Indonesia Batal Gelar Piala Dunia U-20, Saatnya Berbenah!

Syarifuddin
Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia
Konten dari Pengguna
1 April 2023 13:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syarifuddin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Polemik penolakan terhadap Timnas Israel sebagai kontestan Piala Dunia U-20 berbuntut pada batalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
ADVERTISEMENT
Keputusan itu didapatkan setelah ketua umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir melakukan pertemuan dengan Presiden Federation International Football Aassociation (FIFA) Gianni Infantino yang akhirnya menghasilkan keputusan dibatalkannya pelaksanaan Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Keputusan ini diambil bukan hanya disebabkan oleh banyaknya penolakan yang dilakukan oleh pihak dan kelompok masyarakat terhadap Timnas Israel yang dipastikan lolos seleksi sebagai peserta Piala Dunia U-20 di Indonesia.
Selain faktor tersebut, FIFA juga menyinggung persoalan tragedi kanjuruhan malang yang menewaskan 135 orang suporter sepak bola. Memang secara konstitusional, FIFA telah memaafkan Indonesia dan tidak memberikan sanksi atas tragedi tersebut.
Namun secara tidak langsung hal ini juga bisa menjadi salah satu pertimbangan FIFA dalam membatalkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 karena alasan keamanan.
ADVERTISEMENT
Puncak dari kepastian pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 adalah banyaknya oknum dan kelompok masyarakat yang menolak Timnas Israel untuk berlaga di Piala Dunia U-20 yang diselenggarakan di Indonesia.
Ilustrasi foto diambil dari Shutterstock
Terlepas dari pro dan kontra penolakan terhadap Timnas Israel di perhelatan Piala Dunia U-20, masih banyak sekali pekerjaan rumah (PR) yang harus segera diselesaikan oleh pemerintah berkaitan dengan sepak bola Indonesia, baik itu dari segi infrastruktur, keamanan, manajemen pengelolaannya dan lain sebagainya.
Selain itu, mental masyarakat dan para pecinta sepak bola Indonesia kayaknya memang masih belum siap untuk menyelenggarakan perhelatan sepak bola sekelas Piala Dunia. Hal itu dapat dilihat dari beberapa kasus seperti masih seringnya tawuran antar suporter dan rivalitas yang terlalu berlebihan sehingga banyak menimbulkan korban jiwa. Hal ini menandakan bahwa kita belum dewasa dalam dunia sepak bola.
ADVERTISEMENT
Daripada lama-lama larut dalam kesedihan karena Piala Dunia U-20 tidak jadi digelar di Indonesia, alangkah lebih baiknya pemerintah melalui PSSI segera melakukan pembenahan terhadap manajemen dan tata kelola persepakbolaan tanah air, terutama liga profesional Indonesia yang saat ini mekanisme dan sistemnya sedang amburadul dengan tidak ada sistem degradasi dan mandeknya liga 2 dan liga 3.
Belum lagi adanya mafia bola dan pengaturan skor yang masih merajalela di negeri ini. Situasi persepakbolaan tanah air memang sedang tidak baik-baik saja, banyak sekali persoalan dan permasalahan yang harus segera dibenahi dan diselesaikan oleh pemerintah sebelum Indonesia benar-benar siap berbicara banyak di kancah internasional.
Foto: Shutterstock
Maka dari itu langkah yang harus segera dilakukan oleh PSSI yaitu segera melakukan perbaikan secara struktur dan infrastruktur sebagai langkah awal mempersiapkan pemain-pemain yang unggul dan siap untuk bersaing di kancah internasional.
ADVERTISEMENT
Disadari atau tidak belum banyak atau bahkan tidak ada sama sekali pemain Indonesia yang bisa berbicara banyak di Liga-liga sepak bola terbaik dunia, seperti Liga Inggris, Liga Spanyol, Liga Jerman dan lain sebagainya.
Maka dari itu membenahi infrastruktur dan memberantas para mafia bola di negeri ini menjadi salah satu langkah yang harus segera diambil oleh pemerintah jika ingin mewujudkan persepakbolaan Indonesia yang lebih baik dan bersih dari mafia dan pengaturan skor.
Jika hal itu bisa direalisasikan, maka bukan hal yang tidak mungkin sepak bola Indonesia mampu bersaing dan berbicara banyak di kancah internasional.