Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ciri-Ciri Pantun, Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contohnya
18 April 2022 17:04 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang berasal dari Melayu. Sama seperti karya sastra lainnya, pantun juga memiliki ciri khasnya sendiri. Ciri-ciri pantun ini telah diajarkan dalam pelajaran bahasa Indonesia Sekolah Dasar (SD).
ADVERTISEMENT
Sebelum membahas ciri-ciri pantun lebih jauh, sebaiknya ketahui pengertian pantun terlebih dahulu. Berikut penjabaran pengertian pantun secara umum dan menurut para ahli.
Pengertian Pantun
Secara umum, pantun merupakan sebuah karya sastra Melayu yang juga sebuah bahasa tutur untuk menunjukkan tata krama dan keindahan dalam berkomunikasi.
Mengutip buku Kerongsang (500 Pantun Warisan) oleh Rendra Setyadiharja, Yoan Sutrisna Nugraha dan Barozi Alaika, ada pun beberapa pengertian lain dari pantun menurut pendapat ahli, yakni sebagai berikut:
1. UU Hamidy
Pantun adalah bahasa terikat yang dapat memberi arah, petunjuk, tuntunan, dan bimbingan.
2. Hamilton
Pantun terkadang menjadi dendang atau nyanyian orang tua, khususnya kaum ibu untuk mengantarkan anaknya tidur, biasanya pantun berupa cerita atau nasihat.
ADVERTISEMENT
3. Yunos dan Bakar
Pantun adalah termasuk puisi lama yang terdiri dari empat baris atau rangkap, dua baris pertama disebut dengan pembayang atau sampiran, dan dua baris kedua disebut dengan maksud atau isi.
4. Van Ophuysen
Pantun berasal dari daerah Tapanuli (Batak). Pantun dahulu merupakan bahasa rahasia yang digunakan oleh dua orang kekasih. Bahasa rahasia itu menggunakan daun daun kayu. Nama daun-daun kayu itu menyatakan isi pantun.
Ciri-Ciri Pantun
Mengutip buku Think Smart Bahasa Indonesia oleh Ismail Kusmayadi, ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Jenis-Jenis Pantun
Berdasarkan isinya, pantun dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis. Merujuk buku EYD Saku + Pedoman Pembentukan Istilah Dalam Bahasa Indonesia, Kumpulan Pantun, Tanda dan Lambang oleh E. Waridah, pembagian pantun adalah sebagai berikut:
1. Pantun Anak-Anak
2. Pantun Remaja
3. Pantun Orangtua
4. Pantun Jenaka
5. Pantun Teka-teki
Contoh Pantun
Berikut contoh pantun sesuai dengan jenis-jenisnya yang dihimpun dari berbagai sumber.
1. Pantun Anak-Anak
Menghimpun dari buku Serba-Serbi Pantun karya Wendi Widya R. D., berikut contoh pantun anak-anak :
Bintang kecil di langit biru,
sangat indah bila dipandang.
Kini hatiku menjadi haru,
mendengar ibu segera pulang.
Elok rupanya kumbang janti,
dibawa itik pulang petang.
Tidak terkata besarlah hati,
melihat ibu sudah datang.
ADVERTISEMENT
Itik jingga pulang petang,
lewat rumput jangan sampai luka.
Melihat ayah sudah datang,
hati cemas berganti suka.
Pohon mangga banyaklah batang,
begitu pula pohon jati.
Bunda sampai ayah pun datang,
Kami semua senanglah hati
2. Pantun Remaja
Berikut kumpulan pantun remaja seperti yang ditulis dalam buku EYD Saku + Pedoman Pembentukan Istilah Dalam Bahasa Indonesia, Kumpulan Pantun, Tanda dan Lambang oleh E. Waridah:
Jauh di rantau di tepi hutan,
jauhnya hutan tiada berperi.
Janganlah saya kanda tinggalkan,
setelah ditinggal ibalah diri.
Harum sungguh bunga melati,
kembang setangkai di waktu pagi.
Hancur sungguh rasa di hati,
sedang berkasih ditinggal pergi.
Bintang bersinar di dalam kelam,
sampai malam tak terlihat terang.
Disangka panas sampai malam,
ADVERTISEMENT
ternyata hujan datang membayang.
Anak kelinci di Padang Terap,
melompat-lompat dengan senang hati.
Setiap hari dinda berharap,
berharap dengan mengiba hati.
Dua pedati ditarik sapi,
akan berjalan mengelilingi siang.
Disangka indah yang saya mimpi,
ternyata badai menerjang karang.
3. Pantun Orang Tua
Menukil dari buku The Learning Cell Dalam Pembelajaran Menulis Pantun oleh Dra. Wiji Astuti, berikut kumpulan pantun orang tua:
Pohon kelapa buahnya lebat,
ayolah pilih yang paling ranum.
Janganlah kawan lupakan adat,
karena adat adalah hukum.
Ikan pari berenang-renang,
ikan hiu meraih asa.
Syair indah adalah tembang,
bunyi yang baik adalah bahasa.
Lihat kakek membawa bambu,
pergi berjalan ke kampung Raga.
Dari nenek turun ke ibu,
adat budaya perlu dijaga.
Ikan berenang di dalam lubuk,
ADVERTISEMENT
ikan belida dadanya panjang.
Adat pinang pulang ke tampuk,
adat sirih pulang ke gagang.
Lebat daun bunga tanjung,
berbau harum bunga cempaka.
Adat dijaga pusaka dijunjung,
akan terpelihara adat pusaka.
4. Pantun Jenaka
Diambil dari buku Serba-Serbi Pantun oleh Wendi Widya R. D., berikut contoh pantun jenaka:
Limau purut di tepi rawa,
buah dilanting belum masak.
Sakit perut sebab tertawa,
melihat kucing duduk berbedak.
Ambil segulung rotan tua,
sudah diambil mari diurut.
Duduk termenung harimau tua,
melihat kambing mencabut janggut.
Sudah diambil mari diurut,
mari diurut di bawah tangga.
Melihat kambing mencabut janggut,
gajah pula mengorek telinga.
Janda berhias merambah karang,
sirih kuning disangka serai.
Melihat tikus mengasah parang,
datang kucing meminta damai.
ADVERTISEMENT
Sirih kuning dibawa ke Dumai,
dijemur panas daunnya kering.
Melihat kucing meminta damai,
ayam memasak pulut kuning.
5. Pantun Teka-teki
Berikut kumpulan contoh pantun teka-teki yang diambil dari buku Think Smart Bahasa Indonesia oleh Ismail Kusmayadi:
Berjalan-jalan kaki dibuka,
jangan lupa membawa nasi.
Ayo kawan cobalah terka,
semakin tua semakin berisi.
(Jawaban: balon)
Naik kuda berlari ke sana,
dengan bernyanyi tak henti-henti.
Jika kamu benar bijaksana,
hewan apa tanduk di kaki.
(Jawaban: ayam jago)
Anak-anak bermain batu,
batu ditata satu per satu.
Badannya lurus bermata satu,
ekornya tajam apakah itu?
(Jawaban: jarum)
Berlayar bersama ke pulau Bintan,
menyusuri tepi Selat Malaka.
Lebar kepala dari badan,
ikan apakah cobalah terka?
(Jawaban: ikan pari)
(NDA)
ADVERTISEMENT