat.
ADVERTISEMENT
Dalam mengatasi kondisi tersebut, pengemudi pemula dianjurkan untuk menetralkan tuas transmisinya dan menginjak pedal rem. Apabila khawatir mobil mundur, maka bisa ditambahkan dengan mengaktifkan rem parkir.

4. Malas menurunkan gigi

Kebiasaan lain yang sering menjadi indikator bagi pengemudi pemula, yakni kebiasaan malas mengoper ke gigi rendah saat putaran mesin sudah sangat rendah.
Ilustrasi ganti gigi pada mobil manual. (Foto: Muhammad Ikbal/kumparan)
Singkatnya, beberapa dari mereka sering memaksakan mobil tetap melaju dengan posisi transmisi yang masih tinggi, padahal laju mobil atau putaran mesin sudah sangat pelan. Bahkan, pada beberapa kasus, pengemudi tersebut sering memaksakan menginjak pedal gas secara dalam, berharap mendapatkan torsi yang cukup untuk tetap melaju.
Jika kebiasaan itu terus dibiarkan, dampak terburuknya tentu saja bisa merusak beberapa komponen pada mesin mobil. Oleh karena itu, cara terbaik menghindari kerusakan mesin, yakni dengan jangan malas mengoper gigi ke yang lebih rendah apabila membutuhkan akselerasi instan.
ADVERTISEMENT

5.Posisi kaki pada pedal kopling

Terakhir, hal yang bisa menjadi indikator sudah mahir atau belumnya seseorang dalam mengemudikan mobil manual, yakni dengan posisi kaki kirinya pada pedal kopling.
Beberapa pengemudi pemula, seringkali masih meletakkan kaki kirinya pada pedal kopling. Meski tidak menginjak hingga dalam, kebiasaan ini jelas suatu hal yang salah.
Ilustrasi kaki istirahat pada pedal kopling mobil manual. (Foto: Muhammad Ikbal/kumparan)
Sebab, dengan meletakkan kaki pada pedal kopling, tanpa disadari bisa saja terdapat tekanan pada pedal kopling tersebut. Akibatnya, kopling akan sedikit terinjak dan membuatnya menjadi cepat aus.
Sebaiknya, saat sedang tidak mengoper gigi, maka posisikanlah kaki kiri pada foot rest atau tidak di atas pedal kopling.
Jadi, dari kelima indikator mengemudi mobil manual yang dijelaskan di atas, kebiasaan mana yang masih sering Anda lakukan?
ADVERTISEMENT