Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Apa Perbedaan Tekanan Osmotik dan Osmosis?
26 Juli 2022 19:19 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam mata pelajaran kimia, terdapat dua istilah yang sering terjadi di kehidupan sehari-hari, yakni tekanan osmotik dan osmos. Meski terlihat mirip, terdapat beberapa perbedaan tekanan osmotik dan osmosis, termasuk pengertian hingga contoh-contohnya.
ADVERTISEMENT
Secara sederhana, tekanan osmotik adalah tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan osmosis. Jadi, osmosis adalah pergerakan molekul air dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (hipotonik) ke larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (hipertonik) melalui membran selektif permeabel.
Jadi, meskipun osmotik dan osmosi berbeda, keduanya masih memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Simak informasinya pada artikel di bawah ini.
Perbedaan Tekanan Osmotik dan Osmosis
Menyadur buku Keseimbangan Cairan, Elektrolit, dan Asam Basa karangan Mima M. Horne, osmosis adalah gerakan air melewati membran semipermeabel dari area dengan konsentrasi zat terlarut rendah ke area dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi.
Sementara itu, tekanan osmotik adalah jumlah tekanan hidrostastik yang diperlukan untuk menghentikan aliran osmosis air. Jadi, osmosis dapat terjadi melewati semua membran apabila konsentrasi zat terlarut pada keduanya berubah.
ADVERTISEMENT
Untuk memahami lebih jelas pengertian dari tekanan osmotik dan osmosis, berikut penjelasan lebih lengkapnya.
Tekanan Osmotik
Menurut buku Cerdas Belajar Kimia karangan Nana Sutresna, tekanan osmotik adalah tekanan yang diperlukan untuk mempertahankan agar pelarut tidak berpindah dari larutan encer ke larutan pekat.
Jadi, apabila dua buah larutan yang memiliki tekanan osmotik sama-sama dipisahkan oleh suatu membran semipermeabel, larutan tersebut tidak akan mengalami proses osmosis. Pasalnya, proses osmosis hanya terjadi pada dua buah larutan yang memiliki perbedaan tekanan osmotik.
Tekanan osmotik ini bisa terjadi karena beberapa faktor, di antaranya faktor temperatur, tebal membran semipermeabel, hingga ukuran molekul pelarutnya. Berikut pengertian singkatnya:
ADVERTISEMENT
Adapun rumus dari tekanan osmotik ini, yaitu:
Keterangan:
Ï€ = tekanan osmotik (Pa atau atm)
M = molaritas (mol zat terlarut perliter)
R = konstanta gas (0,082 L atm mol-1 k-1)
T = suhu (K)
Sebagai informasi, rumus tekanan osmotik tersebut ditemukan oleh Jacobus Henricus van't Hoff Jr. Ia adalah seorang ahli kimia-fisika dari Belanda yang menerima penghargaan Nobel di bidang kimia pada tahun 1901.
Ada beberapa penelitian yang diciptakan oleh Jacobus Henricus van't Hoff Jr tentang kinetika kimia, kesetimbangan kimia, tekanan osmotik, dan kristalografi yang diakui sebagai hasil karya utama yang telah mendunia.
Untuk memahami lebih jelas tentang tekanan osmotik, berikut salah satu contoh soal tekanan osmotik, seperti yang dikutip dari laman Chemistry LibreTexts dan sumber lainnya, yaitu:
ADVERTISEMENT
Adam membuat larutan pupuk menggunakan bahan urea sebanyak 12 gram yang kemudian dilarutkan dalam air sebanyak 1 liter. Jika suhu larutannya menjadi 37 °C hitunglah tekanan osmotik pupuk Adam!
Diketahui:
m = 12 gram
Mr = 60
V = 1 liter = 1000 mL
T = 37 °C = 310 °K
Jawaban:
Ï€ = M.R.T
= [(m/Mr)*(1000/V)].R.T
= (12/60)*(1000/1000)*0,082*310
= (1/5)*0,082*310
= 5,048 atm
Jadi, tekanan osmotiknya adalah 5,048 atm.
Proses Osmosis
Menurut buku Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien karya Asmadi, kecepatan osmosis terjadi tergantung pada konsentrasi solute di dalam larutan, suhu, larutan, muatan listrik solute, dan perbedaan tekanan osmosis.
ADVERTISEMENT
Apabila konsentrasi molekulnya lebih tinggi, tekanan osmosis pada larutan tersebut menjadi lebih tinggi. Dengan begitu, air akan tertarik masuk ke dalam larutan tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari pun, tekanan osmosis memainkan peran yang penting. Sebagai contoh, dinding sel darah merah berfungsi sebagai membran semipermeabel terhadap pelarut sel darah merah.
Penempatan sel darah merah dalam larutan yang hipertonik relatif terhadap cairan dalam sel menyebabkan cairan sel keluar sehingga mengakibatkan sel mengerut. Proses pengerutan sel seperti ini disebut krenasi.
Lebih lanjut, penempatan sel darah dalam larutan yang hipotonik relatif terhadap cairan dalam sel menyebabkan cairan masuk ke dalam sel, sehingga sel darah merah akan pecah. Proses ini dinamakan hemolisis.
Menyadur buku Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk Kelas XII SMA, berikut beberapa contoh osmosis dalam kehidupan sehari-hari yang sering tidak disadari.
ADVERTISEMENT
Baca Juga: 3 Contoh Soal Fraksi Mol yang Mudah
(JA)