Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bagaimana Ketentuan Menaati Ulil Amri? Ini Penjelasannya Menurut Islam
29 Agustus 2023 15:48 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Alquran memerintahkan umat Muslim untuk menaati ulil amri selama tidak bertentangan dengan syariat Islam . Perintah menaati ulil amri tertuang dalam Surat An-Nisa ayat 59 yang artinya:
ADVERTISEMENT
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
Meski begitu, seorang Muslim harus memperhatikan ketentuan ulil amri guna memastikan dirinya tetap berada di jalan Allah. Lantas, bagaimana ketentuan menaati ulil amri yang benar?
Pengertian Ulil Amri
Mengutip buku Pengamanan Demonstrasi dalam FIkih Siyasah tulisan Rahmaniah, S.H., ulil amri berasal dari kata ulu yang berarti “yang punya” atau “yang memiliki” dan al-amr yang berarti “kerajaan”, “urusan”, atau “perkara”.
ADVERTISEMENT
Jadi, ulil amri dapat diartikan sebagai orang-orang yang berwenang mengurus urusan kaum Muslimin. Mereka adalah orang-orang yang diandalkan dalam menangani persoalan-persoalan kemasyarakatan. Kata-kata ulil amri dapat dijadikan rujukan oleh umat Muslim untuk menyelesaikan berbagai permasalahan.
Abul A’la al-Maududi dalam kitab al-Khilafah wal Mulk menjelaskan, ulil amri haruslah orang-orang yang benar-benar percaya dan menerima prinsip-prinsip tanggung jawab pelaksanaan tatanan kepemimpinan (khilafah) yang diserahkan kepada mereka.
Seorang ulil amri juga harus bertakwa dan beramal saleh. Mereka tidak boleh terdiri dari orang-orang zalim, fasik, fajir (orang yang melakukan dosa keji seperti zina dan sebagainya), lalai akan Allah, dan melanggar batasan-batasannya.
Bagaimana Ketentuan Menaati Ulil Amri?
Mengutip buku, Kajian Sains, Sosial, dan Keagamaan Ilmu Falak Multi Dimensi oleh Alinea Media Dipantara, Islam meyakini Allah sebagai pemegang kekuasaan atau kedaulatan mutlak. Sedangkan, pemerintah atau pemegang otoritas dalam suatu negara memiliki kekuasaan yang bersifat relatif.
ADVERTISEMENT
Dalam surat An-Nisa ayat 59 disebutkan bahwa perintah taat kepada ulil amri diposisikan setelah perintah taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Artinya, ketaatan kepada ulil amri wajib dilakukan selama ulil amri tersebut taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dengan kata lain, umat Muslim wajib menaati ulil amri selama hukum-hukum dan kebijaksanaan politik yang mereka putuskan tidak bertentangan dengan Alquran dan As-Sunnah. Karena itu, ulil amri tidak bisa dipilih sembarangan. Ada beberapa kriteria yang membuat seseorang dapat terpilih sebagai ulil amri. Apa saja?
Kriteria Ulil Amri
Ulil amri dianggap sah jika memenuhi syarat berikut:
ADVERTISEMENT
(ADS)
Live Update