Konten dari Pengguna

Apakah Kucing Bisa Rabies? Ini Penjelasannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
23 Juni 2023 8:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi penjelasan apakah kucing bisa rabies. Sumber: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penjelasan apakah kucing bisa rabies. Sumber: Pexels
ADVERTISEMENT
Belakangan ini viral kasus anak perempuan yang wafat setelah digigit seekor anjing rabies. Akibatnya, banyak pecinta anabul yang bertanya-tanya apakah kucing bisa rabies?
ADVERTISEMENT
Rabies sendiri adalah penyakit virus berbahaya yang menyerang hewan. Penyakit ini bekerja dengan cara menyerang saraf pusat kemudian menyebar melalui sistem saraf hingga mencapai otak. Hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan, gangguan sistem pernapasan, hingga berujung pada kematian.

Apakah Kucing Bisa Rabies?

Ilustrasi penjelasan apakah kucing bisa rabies. Sumber: Pexels
Pada laman PetMD dikatakan bahwa rabies dapat menyerang hewan mamalia apa pun, termasuk kucing. Hewan yang menjadi inang dan menyebarkan virus rabies dikenal sebagai reservoir penyakit. Kucing sendiri tidak dikategorikan sebagai hewan inang rabies, melainkan hewan yang tertular.
Penyebaran rabies paling umum adalah melalui gigitan hewan lain yang terinfeksi rabies. Virus berbahaya ini ditularkan dari hewan terinfeksi kepada kucing melalui air liur.
Air liur terinfeksi mudah menyebar bila terkena langsung dengan luka terbuka yang dimiliki kucing. Selain itu, virus rabies juga bisa menular tanpa terjadi gigitan, melainkan melalui selaput lendir mata, hidung, atau mulut.
ADVERTISEMENT
Penting untuk diketahui, tidak ada pengobatan untuk rabies pada kucing. Maka, pemilik kucing harus memberikan vaksin rabies kepada kucing untuk memastikan kesehatan dan keselamatannya ketika anabul berada di lingkungan yang sama dengan hewan terinfeksi penyakit berbahaya ini.
Rabies pada kucing hampir seratus persen fatal dan tidak ada harapan untuk sembuh. Hingga kini, belum ditemukan penanganan penyakit rabies jangka panjang setelah kucing terinfeksi dan mulai menunjukkan gejala. Jika kucing menunjukkan gejala rabies, pemilik harus segera membawanya ke dokter hewan untuk penanganan lebih lanjut.

Gejala Rabies pada Kucing

Ilustrasi kucing rabies. Foto: Alun Marchant/Shutterstock
Gejala awal rabies bertahap dan sulit dikenali. Selama dua hingga empat hari pertama setelah infeksi, kucing akan mengalami demam, kurang energi dari biasanya, dan nafsu makan menurun.
ADVERTISEMENT
Waktu di antara hari pertama terinfeksi dan timbulnya gejala rabies disebut masa inkubasi. Waktu ini berkisar antara dua hingga empat minggu.
Lamanya waktu inkubasi ini tergantung pada seberapa banyak virus yang ditularkan lewat gigitan. Selain itu, waktu inkubasi juga dipengaruhi oleh apakah kucing sudah divaksinasi atau belum.
Gejala rabies berkembang dengan cepat menjadi kelumpuhan kaki, kejang, kesulitan bernapas, hipersalivasi, dan perilaku abnormal. Perubahan perilaku yang terlihat antara lain kucing menjadi agresif dan depresi.
Perubahan perilaku ekstrem yang mungkin dialami oleh kucing adalah delusi. Kucing mungkin tampak berhalusinasi dan menyerang sekeliling, bahkkan ke pemiliknya tanpa adanya pemicu.
Gejala umum rabies yang muncul pada semua hewan adalah fase paralitik yaitu kelumpuhan dan mulut berbusa karena kesulitan untuk menelan makanan atau minuman. Koma dan kematian pada kucing bisa terjadi setelah kelumpuhan penuh dan tubuh kejang yang berkepanjangan.
ADVERTISEMENT
(ALS)