Konten dari Pengguna

Darah Tinggi: Penyebab, Gejala, dan Penanganannya

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
8 Februari 2022 12:52 WIB
·
waktu baca 5 menit
clock
Diperbarui 8 Agustus 2022 8:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi memeriksakan tekanan darah. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memeriksakan tekanan darah. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Darah tinggi merupakan salah satu penyakit kronis yang bisa sangat berbahaya. Bahkan, risiko tekanan darah tinggi juga bisa dialami wanita hamil.
ADVERTISEMENT
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah keadaan tekanan darah yang melebihi tekanan normal. Menurut buku Ilmu Pengetahuan Alam yang ditulis Siti Zubaidah dkk., hipertensi terjadi saat tekanan darah berada di atas 120/80 mmHg.
Kebalikan dari tekanan darah tinggi adalah hipotensi. Penyakit hipotensi terjadi ketika tekanan darah berada kurang dari 120/80 mmHg. Hipotensi disebut juga dengan tekanan darah rendah.
Menurut Kementerian Kesehatan, seseorang dikatakan mengalami tekanan darah tinggi apabila pada saat duduk tekanan sistolik dirinya mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, ataupun keduanya.
Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih. Namun, tekanan diastoliknya kurang dari 90 mmHg dan masih dalam kisaran normal.
ADVERTISEMENT

Penyebab Tekanan Darah Tinggi

Ilustrasi penyebab tekanan darah tinggi. Foto: Shutterstock.com
Tekanan darah setiap orang dapat bervariasi secara alami. Menurut Kementerian Kesehatan, bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa.
Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik. Tekanan darah akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
Di samping itu, tekanan darah juga berbeda berdasarkan waktu. Tekanan darah paling tinggi terjadi pada waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Itulah yang kemudian menjadi penyebab mengapa tensi biasanya lebih tinggi di pagi hari.
Berdasarkan buku yang ditulis Siti Zubaidah dkk., penyebab utama hipertensi antara lain arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah), obesitas (kegemukan), kurang olahraga, stres, hingga mengonsumsi minuman beralkohol atau makanan yang banyak mengandung garam, lemak, dan kolesterol.
ADVERTISEMENT

Efek dan Gejala Darah Tinggi

Ilustrasi gejala darah tinggi. Foto: Freepik.com
Darah tinggi atau hipertensi merupakan salah satu penyakit dengan gejala yang tidak terlalu tampak. Oleh karena itu, cukup banyak orang yang tidak menyadari kalau dirinya mengidap penyakit tekanan darah tinggi.
Menurut buku berjudul Solusi Sehat Mengatasi Hipertensi karya Redaksi AgroMedia, tanda-tanda tekanan darah tinggi kerap baru dirasakan setelah ada perubahan pada pembuluh darah di jantung, ginjal, atau otak.
Akan tetapi, gejala umum dari hipertensi yang biasanya dirasakan penderita antara lain sakit kepala, pusing, tengkuk terasa pegal, kaku, jantung berdetak lebih cepat, mata terasa berat, rasa ingin jatuh, dan telinga terasa berdenging.
Akibat darah tinggi yang sudah berat dan tidak segera diobati bisa menimbulkan gejala seperti kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah, dan pandangan menjadi kabur karena ada kerusakan pada otak, mata, jantung, maupun ginjal.
ADVERTISEMENT

Cara Menurunkan Darah Tinggi

Ilustrasi pola hidup untuk mengatasi darah tinggi. Foto: Shutterstock.com
Hipertensi kerap diakibatkan oleh pola hidup tak sehat, misalnya, jarang berolahraga, mengonsumsi alkohol, merokok, dan lain-lain. Jadi, cara menurunkan darah tinggi dan mengatasi hipertensi bisa dilakukan mulai dari hal yang sederhana, yaitu menjaga pola hidup sehat.
Mengutip dari buku yang ditulis Siti Zubaidah dkk., penderita perlu menghindari mengonsumsi minuman beralkohol maupun makanan berlemak dan mengandung kolesterol tinggi, berolahraga secara teratur, menghentikan kebiasaan merokok, dan menjauhi faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres.
Selain itu, penderita hipertensi yang disebabkan obesitas harus menurunkan berat badan, sehingga mencapai berat badan ideal.
Mengonsumsi makanan berserat juga membantu mengurangi risiko terkena hipertensi. Serat diketahui dapat mengolah dan mengurangi risiko berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi dan penyakit jantung koroner.
ADVERTISEMENT

Makanan untuk Menurunkan Darah Tinggi

Ilustrasi makanan untuk menurunkan darah tinggi. Foto: Unsplash.com
Mengatur pola makan untuk mengatasi hipertensi adalah dengan mengontrol tekanan darah. Mengutip dari buku berjudul Menu & Resep untuk Penderita Hipertensi karya Rita Ramayulis, gaya hidup dan pola makan dengan tujuan tersebut bisa dengan diterapkan melalui hal-hal seperti berikut:
Adapun beberapa makanan yang dinilai dapat menurunkan darah tinggi antara lain sebagai berikut.
Buah Sitrus
Sitrus merupakan salah satu buah yang diketahui dapat menurunkan darah tinggi. Kandungan berbagai zat di dalamnya dipercaya dapat mengatasi penyakit hipertensi.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Diet Sehat dengan Kode Warna Makanan karya James A. Joseph dkk., buah-buahan sitrus seperti jeruk, lemon, dan lain-lain banyak mengandung karotenoid, terpene, flavonoid, dan vitamin C.
Bawang Putih
Bawang putih juga dinilai memiliki khasiat untuk menyembuhkan hipertensi. Cara menurunkan darah tinggi dengan bawang putih bisa dengan:
1. Dimakan Mentah
Cara pertama adalah dengan memakannya secara langsung. Cara ini terbilang sederhana. Kamu cukup memakannya mentah-mentah.
2. Dijadikan Bubuk
Jika tak ingin memakan bawang putih langsung, kamu bisa membuatnya menjadi bubuk terlebih dahulu dan baru mengonsumsinya.
3. Dibuat Menjadi Minyak Bawang Putih
Cara mengonsumsi bawang putih untuk menurunkan darah tinggi juga bisa dengan menjadikannya minyak bawang putih.
4. Dicampurkan ke dalam Masakan
ADVERTISEMENT
Cara lainnya adalah menggunakan bawang putih sebagai salah satu bumbu masak. Bagi kamu yang tidak terlalu suka dengan aroma bawang yang menyengat bisa menggunakan cara ini.
Seledri
Jenis sayur untuk menurunkan darah tinggi salah satunya adalah seledri. Menurut buku Cerdas Memilih Sayuran: Plus Minus 54 Jenis Sayuran karya Lanny Lingga, seledri mengandung zat kalium, mangan, vitamin B6, dan vitamin B9. Selain itu, seledri juga mengandung fosfor, kalsium, magnesium, zat besi, vitamin B1, dan vitamin B2.
Kandungan mineral pada seledri dinilai baik untuk mencegah tekanan darah tinggi. Kalium dan magnesium di dalamnya dapat mengurangi garam natrium yang bisa menyebabkan tekanan darah naik.
(AMP)