Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ada Berapa Musim di Indonesia? Ini Penjelasannya
12 Januari 2022 16:19 WIB
·
waktu baca 7 menitDiperbarui 14 Juli 2023 16:42 WIB
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Bumi memiliki enam musim yang siklus pergantiannya terjadi setiap beberapa bulan sekali. Berdasarkan iklimnya, enam musim tersebut dibagi menjadi dua musim di daerah iklim tropis dan empat musim di daerah iklim subtropis.
Musim yang ada di bumi juga memiliki pengaruh yang sangat besar bagi keberlangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya. Pembagian waktu musim yang stabil akan membuat siklus kehidupan berjalan dengan baik.
Merangkum buku IPS Terpadu Jilid 2A oleh Y. Sri Pujiastuti (2014: 10), musim adalah suatu peristiwa di bumi yang berkaitan dengan keadaan iklim serta bisa berubah dalam jangka waktu yang sudah ditentukan dalam satu tahun.
Bagaimana dengan musim yang terjadi di Indonesia? Langsung saja, simak pembagiannya di bawah ini.
ADVERTISEMENT
Pembagian Musim di Indonesia
Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia hanya memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Lantas, mengapa Indonesia hanya memilki dua musim?
Menurut Endang Sriningsih dalam buku Mari Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII (2020: 27), Indonesia merupakan negara yang berada di garis khatulistiwa, yakni garis yang membagi dua bagian bumi secara vertikal.
Jika suatu wilayah mendekati garis khatulistiwa, secara otomatis akan memiliki iklim tropis. Dengan kata lain, negara tersebut hanya memiliki dua musim yaitu, kemarau dan penghujan.
Berbeda dengan bagian negara lain yang terletak jauh dari garis khatulistiwa. Negara tersebut cenderung dekat dengan kutub utara atau selatan, sehingga memiliki empat musim dalam satu tahun. Adapun empat musim yang dimaksud, yaitu musim panas, dingin, gugur, dan semi.
ADVERTISEMENT
Siklus Perubahan Musim di Indonesia
Pada bulan Mei hingga September, matahari berada di bagian bumi utara, yang mengakibatkan tekanan udara di wilayah utara khatulistiwa menjadi rendah.
Oleh sebab itu, udara bergerak dari daerah selatan khatulistiwa (Australia) menuju utara khatulistiwa (Asia).
Angin yang terjadi saat itu adalah Monsun Australia, yang bergerak dari Australia menuju Asia dan melewati wilayah Indonesia. Angin ini membawa udara yang bersifat kering dan dingin, dari sinilah Indonesia mengalami musim kemarau.
Pada bulan April dan Oktober, Indonesia mengalami musim pancaroba (peralihan). Bulan April merupakan peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Sebaliknya, pada bulan Oktober merupakan peralihan antara musim kemarau ke musim hujan.
Perbedaan musim terjadi karena poros rotasi bumi mengalami kemiringan, dalam perjalanannya ketika mendekati dan menjauhi matahari selama sepanjang tahun.
ADVERTISEMENT
Pada bulan Desember, saat poros di belahan bumi bagian utara mengalami kemiringan terjauh dari matahari, maka pada saat yang sama belahan bumi paling sedikit mendapatkan sinar matahari. Akibatnya, terjadilah musim dingin dan salju turun menyelimuti bumi.
Di sisi belahan bumi bagian selatan, pada waktu yang bersamaan terjadi hal sebaliknya, yaitu musim panas berlangsung. Ini terjadi karena kemiringan poros bumi berada pada posisi terdekat dengan matahari.
Pada saat musim panas terjadi, jangka waktu siang hari berlangsung sangat lama dan malam hari berlangsung hanya selama 4-5 jam dalam sehari.
Selain itu, terdapat pula musim semi yang terjadi ketika bunga-bunga mulai muncul bermekaran. Sementara itu, musim gugur terjadi pada saat daun-daun mengering berwarna coklat keemasan dan berguguran meninggalkan tangkainya.
ADVERTISEMENT
Faktor dan Penyebab Terjadinya Musim
Terjadinya musim dipengaruhi oleh beberapa faktor dan penyebab, seperti rotasi bumi , pergeseran semu matahari, letak geografis, dan pola angin. Berikut penjelasannya:
a) Rotasi Bumi
Salah satu penyebab terbentuknya musim ialah karena rotasi bumi. Rotasi bumi adalah peristiwa perputaran bumi pada porosnya sendiri. Kemiringan rotasi bumi ini mencapai 23,5 derajat dari sumbu tegak lurusnya.
Dikutip dari Atlas Dunia Referensi Terlengkap oleh Andrew Heritage (2004: 2), kemiringan rotasi bumi saat mengelilingi matahari memengaruhi distribusi panas dan kelembapan di permukaan mumi. Kondisi inilah yang menyebabkan variasi musim di bumi.
Sudut kemiringan bumi membuat daerah tropis menerima energi matahari lebih banyak daripada di kutub atau daerah subtropis.
Karena itulah, daerah tropis atau yang terletak di sekitar khatulistiwa hanya mengalami musim kemarau dan musim penghujan karena daerah tersebut menerima pancaran sinar matahari sepanjang waktu.
ADVERTISEMENT
b) Pergeseran Semu Matahari
Revolusi bumi adalah peristiwa berputarnya bumi mengelilingi matahari. Revolusi bumi menyebabkan terjadinya pergeseran semu matahari, yaitu fenomena di mana matahari seolah-olah melakukan pergeseran dari utara ke selatan khatulistiwa.
