Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Arti Adigang, Adigung, Adiguna: Pantangan untuk Seorang Pemimpin
5 November 2021 13:25 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Arti Adigang, Adigung, Adiguna ialah nasihat untuk tidak menjadi manusia yang sombong. Nasihat ini biasanya diperuntukkan kepada para pemimpin atau orang-orang yang mempunyai kekuasaan pada zaman dahulu.
ADVERTISEMENT
Di tengah kemajuan zaman saat ini, masyarakat Indonesia tidak boleh melupakan budaya leluhur. Kearifan lokal yang ada di Nusantara salah satunya adalah bahasa dan budaya daerah.
Arti Adigang, Adigung, Adiguna
Berdasarkan jurnal Menggali Nilai Kearifan Lokal Budaya Jawa Lewat Ungkapan (Bebasan, Saloka, dan Paribasa) oleh Ni Wayan Sartini, bahasa daerah merupakan salah satu bahasa yang dikuasai oleh hampir seluruh anggota masyarakat yang tinggal di suatu daerah.
Bahasa Jawa sebagai produk masyarakat Jawa mencerminkan budaya Jawa. Sifat dan perilaku masyarakat Jawa dapat dilihat melalui bahasa atau kegiatan berbahasanya.
Begitu juga perkembangan kebudayaan Jawa, hal itu memperkaya bahasa Jawa pada seluruh aspek. Pribahasa, ungkapan, bebasan, dan saloka sebagai salah satu bentuk penggunaan bahasa mencerminkan sifat dan kepribadian pemakainya.
ADVERTISEMENT
Adigang, adigung, adiguna merupakan tuturan verbal yang merupakan cermin dari keinginan agar memiliki sifat rendah hati. Selain itu, menggambarkan rasa tidak ingin menyakiti hati orang lain dalam berbicara maupun bertindak.
Nasihat tersebut bertujuan supaya setiap orang memiliki sifat rendah hati. Umumnya orang tua selalu mengingatkan adagium tersebut ke siapa pun. Entah dalam bentuk pemberian nasihat, peringatan, atau kritikan.
Aja adigang, adigung, adiguna mengandung nasihat yang berisi agar orang tidak sombong. Diharapkan dengan ungkapan tersebut orang yang mendengarkan dapat bertumbuh dan berkembang dengan sikap rendah hati terhadap orang lain.
Kesombongan seseorang diibaratkan seperti sifat gajah yang mengandalkan kekuatannya (adigung), sifat ular yang mengandalkan bisanya (adigang), dan sifat kijang yang mengandalkan kemampuan melompatnya (adiguna).
ADVERTISEMENT
Ungkapan Adigang Adigung Adiguna Digunakan untuk Seorang Pemimpin
Dikutip dari jurnal Kearifan Lokal Jawa sebagai Basis Karakter Kepemimpinan oleh Warih Jatirahayu, orang Jawa dinilai sangat mementingkan watak andhap asor atau lembah manah (rendah hati).
Maka tidak selayaknya seorang pemimpin memiliki watak sombong dan angkuh. Sebagai manusia, setiap pribadi harus mengakui bahwa hidup memerlukan orang lain.
Oleh sebab itu, seseorang harus menjauhi watak menyombongkan kekuatan, kebesaran tubuh, dan kewenangannya walaupun dia seorang pemimpin.
Adigang, adigung, adiguna merupakan peringatan kepada siapa pun yang memiliki kelebihan (kekuatan, kedudukan, atau kekuasaan) agar tidak bersikap sewenang-wenang terhadap orang lain, terutama terhadap orang kecil.
Orang yang memiliki kekuatan, kedudukan, dan kekuasaan, perlu memahami bahwa semua hal tersebut adalah amanat yang harus diperankan dengan baik dan dijalankan seadil-adilnya.
ADVERTISEMENT
Kedudukan yang semakin tinggi, keluasan ilmu, dan kekuasaan yang semakin besar janganlah menjadikan kita semakin sombong di hadapan orang lain.
Orang bijak semakin menyadari bahwa semakin tinggi kedudukannya semakin tampak kekurangan dirinya. Lebih baik meniru ilmu padi, semakin merunduk semakin berisi.
Artinya semakin tua usia seseorang, semakin tinggi ilmunya, semakin besar kekuasaannya, seharusnya semakin rendah hati. Hal tersebut juga merupakan suatu sikap yang perlu dilandasi keyakinan bahwa seseorang masih memiliki banyak kekurangan.
(FNS)