Memahami Apa Itu Redenominasi Rupiah dan Dampaknya bagi Perekonomian Indonesia

Kabar Harian
Menyajikan beragam informasi terbaru, terkini dan mengedukasi.
Konten dari Pengguna
6 Juli 2023 13:37 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Kabar Harian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi desain uang rupiah hasil redenominasi yang menghilangkan 3 angka nol di belakang. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi desain uang rupiah hasil redenominasi yang menghilangkan 3 angka nol di belakang. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Redenominasi rupiah adalah penyederhanaan nilai rupiah tanpa mengurangi nilai tukarnya. Ide redenominasi rupiah telah menjadi wacana Bank Indonesia (BI) sejak lama yang belum terealisasikan hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Mengutip kumparanBISNIS, Gubernur BI Perry Warjiyo mengaku pihaknya sudah menyiapkan desain uang hingga tahap implementasi. Namun, masih perlu landasan hukum yang harus disepakati pemerintah dan DPR untuk mengimplementasikan ide redenominasi rupiah.
“Kami dari dulu sudah siap. Jadi redenominasi sudah kami siapkan dari dulu. Masalah desainnya, kemudian juga masalah tahapan-tahapannya itu sudah kami siapkan sejak dari dulu, secara operasional dan bagaimana untuk langkah-langkahnya,” ungkap Perry dalam konferensi pers di Kantor Pusat BI, Kamis (22/6).
Sebenarnya, apa itu redenominasi rupiah dan apa pengaruhnya bagi perekonomian Indonesia?

Apa Itu Redenominasi Rupiah?

Ilustrasi Uang Rupiah. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Mengutip buku Manajemen Keuangan Internasional oleh Dr. Darmawan, M.AB, redenominasi rupiah adalah penyederhanaan pecahan mata uang dengan mengurangi digit nol tanpa mengubah nilai tukar atau daya beli mata uang tersebut. Nantinya, redenominasi rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp1.000 menjadi Rp1.
ADVERTISEMENT
Redenominasi biasanya dilakukan ketika kondisi ekonomi suatu negara stabil dan menuju ke arah yang lebih sehat. Karena itu, butuh pertimbangan dan persiapan matang bagi sebuah negara sebelum menerapkannya.
Dilihat dari definisi dan contohnya, redenominasi berbeda dengan sanering yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1959. Sanering adalah pemotongan nilai uang yang membuat terjadinya penurunan daya beli masyarakat. Saat itu, uang pecahan Rp1.000 dipangkas sampai 90 persen hingga nilainya turun menjadi Rp1.

Tujuan Redenominasi Rupiah

Ilustrasi uang rupiah Foto: Maciej Matlak/Shutterstock
Mengutip buku Bonus Demografi sebagai Peluang Indonesia dalam Percepatan Pembangunan Ekonomi oleh Agus Yulistiyono dkk., denominasi atau nominal rupiah yang terlalu besar akan menyebabkan inefisiensi dalam perekonomian. Waktu transaksi menjadi lebih lama karena keterbatasan kemampuan alat hitung yang membuat digitnya harus dipecah dalam beberapa kali proses.
ADVERTISEMENT
Redenominasi rupiah dilakukan dengan tujuan mengatasi masalah-masalah semacam itu. Dengan demikian, masyarakat dapat melakukan transaksi dengan lebih mudah, efektif, dan efisien.
Selain itu, pengurangan jumlah digit nol pada redenominasi rupiah juga diharapkan dapat memudahkan perhitungan dan transaksi sehari-hari. Hal ini akan mengurangi risiko kesalahan dalam kegiatan ekonomi.

Dampak Redenominasi Rupiah

Ilustrasi desain uang rupiah hasil redenominasi yang menghilangkan 3 angka nol di belakang. Foto: Istimewa
Setelah direalisasikan, redenominasi rupiah akan membawa berbagai dampak bagi kegiatan perekonomian Indonesia secara keseluruhan, di antaranya:

1. Kegiatan Perekonomian Lebih Efisien

Dampak positif dari redenominasi rupiah sama seperti tujuan yang diharapkan, yaitu adanya efisiensi dalam perekonomian dan kegiatan usaha. Selain itu, redenominasi juga dapat mengangkat derajat rupiah dan Indonesia dalam berbagai kerja sama ekonomi internasional.

2.Memicu Kenaikan Harga

Redenominasi rupiah dapat memicu kenaikan harga jika tidak dilakukan pengawasan harga yang ketat. Sebagai ilustrasi, harga barang sebelum redenominasi adalah Rp5.800 per unit. Jika redenominasi rupiah dilakukan dengan menghilangkan tiga digit nol di belakang nominalnya, maka harga barang yang baru adalah Rp5,8.
ADVERTISEMENT
Namun, ada kecenderungan penjual membulatkan harga barangnya menjadi Rp6 per unit. Jika semua penjual melakukan itu, dikhawatirkan akan terjadi kenaikan harga alias inflasi besar-besaran.

3. Penyesuaian Harga bagi Pengusaha

Jika redenominasi diimplementasikan, pengusaha harus menyesuaikan harga barang dengan jumlah yang cukup besar. Dengan begitu, harga barang akan menjadi naik dan berpotensi menimbulkan dampak negatif berupa inflasi.
(ADS)