Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
7 Rumah Adat Jawa Barat dengan Keunikannya Masing-Masing
18 Februari 2025 11:28 WIB
·
waktu baca 7 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Salah satu keunikan dari Indonesia adalah setiap daerah memiliki rumah adatnya masing-masing, tidak terkecuali Jawa Barat . Ada beberapa rumah adat Jawa Barat yang memiliki gaya arsitektur unik dan mencerminkan budaya di daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Rumah adat merupakan rumah tradisional yang memiliki ciri khusus dari suatu suku atau daerah di Indonesia. Sebagai negara yang kaya akan budaya, Indonesia memiliki jenis rumah adat yang sangat beragam.
Setiap rumah adat memiliki ciri khasnya masing-masing, yang membedakan dengan rumah adat lainnya. Berkat keunikan dari setiap rumah adat, maka informasi mengenai rumah adat ini menarik untuk diketahui guna menambah wawasan seputar budaya tanah air.
Sekilas tentang Jawa Barat
Jawa Barat jadi salah satu daerah yang memiliki beberapa jenis rumah adat . Jawa Barat merupakan provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Jawa. Ibu kota dari Provinsi Jawa Barat adalah Kota Bandung.
Dikutip dari situs jabarprov.go.id, Jawa Barat adalah jantung budaya Sunda atau biasa disebut dengan Tatar Sunda atau Pasundan bersama Provinsi Banten. Sebelum masa kemerdekaan, terdapat beberapa kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Jawa Barat, seperti Kerajaan Tarumanegara, Kerajaan Sunda/Pajajaran, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Hingga akhirnya pada tahun 1925, Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belanda membagi wilayah atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi dan membentuk Provinsi Jawa Barat. Pada 17 Agustus 1945, Jawa Barat pun bergabung dengan Republik Indonesia, setelah proklamasi kemerdekaan.
Pada 19 Agustus 1945, Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengumumkan bahwa Jawa Barat menjadi salah satu dari 8 Provinsi di Indonesia. Hal ini menjadikan tanggal tersebut menjadi Hari Jadi Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Perda Nomor 26 Tahun 2010.
7 Rumah Adat Jawa Barat dengan Arsitektur Khasnya
Jawa Barat memiliki budaya beragam, termasuk rumah adatnya. Ada beberapa jenis rumah adat dengan bentuk yang berbeda. Dikutip dari buku Arsitektur Tradisional Jawa Barat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, (1998:35), inilah rumah adat Jawa Barat dengan keunikannya masing-masing yang menarik untuk diketahui.
ADVERTISEMENT
1. Suhunan Jolopong
Suhunan jolopong juga dikenal dengan sebutan suhunan panjang. Di Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang, atap bangunan ini disebut dengan “suhunan jepang”. Sementara, di daerah lainnya di Sumedang disebut juga dengan potongan halteu.
Sementara, jolopong merupakan istilah dalam bahasa Sunda yang berarti tergolek lurus. Bentuk jolopong adalah bentuk yang sudah cukup tua, karena bentuk ini sudah ditemukan pada bangunan saung yang sudah lama.
Bangunan jenis ini memiliki dua bidang atap. Kedua bidang atap ini dipisahkan oleh jalur suhunan di tengah rumah. Suhunan merupakan bagian rumah tradisional Sunda yang terbuat dari kayu dan merupakan bagian tertingginya.
Para peneliti berpendapat, bahwa rumah dengan jenis jolopong ini adalah awal dari bentuk-bentuk atap lainnya pada bangunan di Jawa Barat. Bentuk sederhana dari rumah ini dapat dilihat pada saung yang biasanya ada di area persawahan.
ADVERTISEMENT
2. Tagog Anjing
Tagog anjing jadi jenis rumah adat dari Jawa Barat berikutnya yang berarti sikap anjing sedang duduk. Hal ini dikarenakan bangunan dengan jenis ini memiliki atap dua bidang yang berbatasan pada garis batang suhunan.
Bidang atap yang pertama lebih lebar dibandingkan lainnya sekaligus jadi penutup ruangan. Sementara, bidang atap lainnya berukuran lebih sempit, bahkan jika dibandingkan dengan panjang suhunan. Bidang atap yang lebih sempit ini biasanya sekadar untuk menutupi sinar matahari.
Tiang-tiang pada bangunan jenis tagalog anjing ini memiliki tiang-tiang depan lebih panjang dibandingkan dengan tiang-tiang belakangnya. Batang suhunan berada di atas puncak-puncak tiang depan dan ruangan sebenarnya ada di bawah atap belakang.
3. Badak Heuay
Tidak hanya ada jenis rumah yang mirip dengan anjing, ada juga rumah yang mirip dengan badak, yakni badak heuay. Badak heuay berarti badak bermulut menganga, karena bagian atap yang tampak seperti badak sedang menguap.
ADVERTISEMENT
Bangunan ini memiliki atap bangunan yang mirip dengan jenis tagog anjing. Perbedaannya dengan tagalog anjing hanya pada bidang atap belakang. Bidang atap ini langsung ke atas melewati sedikit batang suhunan. Bidang atap yang melewati suhunan ini disebut dengan “rambut”.
