Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Ibadah Mahdhah: Pengertian, Contoh, dan Perbedaannya dengan Ibadah Ghairu
13 April 2022 18:38 WIB
·
waktu baca 7 menitDiperbarui 21 Juli 2023 19:32 WIB
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap umat beragama sudah pasti memiliki aktivitas keagamaan yang dapat disebut juga dengan ibadah. Secara garis besar, ibadah dalam ajaran Islam terbagi menjadi dua kelompok, yakni ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah.
ADVERTISEMENT
Menurut syariat Islam, ibadah merupakan sesuatu yang penting bahkan dijadikan sebagai tujuan dari diciptakannya makhluk di alam semesta. Terkait hal ini, Alquran telah menegaskannya dalam surat Az-Zariyat ayat 56 yang berbunyi:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Artinya: “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.”
Selain ayat di atas, Rasulullah SAW juga menambahkan melalui sabdanya dalam sebuah hadis qudsi yang artinya:
“Sesungguhnya Allah SWT berfirman:
'Wahai anak adam, luangkan waktumu untuk beribadah kepada-Ku, akan Aku penuhi hatimu dengan kekayaan (kecukupan), dan aku lunasi kefakiranmu; bila tidak, Aku penuhi hatimu dengan kesibukan (dunia), dan tidak aku lunasi kefakiranmu.'” (HR. Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Lantas, apa yang dimaksud dengan ibadah mahdhah? Apa perbedaan ibadah mahdhah dengan ibadah ghairu ? Simak ulasan artikel di bawah ini hingga tuntas untuk mengetahui jawaban lengkap dari pertanyaan tersebut.
ADVERTISEMENT
Pengertian Ibadah Mahdhah
Menurut ilmu fiqih, ibadah mahdhah adalah jenis ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah SWT. Ibadah ini memiliki sifat yang murni. Artinya, ketentuannya tidak boleh diubah-ubah dan harus mengikuti yang sudah ditetapkan Allah SWT.
Junaidi Ahmad menerangkan dalam buku Rahasia Selamat dari Siksa Kubur Ibadah-Ibadah Khusus agar Terhindar dari Pedihnya Api Neraka, ibadah mahdhah ini terbagi menjadi tiga ciri, yakni sebagai berikut:
ADVERTISEMENT
Prinsip Ibadah Mahdhah
M. Khalilurrahman Al-Mahfani, Ma dan Abdurrahim Hamdi, MA dalam buku Kitab Lengkap Panduan Shalat menjabarkan prinsip ibadah mahdhah menjadi beberapa bagian berikut ini:
1. Harus Didasarkan pada Dalil Perintah
Dalil perintah untuk melaksanakan ibadah mahdhah ini harus bersumber dari Alquran dan As-Sunnah. Jadi, ibadah tersebut tidak boleh ditetapkan oleh akal atau logika keberadaannya karena merupakan peranan wahyu.
2. Tata Caranya Sesuai yang Dicontohkan Rasulullah SAW
Salah satu tujuan Allah SWT mengutus Rasulullah SAW, yakni untuk memberikan contoh dan tauladan bagi umatnya. Hal ini sebagaimana diterangkan dalam surat An-Nisa ayat 64, Allah SWT berfirman:
وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا لِيُطَاعَ بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَلَوْ اَنَّهُمْ اِذْ ظَّلَمُوْٓا اَنْفُسَهُمْ جَاۤءُوْكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللّٰهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُوا اللّٰهَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا
Artinya: “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul melainkan untuk ditaati dengan izin Allah.
ADVERTISEMENT
Dan sungguh, sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampunan untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa: 64)
Dalam ayat lain, Allah SWT kembali berfirman:
مَآ اَفَاۤءَ اللّٰهُ عَلٰى رَسُوْلِهٖ مِنْ اَهْلِ الْقُرٰى فَلِلّٰهِ وَلِلرَّسُوْلِ وَلِذِى الْقُرْبٰى وَالْيَتٰمٰى وَالْمَسٰكِيْنِ وَابْنِ السَّبِيْلِۙ كَيْ لَا يَكُوْنَ دُوْلَةً ۢ بَيْنَ الْاَغْنِيَاۤءِ مِنْكُمْۗ وَمَآ اٰتٰىكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهٰىكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْاۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِۘ
Artinya: “Harta rampasan (fai') dari mereka yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.
ADVERTISEMENT
Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya.” (QS. Al Hasyr: 7)
3. Bersifat Supra Rasional atau di atas Jangkauan Akal
Mengapa ibadah mahdhah bersifat supra rasional? Sebab, ibadah tersebut bukan ukuran logika karena bukan dalam kapasitas pemikiran akal, melainkan wilayah wahyu. Di sini, akal hanya berfungsi memahami rahasia di baliknya yang disebut hikmah tasyri'.
