Konten dari Pengguna

5 Keutamaan Idul Fitri bagi Umat Islam dan Sejarahnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
21 April 2022 16:16 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi merayakan hari raya idul Fitri. Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi merayakan hari raya idul Fitri. Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Setelah selesai menjalankan ibadah Ramadan, maka biasanya umat Islam di seluruh penjuru dunia akan merayakan hari kemenangan, yakni hari raya Idul Fitri. Ini termasuk salah satu hari yang suci, sebab ada banyak keutamaan Idul Fitri yang bisa langsung dirasakan apabila merayakannya.
ADVERTISEMENT
Pada hari raya Idul Fitri, setiap muslim disunahkan untuk saling mengunjungi dan memaafkan kesalahan satu sama lainnya. Maka dari itu, Idul Fitri adalah saat di mana setiap orang beriman bisa kembali dalam keadaan suci, sebagaimana hakikat hari raya Idul Fitri sendiri.
Hari raya Idul Fitri ini tidaklah muncul secara tiba-tiba, tapi ada sejarah panjang dibalik kelahirannya. Seperti apakah sejarah Idul Fitri? Simak uraian artikel ini hingga tuntas untuk mengetahui jawabannya.

Sejarah Idul Fitri

Lembaran sejarah menorehkan, hari raya Idul Fitri mulai dilaksanakan oleh Rasulullah SAW selepas beliau berhijrah ke Madinah. Sejak saat itu pula, salat Idul Fitri dilaksanakan.
Ahmad Rofi Usmani menerangkan dalam buku Nikmatnya Salat: Kisah Para Pencari, hari raya Idul Fitri sejatinya adalah hari raya yang diramaikan masyarakat jahiliyah, yaitu hari raya Nowruz.
ADVERTISEMENT
Hari raya tersebut, oleh masyarakat jahiliyah, dijadikan media untuk unjuk kekayaan (show of force) tiap kabilah, juga untuk memamerkan kekuatan, dan kebolehan dalam berbagai bidang.
Mereka berpesta pora dengan menyelenggarakan aneka ragam pertunjukan, antara lain tarian perang, tarian ketang kasan, perlombaan memanah, pacuan kuda, dan nyanyian yang sarat hidangan lezat dan minuman yang memabukkan.
Selepas Islam datang, yang ditonjolkan bukan lagi pameran kekuatan, kekayaan, dan kebolehan, tetapi, takbir, tahmid, salat Ied, perasaan kasih sayang terhadap kaum miskin, dan saling memaafkan sebagai wujud ketakwaan.
Ilustrasi Idul Fitri. Foto: Pexels
Demi penghayatan solidaritas sosial, untuk bergembira bersama di hari raya Idul Fitri, sebelum berangkat salat Id, zakat fitrah harus dilunasi.
Kemudian, selepas melaksanakan salat Id, dianjurkan agar kembali ke rumah dari tempat salat melalui jalan yang berbeda dengan jalan yang ditempuh ketika menuju tempat salat.
ADVERTISEMENT
Pada hari raya Idul Fitri, Allah SWT juga menjanjikan ampunan bagi orang-orang yang melaksanakan ibadah salat hari raya Idul Fitri. Rasulullah bersabda:
Artinya: “Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dari Nabi Muhammad, bahwa Nabi bersabda: ketika umat Nabi melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan dan mereka keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fitri, maka Allah berfirman:
Wahai Malaikatku, setiap yang telah bekerja akan mendapatkan upahnya. Dan hamba-hambaku yang telah melaksanakan puasa Ramadhan dan keluar rumah untuk melakukan shalat Idul Fitri, serta memohon upah (dari ibadah) mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka.
Kemudian ada yang berseru, ‘Wahai umat Muhammad, kembalilah ke rumah-rumah kalian, aku telah menggantikan keburukan kalian dengan kebaikan’.
Maka Allah SWT berfirman: Wahai hamba-hamba-Ku, kalian berpuasa untukku dan berbuka untukku, maka tegaklah kalian dengan mendapatkan ampunan-Ku terhadap kalian.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, hari raya Idul Fitri juga bisa jadi Hari Jamuan Allah dan hari untuk berzikir. Karena itu, pada hari raya, kaum muslim tidak diperkenankan berpuasa.
Namun, setelah tanggal satu Syawal berlalu, kaum muslim dianjurkan berpuasa selama enam hari. Puasa enam hari itu dimaksudkan untuk menutup berbagai ke kekurangan yang terdapat dalam pelaksanaan puasa Ramadhan.
Dalam sebuah hadis dikemukakan, “Barang siapa berpuasa pada bulan Ramadan, kemudian ia berpuasa pula selama enam hari pada bulan Syawal, ia seakan berpuasa sepanjang masa.” (HR. Muslim).

