Konten dari Pengguna

Buku Besar: Fungsi, Jenis, Contoh, dan Cara Membuatnya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
9 Februari 2022 15:45 WIB
·
waktu baca 5 menit
clock
Diperbarui 17 Februari 2022 12:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi buku besar. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi buku besar. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Buku besar memiliki peranan penting untuk menyusun laporan keuangan dan mencatat berbagai perubahan transaksi keuangan yang terjadi dalam satu periode akuntansi secara merinci.
ADVERTISEMENT
Buku besar ini merupakan laporan keuangan yang wajib dimiliki oleh setiap pelaku ekonomi, seperti perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki jumlah buku besar yang berbeda-beda tergantung kondisi keuangan dan jumlah kekayaan yang dimiliki, volume transaksi, dan jenis informasi yang diinginkan dalam buku besar.

Pengertian Buku Besar

Menurut jurnal umum yang berjudul Modul Teknisi Akuntansi dalam Jaringan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, buku besar adalah tempat untuk mencatat secara sistematis seluruh transaksi finansial yang berhubungan dengan aktiva, modal, biaya, dan penghasilan.
Buku besar akuntansi juga dapat diartikan sebagai buku yang berisi semua perkiraan transaksi keuangan. Buku tersebut digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan utama, laba rugi, arus kas, dan neraca perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa buku besar dalam akuntansi adalah wadah pemindahan catatan perkiraan transaksi dari jurnal maupun buku kecil. Kemudian, catatan perkiraan tersebut dapat dikelompokkan menjadi satu buku besar yang mencatat keseluruhan transaksi keuangan.
ADVERTISEMENT
Aktivitas pemindahan atau pengelompokan dari jurnal ke buku besar ini dikenal sebagai posting. Nama-nama akun yang dipakai dalam jurnal keuangan tersebut juga harus sama dengan nama akun yang terdapat di buku besar.
Adapun perkiraan yang dilaporkan ke dalam neraca, yaitu aktiva, kewajiban dan modal yang disebut sebagai perkiraan riil. Sedangkan, perkiraan yang dilaporkan ke dalam perhitungan laba rugi adalah pendapatan dan beban yang disebut perkiraan nominal (sementara).

Fungsi Buku Besar

Ilustrasi fungsi buku besar. Foto: Pexels.com
Berdasarkan buku Pengantar Akuntansi I (Teori dan Praktik) oleh Diyah Santi Hariyani, fungsi utama buku besar adalah untuk mencatat transaksi keuangan secara keseluruhan dalam satu periode akuntansi. Berikut ini adalah fungsi buku besar lainnya yang perlu kamu ketahui:
ADVERTISEMENT

Jenis-jenis Buku Besar

Ilustrasi jenis-jenis buku besar. Foto: Pexels.com
Mengutip dari laman Accounting Capital, berikut ini jenis-jenis buku besar yang biasanya digunakan dalam akuntansi:
1. Buku besar penjualan
Buku besar penjualan merupakan buku besar yang mencatat transaksi penjualan produk, layanan, atau harga pokok penjualan ke pelanggan. Buku besar ini memberikan informasi tentang akuntansi pendapatan penjualan dan laporan laba rugi.
2. Buku besar pembelian
Buku besar pembelian ini mencatat pengaturan transaksi pembelian jasa, produk atau barang yang dilakukan suatu perusahaan. Buku besar ini dapat membantu perusahaan melihat jumlah pengeluaran yang dibayarkan ke perusahaan lain.
3. Buku besar
Perusahaan akan membuat satu buku besar umum yang mencakup dua subtipe buku besar, yaitu buku besar nominal dan pribadi. Buku besar nominal akan memberikan informasi tentang pengeluaran, pendapatan, depresiasi, asuransi, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan buku besar pribadi akan memberikan informasi pribadi perusahaan, seperti gaji, upah, modal, dan sebagainya. Dengan begitu, buku besar pribadi ini tidak dapat diakses oleh semua orang di dalam perusahaan.

Contoh Buku Besar

Menurut buku Pengantar Akuntansi yang ditulis oleh Margo Saptowinarko dan Endang Wulandari, terdapat beberapa contoh buku besar akuntansi dalam berbagai bentuk yang perlu kamu ketahui. Berikut ini penjabarannya:
1. Buku besar bentuk T
Buku besar bentuk T merupakan buku besar yang paling sederhana di antara yang lainnya. Bentuk ini mempunyai dua sisi, yaitu sisi debit dan sisi kredit. Bentuknya adalah sebagai berikut:
Buku besar bentuk T. Sumber: Buku Pengantar Akuntansi yang ditulis oleh Margo Saptowinarko dan Endang Wulandari
2. Bentuk Skontro 2 kolom
Buku besar skontro 2 kolom. Sumber: Buku Pengantar Akuntansi yang ditulis oleh Margo Saptowinarko dan Endang Wulandari
Bentuk skontro merupakan bentuk buku besar yang disempurnakan dari rekening bentuk T sebelumnya. Buku besar ini disebut bentuk dua kolom karena memiliki sisi debit maupun kredit yang terbagi menjadi dua kolom tanggal, keterangan, referensi, dan jumlah.
ADVERTISEMENT
Berikut ini adalah contoh buku besar bentuk skontro 2 kolom:
3. Bentuk Staffel 3 kolom
Buku besar staffel 3 kolom. Sumber: Buku Pengantar Akuntansi yang ditulis oleh Margo Saptowinarko dan Endang Wulandari
Buku besar bentuk staffel 3 kolom ini memiliki kolom saldo tunggal yang sering dipakai saat membutuhkan penjelasan dari transaksi keuangan yang relatif banyak. Berikut ini contohnya:
4. Bentuk saldo rangkap 4 kolom
Buku besar bentuk saldo rangkap 4 kolom. Sumber: Buku Pengantar Akuntansi yang ditulis oleh Margo Saptowinarko dan Endang Wulandari
Buku besar bentuk saldo rangkap 4 kolom ini menyerupai rekening berbentuk tiga kolom. Hanya saja yang membedakan dalam kolom saldo buku besar bentuk rangkap 4 ini terbagi menjadi dua kolom, yaitu kolom debit dan kredit.
Pada umumnya perusahaan menggunakan rekening berbentuk tiga kolom maupun empat kolom. Sebab, kedua bentuk itu setiap saat dapat diketahui saldonya, sehingga mempermudah pemeriksaan.

Cara Membuat Buku Besar

Ilustrasi cara membuat buku besar. Foto: Pexels.com
Menurut buku Pengantar Akuntansi yang ditulis Margo Saptowinarko dan Endang Wulandari, berikut ini 10 tahapan cara membuat buku besar dari jurnal umum:
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
(FNS)