Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Apa Hasil Kesepakatan pada Peristiwa Rengasdengklok? Ini Penjelasannya
13 September 2021 13:01 WIB
·
waktu baca 5 menitDiperbarui 28 April 2022 16:57 WIB
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Peristiwa Rengasdengklok menjadi salah satu bagian dalam sejarah nasional Indonesia yang menghasilkan sebuah kesepakatan. Lantas, apa hasil kesepakatan pada peristiwa Rengasdengklok yang sebenarnya?
ADVERTISEMENT
Bagaikan sebuah drama, peristiwa Rengasdengklok memuat perselisihan, pertentangan, hingga perbedaan pendapat yang cukup tajam antara dua generasi.
Terdapat perbedaan perspektif antara golongan tua dan golongan muda yang menyangkut waktu pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Golongan muda menginginkan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan lepas dari pengaruh Jepang. Artinya, kemerdekaan Indonesia harus diusahakan sendiri, bukan menunggu pemberitaan dari Jepang. Itulah sebabnya, golongan muda tidak menyukai keterlibatan PPKI yang dianggap sebagai badan bentukan Jepang.
Sementara itu, golongan tua tetap menginginkan keterlibatan Jepang dalam proklamasi kemerdekaan Indonesia. Mengingat perbedaan yang cukup mencolok di antara dua golongan, inilah pembahasan tentang hasil kesepakatan pada peristiwa Rengasdengklok.
Tokoh Peristiwa Rengasdengklok
Menyadur dalam buku Wahana Ilmu Pengetahuan Sosial terbitan Tim Pena Cendekia (2007: 72), adapun tokoh-tokoh yang ikut terlibat dalam peristiwa Rengasdengklok. Tokoh ini dibagi menjadi dua yaitu, golongan muda dan golongan tua.
ADVERTISEMENT
Golongan Tua
Golongan ini terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, Mr. Ahmad Soebardjo, Mr. Moh Yamin, dan Mr. Iwa Kusumasumantri. Golongan ini bersikap amat hati-hati dalam mencermati masa kekosongan kekuasaan setelah Jepang menyerah pada Sekutu.
Mereka berpendapat, kemerdekaan harus dilaksanakan sesuai ketentuan perjanjian dengan Jepang. Pembicaraan tentang proklamasi kemerdekaan hanya dimungkinkan melalui wadah PPKI.
Golongan Muda
Golongan ini terdiri dari Sukarni, Adam Malik, dr. Muwardi, Wikana, Chaerul Saleh, dan B.M. Diah. Golongan ini bersikap lebih agresif. Mereka menginginkan proklamasi kemerdekaan secepatnya dilaksanakan sebelum tentara Sekutu mengambil alih kekuasaan dari Jepang.
Apa yang Terjadi pada Peristiwa Rengasdengklok?
Sebagai informasi tambahan, Rengasdengklok dipilih menjadi tempat penculikan Soekarno-Hatta karena tempat tersebut sudah sepenuhnya dikuasai oleh Pembela Tanah Air (PETA). Dirangkum dalam buku Ilmu Pengetahuan Sosial Terpadu karya Drs. Anwar Kurnia (2007: 14), berikut hal-hal yang terjadi ketika peristiwa Rengasdengklok berlangsung.
ADVERTISEMENT
Apa Tujuan dari Peristiwa Rengasdengklok?
Menurut buku Sejarah Hukum Indonesia: Seri Sejarah Hukum karangan Prof. Dr. Sutan Remy Sjahdeini, S.H., peristiwa Rengasdengklok bertujuan agar proklamasi kemerdekaan Indonesia segera disampaikan kepada seluruh rakyat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Untuk mencapai tujuan tersebut, golongan muda menculik Soekarno dan Hatta ke sebuah daerah yang dinamakan dengan Rengasdengklok. Tak ketinggalan, golongan muda pun mendesak kedua tokoh tersebut untuk segera mengumumkan kemerdekaan.
Mengapa golongan muda ingin kedua tokoh tersebut memproklamasikan kemerdekaan dengan segera? Sebab, saat itu tengah terjadi kekosongan kekuasaan yang diikuti oleh peristiwa kekalahan Jepang terhadap Sekutu.
Selain itu, peritiwa Rengasdengklok juga bertujuan untuk menjauhkan Soekarno dan Hatta yang merupakan tokoh dengan pengaruh besar di Indonesia dari pengaruh Jepang. Golongan muda khawatir, kedua tokoh ini akan dihalangi Jepang saat ingin mengumumkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Proklamasi sendiri dinilai sebagai bukti perjuangan bangsa Indonesia setelah dijajah dalam jangan waktu yang cukup lama. Dari sinilah, proklamasi kemerdekaan harus sesegera mungkin dirumuskan dan diproklamirkan kepada seluruh rakyat Indonesia.
Apa Hasil dari Kesepakatan pada Peristiwa Rengasdengklok?
Tanggal 16 Agustus 1945, di tempat yang berbeda, yaitu Jakarta, dilangsungkan pertemuan antara golongan tua yang diwakili Mr. Ahmad Soebardjo dan golongan muda yang diwakili oleh Wikana. Dari pertemuan ini, apa kesepakatan akhir antara golongan tua dan muda?
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Hafal Mahir Materi Ilmu Pengetahuan Sosial karangan Tim Grasindo (2015: 246), dalam pertemuan ini disepakati bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilakukan di Jakarta. Atas dasar kesepakatan itu, Ahmad Soebardjo segera menjemput Soekarno-Hatta di Rengasdengklok.
Rombongan tiba di Rengasdengklok pukul 17.30. Dalam pertemuan tersebut, Ahmad Soebardjo memberi jaminan kepada golongan muda dengan taruhan nyawanya bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Atas jaminan tersebut, golongan muda bersedia melepaskan Soekarno-Hatta untuk kembali ke Jakarta. Kembalinya Soekarno-Hatta sekaligus untuk memulai perumusan teks proklamasi serta membahas segala persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Konsep proklamasi dibuat dalam selembar kertas, kemudian disalin menggunakan mesin ketik. Sayuti Melik berperan mengetik naskah teks proklamasi. Naskah tersebut kemudian dibaca secara langsung pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00 WIB, di jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta.
ADVERTISEMENT
Sebelum naskah proklamasi dibacakan, Bung Karno terlebih dahulu berpidato mengenai bagaimana perjuangan bangsa Indonesia mencapai kemerdekaannya.
Baru setelah itu, dilakukanlah pengibaran Sang Saka Merah Putih oleh Suhud dan Latief. Acara diakhiri dengan sambutan Walikota Jakarta, yakni Suwirjo dan Dr. Muwardi.
(VIO)