5 Rekomendasi Kuliner yang Wajib Dicoba di Pasar Santa

Justian Edwin  Food Blogger
Propagandist in the making. He writes about food & style in his spare time. Contact him for coffee, he'll say OK! Instagram: @justianedwin
Konten dari Pengguna
16 Juni 2019 21:53 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Justian Edwin Food Blogger tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keadaan Pasar Santa tak terlalu ramai pada Sabtu sore. Mobil yang parkir tidak sebanyak ketika saya mampir beberapa tahun lalu. Oleh karena itu, saya dan beberapa teman tertarik untuk mengulik kembali bagaimana keadaan Pasar Santa dengan berbekal satu pertanyaan: apakah Pasar Santa masih menjadi destinasi andalan anak muda?
Disambut oleh penjaga Pasar Santa.
Kami disambut oleh penjaga Pasar Santa yang sempat viral di media sosial dan kucing-kucing yang liar lucu. Sebagai pencinta kucing karbitan, kami senang melihat kucing-kucing tersebut dijaga dan diberi makan, mengingat sempat ada kontroversi mengenai kucing-kucing ini yang ditangkap dan dibuang oleh pihak pengelola.
Situasi Pasar Santa Sabtu sore.
Lantai satu adalah tempat di mana anak muda berkumpul untuk makan dan mengikuti kegiatan yang diadakan oleh penghuni ruko. Kami melihat ada toko piringan hitam, beberapa produk fashion, toko buku independen, juga kedai makanan.
ADVERTISEMENT
Tidak banyak kegiatan terjadi di sini sore itu. Saat melihat media sosial toko buku Post Santa, mereka baru akan mengadakan kegiatan di Minggu sore.
Tapi tak mengapa, karena kami masih punya daftar kuliner yang wajib coba di Pasar Santa. Penasaran dengan daftarnya? Baca sampai habis, ya!

Miechino

Seporsi mi tebal dan kenyal.
Miechino adalah penghuni Pasar Santa sejak lokasi ini menuai popularitas. Baru saja saya duduk, saya langsung disuguhkan menu oleh bapak paruh baya dengan senyuman hangatnya. Karena varian menunya hanya ada mi ayam, bakso, dan pangsit kuah, jadu saya pesan ketiganya.
Saat hidangannya datang, saya baru menyadari kalau mi yang disajikan di sini dibuat sendiri. Itu bisa dilihat dari kekenyalan dan ketebalan mi. Satu porsi Mi Karet Ayam Jamur disajikan dengan sayur sawi dan tauge. Pangsit kuahnya juga diisi dengan isian yang cukup banyak.
ADVERTISEMENT
Ketiga menu yang saya pesan tadi dibandrol seharga Rp 38.000. Murah! Tidak heran kalau tempat makan yang telah berdiri sejak 2014 ini memiliki banyak pelanggan tetap dari berbagai kalangan. Meskipun hanya memiliki tiga baris meja, Miechino tidak pernah sepi pelanggan.
Saya sempat bertanya dengan salah satu pelanggan di sini, ternyata ia datang ke sini beberapa kali dalam sebulan hanya untuk menikmati satu mangkok mi karet. Menurutnya, yang membuat mi karet ini berbeda selain rasanya adalah keramahan dari pemiliknya. Nah, kalau kamu sedang di Pasar Santa, jangan lupa untuk datang dan coba Mie Ayam Karet ini ya!

Nasi Kulit Syurga

Seporsi Nasi Kulit Syurga, kenyang!
Menemukan tempat makan yang satu ini memang susah-susah gampang. Untungnya, saya dibantu diarahkan oleh salah satu pemilik tempat makan di sana. Lokasinya ada di pojok belakang, tidak jauh dari Miechino.
ADVERTISEMENT
Setelah sampai di tempat Nasi Kulit Syurga, saya langsung memesan rekomendasi dari salah satu pegawainya yaitu nasi, kulit ayam, paru, sambal bawang, serundeng, ayam goreng, dan tak lupa kol goreng untuk disantap. Satu porsi lengkap nasi kulit dibandrol Rp 34.000.
Santapan pertama langsung bikin saya jatuh cinta. Enak banget! Kulit dan parunya juara. Apalagi ditambah dengan kol goreng dan sambal bawangnya. Perpaduan yang bikin saya serasa seperti di surga! Bagi kalian yang belum pernah mencicipi nikmatnya nasi kulit, saya rekomendasikan untuk menjajalnya di sini.

Meathology

Burger di Meathology
Berikutnya saya bertandang ke Meathology. Salah satu santapan di Pasar Santa yang saya belum pernah cicipi sebelumnya. Seperti namanya, highlight dari menu-menu yang ditawarkan di sini adalah daging sapi (meskipun ada sajian dengan daging ayamnya juga). Saya memutuskan untuk mencicipi Wagyu Burger with Blackpepper Melted Cheese seharga Rp 38.000.
ADVERTISEMENT
Untuk burger seharga kurang dari Rp 50.000, rasanya sangat memuaskan. Semua bahan baku terasa harmonis di lidah, tidak ada yang berlebihan. Bun-nya yang lembut, berpadu sempurna dengan daging wagyu-nya yang juicy, telur mata sapi setengah matang, dan lelehan keju.

Cloud Nine Cakery

Akhiri sesi makan dengan yang manis.
Saat saya selesai menyantap makanan berat, saya melewati satu toko yang menarik, Cloud Nine. Toko homemade cookies & cakes ini menyediakan aneka soft baked cookies dan cake yang patut dicoba.
Sebagai penggemar soft baked cookies, saya memesan White Chocolate Macadamia Cookies dan Mini Kookie Shot. Saya terperangah dengan harganya, alih-alih mahal, Cloud Nine Cakery ini hanya membandrol Rp 18.000 untuk White Chocolate Macadamia Cookies dan Rp 30.000 untuk Mini Kookie Shot-nya.
Chocolate Macadama Cookies yang enak disantap pagi hari bersama kopi.
Untuk Mini Kookie Shot langsung saya nikmati di tempat dan Chocolate Macadamia Cookies saya santap esok harinya setelah dihangatkan dengan microwave. Keduanya mampu meredakan my sweet tooth craving, apalagi ditemani kopi nikmat di pagi hari. Sempurna.
ADVERTISEMENT

Rokum

Sayap ayam dan Roti Kane.
Rokum adalah salah satu penghuni baru Pasar Santa, beberapa generasi setelah Miechino. Mungkin ada yang ingat dengan istilah ‘Rokum’ yang merupakan bahasa gaul era 80-an yang artinya rumah. Begitu filosofi yang dibangun oleh Claudia, pemilik Rokum yang juga sudah berkiprah lama di dunia kuliner.
Es Kopi Kuncian jadi andalannya. Jika masih lapar, pembaca juga bisa mencoba olahan sayap ayam dengan berbagai macam bumbu. Saya suka Maya Bumbu Pedas. Saya pernah mencoba beberapa menu lainnya seperti Roti Kane Nogat yang tebal dan mengenyangkan.
Setelah berkeliling, Pasar Santa masih memiliki daya tarik walau pengunjungnya tidak sebanyak dulu. Mengulas kuliner di Pasar Santa, beberapa gerai masih punya penikmat setia. Masih tertarik ke Pasar Santa?
ADVERTISEMENT