4. Berasaskan Taat
Ketaatan atau kepatuhan kepada Allah merupakan titik poin yang dituntut dari seorang hamba dalam melaksanakan ibadah mahdhah. Seorang yang mengaku telah beriman kepada Allah wajib meyakini bahwa apa yang diperintahkan kepadanya semata-mata untuk kepentingan dan kebahagiaannya.
Itu karena bagi Allah tidak akan ada manfaat dan mudharatnya jika seorang hamba taat ataupun ingkar kepada-Nya.
ADVERTISEMENT
Contoh Ibadah Mahdhah
Ibadah mahdhah ini harus dilakukan semata-mata bertujuan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Mengutip buku Dahsyatnya Shalat Tasbih terbitan Agromedia Pustaka, beberapa contoh ibadah mahdhah adalah:
1. Salat
Dalam pelaksanaannya, salat harus dilakukan sesuai dengan apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dan tidak diizinkan menambah atau menguranginya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Salatlah kamu sebagaimana aku mengerjakan salat.” (HR. Bukhari).
2. Haji
Contoh lainnya adalah melaksanakan haji. Ibadah haji yang dilakukan oleh umat Muslim ini juga harus mengikuti jejak yang diajarkan Rasulullah SAW.
Dalam sebuah hadis disebutkan: “Rasulullah SAW bersabda: 'Ambillah contoh dari aku tentang cara-cara melakukan ibadah haji.'” (HR. Abu Daud)
Dijelaskan pula dalam hadis lain, apabila seseorang mengada-ada dalam melakukan ibadah mahdhah, tidak sesuai ajaran Rasulullah SAW, maka ibadahnya akan tertolak. Dari Aisyah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:
ADVERTISEMENT
“Barangsiapa mengada-adakan (sesuatu yang baru) dalam urusan (agama) kami ini, apa-apa yang tidak ada darinya (tidak kami perintahkan) maka ia tertolak.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Perbedaan Ibadah Mahdhah dan Ibadah Ghairu
Merujuk buku Dahsyatnya Shalat Tasbih terbitan Agromedia Pustaka, ibadah ghairu tidak sekadar menyangkut hubungan dengan Allah SWT, tetapi juga berkaitan dengan hubungan sesama makhluk (hablum minallah wahablum minannas).
Hubungan sesama makhluk ini tidak hanya antar sesama manusia, tetapi juga dengan lingkungannya. Salah satu dalil yang mengajarkan pelaksanaan ibadah ghairu terdapat dalam Alquran surat Al Maidah ayat 2 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id,
ADVERTISEMENT
dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu.
Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka).
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
Ciri-Ciri Ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah
Dikutip dari Modul dari Muallaf Menuju Muslim Kaffah: Ajaran-Ajaran Dasar Islam bagi Muallaf oleh Azhari Akmal Tarigan, dkk., (2022: 84-85), berikut adalah ciri-ciri ibadah mahdah dan ghairu mahdhah yang bisa dipahami umat Muslim.
ADVERTISEMENT
Ibadah Mahdhah
Ibadah mahdhah adalah ibadah yang mengandung hubungan dengan Allah semata, seperti salat, zakat, puasa, dan haji. Ciri-ciri ibadah mahdhah, yaitu:
Contoh sederhana ibadah mahdhah adalah salat. Salat merupakan aktivitas yang sejak awal dinilai sebagai ibadah berdasarkan dalil yang ada, dikerjakan dengan niat mendapat pahala di akhirat, serta alasan pelaksanaannya tidak dapat dijangkau oleh akal manusia.
ADVERTISEMENT
Ghairu Mahdhah
Ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang tata cara pelaksanaannya tidak diatur secara rinci oleh Allah dan Rasulullah. Ciri-ciri ibadah ghairu mahdhah, yaitu:
Contoh sederhana dari ibadah ghairu mahdhah adalah aktivitas makan. Makan pada asalnya bukanlah ibadah khusus. Orang bebas mau makan kapan saja, baik ketika lapar ataupun tidak lapar, dan dengan menu apa saja, kecuali yang Allah haramkan.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, aktivitas makan tersebut bisa berpahala ketika pelakunya meniatkan agar memiliki kekuatan (tidak lemas) untuk salat atau berjalan menuju masjid. Selain itu, manusia tidak membutuhkan wahyu untuk bisa mengetahui pentingnya makan.
(NDA & SFR)