Dalam kondisi ini, belahan bumi bagian selatan akan lebih dekat dengan matahari, sehingga menyebabkan daerah tersebut mengalami musim panas. Sementara, saat belahan bumi bagian utara menjauh dari matahari, maka akan terjadi musim dingin.
c) Letak Geografis
Pergantian musim juga dipengaruhi oleh letak geografis. Misalnya, daerah yang berada di sekitar khatulistiwa akan mengalami musim panas yang lebih lama karena sinar matahari yang hampir merata sepanjang tahun.
Sementara itu, daerah yang berada di dekat kutub akan mengalami musim dingin yang lebih lama. Bahkan, daerah kutub akan tetap dingin walaupun sedang terjadi musim panas.
ADVERTISEMENT
d) Pola Angin
Pola angin juga berperan dalam terjadinya musim. Ada dua pola angin periodik yang menyebabkan musim di Indonesia, yaitu angin muson barat dan angin muson timur.
Indonesia terletak di antara dua benua besar yang dipisahkan oleh khatulistiwa. Benua Asia berada di bumi belahan utara, sedangkan Benua Australia berada di belahan bumi selatan yang mengakibatkan tekanan udara yang berbeda di Asia dan di Australia.
Dengan perbedaan tekanan udara tersebut, terjadilah angin muson. Angin muson adalah angin yang setiap 6 bulan berganti arah. Oleh sebab itu, di Indonesia terjadi dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau.
Berdasarkan Buku Pintar Alam Sekitar oleh Jumanta (2019: 10), angin muson barat berlangsung pada bulan Oktober hingga Maret dan bertiup dari Asia menuju ke Australia. Angin tersebut menyebabkan musim hujan di Indonesia karena angin melewati samudra Pasifik yang banyak membawa uap air.
ADVERTISEMENT
Sementara, angin muson timur berlangsung dari bulan April hingga September dan bertiup dari Australia ke Asia. Angin tersebut melewati gurun yang luas di Australia, sehingga bersifat kering. Karenanya, Indonesia saat itu mengalami musim kemarau.
Peran Musim di Bumi
Musim yang terjadi secara berulang setiap tahun memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan di bumi, di antaranya:
1. Siklus Reproduksi Tumbuhan
Perubahan musim berperan penting dalam siklus reproduksi tumbuhan. Misalnya, musim semi adalah waktu yang ideal bagi tunas dan bunga untuk mekar kembali setelah musim dingin, sedangkan musim gugur adalah musim panen bagian tanaman.
2. Adaptasi dan Migrasi Hewan
Pergantian musim juga berperan dalam adaptasi dan migrasi hewan. Beberapa hewan mengalami pergantian bulu untuk beradaptasi dengan perubahan musim, sedangkan yang lain bermigrasi ke wilayah yang lebih hangat atau lebih dingin tergantung pada musim.
ADVERTISEMENT
3. Sektor Pertanian dan Perikanan
Dalam sektor pertanian dan perikanan, petani harus mengatur jadwal tanam, pemeliharaan, dan panen tanaman berdasarkan musim. Musim hujan diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, sedangkan musim kemarau mempengaruhi ketersediaan air dan kebutuhan irigasi.
Sementara di sektor perikanan, musim mempengaruhi siklus reproduksi dan migrasi ikan serta kondisi perairan bagi nelayan untuk mencari ikan. Contohnya, musim hujan rentan dengan curah hujan yang tinggi, sehingga lebih banyak nelayan yang mencari ikan pada musim kemarau.
Perbedaan Musim Iklim Subtropis dan Iklim Tropis
Secara umum, perbedaan musim iklim subtropis dan iklim tropis dapat dilihat berdasarkan panas matahari yang diterima permukaan bumi pada masing-masing kedua daerah tersebut.
Daerah subtropis yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit memperoleh sinar matahari, sedangkan daerah tropis yang terletak pada lintang rendah lebih banyak menerima sinar matahari.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Explore Geografi Jilid 1 untuk SMA/MA Kelas X oleh Sri Wiyanti, dkk., (2017: 155), berikut adalah perbedaan musim iklim subtropis dan tropis yang bisa dipahami.
1. Iklim Subtropis
Iklim subtropis menempati wilayah yang terletak antara lintang 23,5°LU-40°LU dan 23,5°LS-40°LS, baik di belahan bumi utara maupun belahan bumi selatan.
Ciri-ciri iklim subtropis adalah mempunyai tekanan udara yang selalu tinggi dan kering. Oleh sebab itu, pada wilayah ini banyak dijumpai gurun pasir dan sabana.
Daerah-daerah yang berada di zona iklim subtropis memiliki empat musim, yaitu musim dingin, musim semi, musim panas, dan musim salju. Contohnya adalah negara-negara di Eropa, Amerika Utara, dan sebagian Asia.
2. Iklim Tropis
Iklim tropis menempati wilayah yang terletak antara 23,5°LU-23,5°LS, yang mencakup sebagian besar wilayah tropis di dunia.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri iklim tropis adalah mempunyai suhu harian yang tinggi, kelembapan udara yang tinggi, dan curah hujan yang tinggi.
Daerah-daerah yang berada di zona iklim tropis memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim hujan. Contohnya adalah negara-negara di Asia Tenggara.
(VIO & SFR)