4. Parahu Kumureb
Memiliki bentuk aap berupa empat buah bidang yang seperti perahu terbalik, menjadikan rumah adat ini bernama parahu kumureb atau perahu tengkurap. Sepasang bidang atap sama luasnya berbentuk trapesium sama kaki ada di bangunan ini.
Letak kedua bidang atap ini saling bersebelahan dan dibatasi oleh garis-garis suhunan yang merupakan sisi bersama. Jadi kedua bidang atap ini berada di masing-masing dari garis suhunan. Batang suhunan yang jadi sisi bersama lebih pendek dari sisi alasnya.
ADVERTISEMENT
Sementara, sepasang sisi atap lainnya berbentuk segitiga sama kaki dengan kedua titik ujung suhunan adalah titik-titik puncak segitiga tersebut. Lalu, bagian kaki-kakinya merupakan sisi bersama dengan kedua bidang atap trapesium.
Di Kabupaten Sumedang, rumah ini juga disebut dengan “jubleg nangkub”. Sebutan ini diartikan sebagai bentuk atap yang memiliki lima buah bidang atap, satu bidang berbentuk trapesium siku-siku, satu bidang berbentuk segitiga sama kaki dan pada sisi lainnya tidak berbidang atap.
Pada bangunan ini, terdapat dua buah jure, yaitu batang kayu yang menghubungkan satu di antara ujung batang suhunan dengan kedua sudut rumah. Jure tersebut berbentuk landai, hingga membentuk satu bidang atap segitiga.
Sisi berbentuk segitiga ini lah yang dijadikan sebagai bagian depan rumah. Bila dilihat dari arah samping, maka bentuk atap ini tampak seperti lesung yang tertelungkup, oleh karena itu disebut dengan jubleg nangkub.
ADVERTISEMENT
5. Julang Ngampak
Julang ngampak atau julang ngapak termasuk ke dalam jenis rumah adat dari Jawa Barat. Nama ini memiliki arti sikap burung julang yang merentangkan sayapnya, karena rumah adat ini tampak seperti burung yang sedang melakukan hal tersebut.
Bangunan rumah dengan jenis ini memiliki bentuk suhunan yang mencuat di kedua ujungnya dan terdapat tameng-tameng yang menggantung di depannya. Bentuk atap yang seperti ini dahulu dapat dijumpai pada bangunan yang ada di daerah Garut, Kuningan, dan lainnya.
Bentuk atap dari rumah julang ngapak adalah bentuk atap yang melebar di kedua sisinya. Apabila dilihat dari arah muka rumahnya, maka bentuk atap tersebut menyerupai burung julang yang sedang terbang.
Bentuk atap rumah ngapak ini memiliki empat buah bidang atap. Dua bidang pertama merupakan kelanjutan dari bidang-bidang yang membentuk sudut tumpul pada garis pertemuan antara kedua bidang-bidang atap yang lebih landai dari bidang atap utama, yang disebut leang-leang.
ADVERTISEMENT
6. Buka Palayu
Buka palayu adalah jenis rumah adat yang bisa ditemukan pada bangunan yang ada di Kecamatan Tomo, Kabupaten Sumedang. Rumah adat ini memiliki pintu rumah yang menghadap ke arah satu di antara sisi dari bidang atapnya.
Jadi, jika dilihat dari arah muka rumah, tampak terlihat jelas keseluruhan garis suhunan yang melintang dari kiri ke kanan. Biasanya bangunan dengan jenis ini bisa ditemukan pada bangunan-bangunan lama di daerah tersebut.
Secara umum jenis rumah ini dibangun atas keinginan pemilik untuk menghadapkan keseluruhan bentuk bangunan dan atap rumah ke arah jalan yang ada di depan rumah. Jenis buka palayu umumnya mempergunakan atap suhunan panjang atau yang juga disebut dengan rumah jure.
Disebut rumah jure, karena bangunan mempergunakan jure-jure, yakni batang kayu yang menghubungkan satu atau kedua ujung garis suhunan dengan sudut-sudut rumah. Hal inilah yang membuat rumah jenis buka palayu disebut dengan rumah jure.
ADVERTISEMENT
7. Buka Pongpok
Rumah adat dari Jawa Barat lainnya adalah buka pongpok. Mirip dengan rumah buka palayu, rumah buka pongpok didirikan atas dasar keinginan pemiliknya untuk membangun rumah dengan pintu muka ke arah jalan, meski bangunan rumah tidak memungkinkan.
Sebab, jika dilihat dari bentuk atapnya seolah-olah arah hadap rumah ini tampak dipaksakan. Rumah buka pongpok ini merupakan rumah yang memiliki pintu masuk pada arah yang sejajar dengan satu di antara ujung dari batang suhunan.
Apabila dilihat dari arah muka rumah, maka keseluruhan batang suhunan tidak terlihat sama sekali. Sementara, yang terlihat adalah bidang atap segitiga dari rumah tersebut. Biasanya rumah ini memiliki bentuk atap suhunan panjang atau suhunan pondok dengan jure.
ADVERTISEMENT
Itu dia berbagai rumah adat Jawa Barat yang menarik untuk diketahui guna menambah wawasan seputar budaya Indonesia. Setiap rumah adat memiliki ciri khas serta keunikannya masing-masing, sehingga membuat bangunan rumah tampak menarik. (PRI)