Konten dari Pengguna

Museum Genosida Tuol Sleng Pnom Penh: Saksi Bisu Sejarah Mencekam Kamboja

Jendela Dunia
Menyajikan informasi untuk menginspirasi dan menambah wawasan pembaca
14 Juli 2024 2:51 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Jendela Dunia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Museum Genosida Tuol Sleng. Sumber: Unsplash/Kimism
zoom-in-whitePerbesar
Museum Genosida Tuol Sleng. Sumber: Unsplash/Kimism
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Museum Genosida Tuol Sleng di Phnom Penh tidak hanya merupakan bangunan biasa, tetapi sebuah monumen yang mengabadikan salah satu masa paling gelap dalam sejarah Kamboja. Dahulu, tempat ini adalah pusat penahanan, penyiksaan, dan pemusnahan yang dioperasikan oleh rezim Khmer Merah.
ADVERTISEMENT
Di tempat ini, ribuan orang tak berdosa kehilangan nyawa. Museum ini kini berdiri sebagai pengingat akan kekejaman yang tidak boleh terulang kembali.

Sejarah Museum Genosida Tuol Sleng Pnom Penh Kamboja

Museum Genosida Tuol Sleng. Sumber: Unsplash/Adam PENN
Museum Genosida Tuol Sleng berdiri sebagai monumen bekas Kantor Keamanan 21 (S-21) dari rezim Demokratik Kampuchea, yang lebih dikenal sebagai rezim Khmer Merah. Museum ini terletak di Phnom Penh yang saat itu ditinggalkan. Dikutip dari tuolsleng.gov.kh, kota ini ditinggalkan setelah penduduknya dievakuasi pada 17 April 1975.
S-21 menjadi pusat dari sistem penjara luas di seluruh negara dan selama periode tersebut. Tempat ini digunakan sebagai fasilitas rahasia untuk penahanan, interogasi, penyiksaan, dan pemusnahan orang-orang yang dianggap sebagai "musuh politik" rezim.
Dari tahun 1975 hingga 1979, hanya sedikit tahanan yang dapat lolos dari penjara ini. Diketahui dari sumber situs yang sama, hanya 12 mantan tahanan yang bertahan sampai pembukaan S-21 ketika Phnom Penh dibebaskan, empat di antaranya adalah anak-anak.
ADVERTISEMENT
Sekitar 1.720 pelaku Khmer Merah bekerja di dan untuk S-21. Beberapa ratus di antaranya adalah pekerja umum. Termasuk di dalamnya orang-orang yang bertugas menyediakan makanan untuk penjara. Sisanya merupakan bagian dari tenaga kerja internal, mencakup administrasi, penjaga, dan penyidik.

Panduan Wisata Menelusuri Museum Tuol Sleng

Museum Genosida Tuol Sleng. Sumber: Unsplash/MARCIN CZERNIAWSKI
Museum Genosida Tuol Sleng buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 waktu setempat. Tempat ini berlokasi di St. 113, Boeung Keng Kang III, Boeung Keng Kang, Phnom Penh, Kamboja.
Tiket masuk untuk dewasa yang bukan warga Kamboja adalah $5,00, sementara untuk pengunjung berusia 10-18 tahun yang juga bukan warga Kamboja dikenakan biaya $3,00. Warga Kamboja dapat mengunjungi museum ini tanpa biaya. Ditegaskan bahwa tiket hanya dijual di loket tiket yang terletak di pintu masuk museum.
ADVERTISEMENT
Untuk mempermudah pemahaman selama berada di museum, tersedia pilihan panduan tur. Panduan tur dengan pemandu bisa didapatkan dengan memberikan donasi. Sementara itu, audio panduan untuk warga Kamboja dibanderol dengan harga $1,00 dan untuk nonwarga Kamboja seharga $5,00.
Dengan menjelajahi Museum Genosida Tuol Sleng, pengunjung diajak untuk menyelami kisah-kisah korban yang tertangkap dalam pusaran teror politik yang brutal. Setiap sudut museum, dari sel-sel sempit hingga alat penyiksaan yang masih tersisa, berbicara tentang keberanian dan penderitaan.
Tempat ini tidak hanya mengungkap kengerian yang terjadi, tetapi juga berfungsi sebagai ruang edukasi tentang pentingnya perdamaian dan keadilan. (CR)