Konten dari Pengguna

Pengertian Hipomania dan Gejalanya yang Wajib Diketahui

info psikologi
Menyajikan informasi seputar info psikologi yang terkini, terupdate, dan terlengkap.
28 November 2023 22:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari info psikologi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hipomania adalah, sumber foto: unsplash.com/Nik Shuliahin
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hipomania adalah, sumber foto: unsplash.com/Nik Shuliahin
ADVERTISEMENT
Hipomania adalah kondisi di mana seseorang mengalami perubahan suasana hati, emosi, atau tingkat energi dan aktivitas yang tidak normal, berlebihan, bahkan ekstrem. Gangguan ini harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan dampak negatif.
ADVERTISEMENT
Bahkan, hipomania yang dibiarkan secara terus menerus tanpa penanganan tepat, dapat mengakibatkan seseorang mengalami bipolar. Untuk lebih jelasnya simak ulasan berikut ini.

Hipomania dan Mania, Apakah Sama?

Ilustrasi hipomania adalah, sumber foto: unsplash.com/Adrian Swancar
Dikutip dari buku Keperawatan Jiwa karya A. Gani dkk., (2023) pengertian hipomania adalah gangguan suasana hati yang dapat membuat seseorang menjadi lebih aktif dan bersemangat. Tingkat energi, suasana hati, dan perilaku yang berenergi ini harus berbeda dari kebiasaan diri seseorang dan terlihat oleh orang lain.
Hipomania adalah gejala dari gangguan bipolar, terutama gangguan bipolar II. Gangguan ini hampir sama dengan mania (manik) yang merupakan bentuk episode mood pada penderita bipolar.
Entah hipomania maupun mania ditandai dengan peningkatan mood, energi, dan aktivitas yang tidak wajar. Namun, ada beberapa perbedaan antara kedua gangguan ini, yaitu:
ADVERTISEMENT

1. Lamanya Episode

Hipomania harus berlangsung minimal empat hari berturut-turut, sedangkan mania harus berlangsung minimal seminggu atau memerlukan perawatan di rumah sakit.

2. Tingkat Keparahan

Hipomania tidak cukup parah untuk mengganggu fungsi sosial atau pekerjaan/sekolah secara signifikan, sedangkan mania menyebabkan dampak yang parah pada fungsi sosial atau pekerjaan/sekolah.

3. Adanya Gejala Psikotik

Hipomania tidak disertai dengan gejala psikotik, seperti halusinasi atau delusi, sedangkan mania bisa disertai dengan gejala psikotik.

4. Jenis Diagnosis

Hipomania tidak bisa menjadi dasar untuk diagnosis gangguan bipolar I, sedangkan mania bisa menjadi dasar untuk diagnosis gangguan bipolar I atau II.
Gejala episode hipomanik sama tetapi kurang intens daripada mania. Gejala hipomanik, yang bervariasi dari orang ke orang, antara lain:
ADVERTISEMENT
Jadi dapat disimpulkan bahwa hipomanik adalah salah satu gangguan mental yang bisa berubah ke bipolar. (WWN)