Keutamaan Idul Fitri

Ilustrasi Idul Fitri. Foto: Pexels
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa ada banyak keutamaan yang didapat apabila merayakan Idul Fitri. Merujuk buku Panduan Muslim Sehari-hari oleh DR. KH. M. Hamdan Rasyid, MA dan Saiful Hadi El-Sutha, berikut beberapa keutamaan Idul Fitri:
ADVERTISEMENT

1. Hari penuh kebahagiaan dan kegembiraan

Hari raya Idul Fitri adalah hari di mana umat muslim di seluruh dunia berbahagia dan bersuka cita. Kebahagiaan dan kegembiraan ini adalah karena Allah SWT akan menganugerahkan pahala dan ampunan kepada mereka yang berhasil menyempurnakan ibadahnya.
Allah berfirman dalam Alquran yang artinya, “Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus: 58).

2. Hari yang baik

Hari raya Idul Fitri juga merupakan hari yang baik. Ini karena hari raya Idul Fitri hendaknya diisi dengan dzikir, rasa syukur, serta ampunan. Sebab, itulah ciri-ciri yang membedakan antara hari raya pada masa jahiliyah dengan hari raya pada masa Islam.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika beliau sampai di Madinah, “Allah telah memberi ganti bagi kalian dua hari yang jauh lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR. Ab Daud dan An-Nasa’i).
ADVERTISEMENT

3. Hari kembali berbuka

Hari raya Idul Fitri adalah hari bagi umat Islam di seluruh dunia kembali berbuka atau makan. Ini berdasarkan makna dari kata Id dan fitri.
Kata Id berasal dari kata aada–yauudu yang berarti kembali. Sedangkan fitri, dalam hal ini, diartikan sebagai buka puasa untuk makan.
Fitri yang berarti buka puasa diambil dari akar kata ifthar (sighat mashdar dari aftaro-yufthiru). Adapun hadis yang membahas terkait hal ini, dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidaklah keluar pada hari Idul Fitri (ke tempat shalat) sampai beliau makan beberapa kurma terlebih dahulu. Beliau memakannya dengan jumlah yang ganjil.” (HR. Bukhari).
Karena itu, disunahkan untuk makan terlebih dahulu sebelum melaksanakan shalat Idul Fitri. Dilarang pula untuk berpuasa di hari raya Idul Fitri, sebab hari itu merupakan pertanda bahwa puasa Ramadhan telah berakhir.
ADVERTISEMENT

4. Hari kembali menjadi suci

Keutamaan hari idul fitri berikutnya adalah di mana umat muslim bisa kembali suci. Hal ini berkaitan dengan arti kata Fitri, yakni suci atau bersih dari segala dosa, kesalahan, kejelekan, dan keburukan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,“Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).

5. Hari pembagian pahala dan ampunan

Idul Fitri juga momen di mana Allah SWT membagikan ampunan dan pahala kepada mereka yang telah berpuasa selama bulan Ramadan sekaligus mengerjakan amalan saleh atas dasar iman.
Dari ibni mas’ud RA, dari Nabi Muhammad SAW: “Tatkala umat nabi malaksanakan puasa ramadhan dan mereka keluar untuk melaksanakan salat ‘ied, maka Allah berfirman: Wahai malaikatku, setiap yang telah bekerja mendapatkan upahnya,
ADVERTISEMENT
Dan hamba-hambaku yang melaksanakan puasa ramadhan dan keluar rumah untuk melaksanakan salat Ied dan memohon upah atau ganjaran mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka,

Makna Idul Fitri

Ilustrasi merayakan Idul Fitri. Foto: Pexels
Makna Idul Fitri, menurut Syekh Sulaiman bin Muhammad bin Umar al-Bujairomi dalam kitabnya yang bertajuk Hasiyah al-Bujairami alal Khatib, bukan sekadar tentang pakaian baru dan sesuatu yang serba baru, meskipun pada dasarnya dianjurkan untuk menggunakan pakaian baru.
Beliau mengatakan, “Allah SWT menjadikan tiga hari raya di dunia untuk orang-orang yang beriman, yaitu: hari raya Jumat, hari raya Idul Fitri, dan hari raya Idul Adha. Semua itu, (dianggap hari raya) setelah sempurnanya ibadah dan ketaatannya.
Dan Idul Fitri bukanlah bagi orang yang menggunakan pakaian baru. Namun, bagi orang yang ketaatannya bertambah. Idul Fitri bukanlah bagi orang yang berpenampilan dengan pakian dan kendaraan. Namun, Idul Fitri hanyalah bagi orang yang dosa-dosanya diampuni.
ADVERTISEMENT

Hukum Merayakan Idul Fitri

Mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum merayakan Idul Fitri adalah sunah muakkad, yaitu sangat dianjurkan dan mendekati wajib. Adapun dalil merayakan Idul Fitri, Dari Abu Said Al Qudri, beliau berkata:
Rasulullah SAW selalu keluar pada hari raya Idul Adha dan hari raya ldul Fitri. Beliau memulai dengan salat. Setelah menyelesaikan salat dan mengucapkan salam, beliau berdiri menghadap kaum muslimin yang duduk di tempat salat mereka masing-masing.” (HR Muslim).
(NDA)